• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Menggali Inspirasi dari Buku “Santri Nikah Jomblo Punah”

Dengan cara inilah seseorang bisa menikmati dan menghargai dirinya sendiri. Jadi siapapun, laki-laki maupun perempuan harus terus berkarya. Baik sebelum maupun setelah menikah

Ratu Mawaddah Ratu Mawaddah
25/06/2023
in Buku
0
Santri Nikah

Santri Nikah

848
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Judul: Santri Nikah Jomblo Punah
Penulis: Anifatul jannah
Penerbit: BELIBIS PUSTAKA
Cetakan I, November 2018
Cetakan II, April 2019
Jumlah halaman: xvi+ 189 hlm ;20,5 x 14cm
ISBN:978-602-5653-29-2

Mubadalah.id – Selama hampir satu bulan ini saya tengah asik membaca buku “Santri Nikah Jomblo Punah” Karya Anifah Hambali, seorang aktivis perempuan yang senang menulis dan berbisnis.

Buku “Santri Nikah Jomblo Punah” berisi 189 halaman dan memuat sembilan belas judul mengenai kehidupan santri, tips dan trik menuju pernikahan serta tantangan yang mesti dihadapi anak muda agar lebih berdaya saing.

Dalam bab Santri Milenial, Anifa mengulas bagaimana seharusnya santri menempatkan diri agar menjadi sosok ideal demi meraih masa depan, salah satunya dengan berkarya.

Buku ini secara gamblang memang untuk santri. Namun ketika saya membaca bukunya hingga akhir, saya kira apa yang Anifah sampaikan ini penting juga untuk anak-anak pada umumnya. Baik yang di pesantren, maupun di luar pesantren.

Salah satu pembahasan yang cukup menarik untuk saya bagikan melalui tulisan sederhana ini ialah tentang “Berkarya tanpa batas”. Menurut Anifah Hambali, berkarya itu tidak ada batasnya dan tidak ada ruginya menghabiskan waktu dengan berkarya.

Baca Juga:

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

Peran Pesantren dalam Kehidupan Kartini

Buku Merayakan Hari-hari Indah Bersama Nabi: Isra dan Mikraj, Malam Perjumpaan Kekasih

Karena dengan cara inilah seseorang bisa menikmati dan menghargai dirinya sendiri. Jadi siapapun, laki-laki maupun perempuan harus terus berkarya. Baik sebelum maupun setelah menikah.

Tidak Perlu Merasa Galau

Selain itu, Anifah Hambali dalam buku yang sama juga ingin menyampaikan bahwa seseorang tidak perlu merasa galau hanya karena dia masih sendiri atau bahasa sekarang single. Justru menurutnya, kesendirian tersebut harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk berkarya dan membahagiakan diri sendiri.

Meskipun karya atau hal baik yang ia lakukan masih sedikit dan belum terlihat hasilnya. Namun hal tersebut sedikitnya bisa membantu kita mengurangi rasa galau dalam diri.

Kata-kata Anifah Hambali tersebut menginspirasi saya yang masih berada di lingkungan pendidikan untuk memanfaatkan waktu muda sebaik mungkin. Karena memang tidak bisa kita pungkiri bahwa rasa galau itu seringkali menimpa anak-anak muda saat ini, termasuk saya.

Entah galau karena belum punya pasangan, atau pun galau karena hal lainnya. Dengan begitu, inspirasi yang Anifah Hambali sampaikan di atas sangat penting untuk terus kita sampaikan dan suarakan. Sehingga anak-anak muda bisa terus semangat untuk menciptakan sebuah karya.

Sejalan dengan itu, dalam buku yang sama Anifah Hambali juga mengutif salah satu quote dari KH. Maimun Zubair yang mengatakan “Mari kita selalu berusaha dengan pikiran dan perilaku positif, semangat meraih hasil terbaik serta saling mendoakan akan keberkahan”.

Menurut pemahaman Anifah Hambali kata-kata tersebut adalah sebuah nasihat bagi anak muda untuk terus semangat belajar, berjuang, berkarya agar terus menumbuhkan pikiran dan prilaku yang positif.

Dengan begitu, tidak ada lagi alasan untuk menghabiskan waktu dengan kegiatan yang tidak penting. Seperti malas-malasan, nyinyirin kesuksesan orang lain, atau galau karena tidak punya pasangan. Justru selagi masih muda, kita harus memanfaatkan waktu yang kita punya untuk berkarya dan mengenali potensi diri sendiri. []

Tags: bukuinspirasiJomblo PunahMengenaliNikahSantri
Ratu Mawaddah

Ratu Mawaddah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Neng Dara Affiah

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

10 Mei 2025
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

25 April 2025
Buku Sarinah

Perempuan dan Akar Peradaban; Membaca Ulang Hari Kartini Melalui Buku Sarinah

23 April 2025
Toleransi

Toleransi: Menyelami Relasi Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keberagaman

23 Maret 2025
Buku Syiar Ramadan Menebar Cinta untuk Indonesia

Kemenag RI Resmi Terbitkan Buku Syiar Ramadan, Menebar Cinta untuk Indonesia

20 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!
  • KB dalam Pandangan Islam
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version