• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Dari Santri untuk Bumi: Melindungi Bumi ala Santri Annuqayah

Komitmen santri Annuqayah tentu juga berangkat dari komitmen pesantren dan sudah memulainya dengan baik. Mereka sudah melakukan berbagai hal untuk melindungi lingkungan dengan caranya sendiri

Alfiatul Khairiyah Alfiatul Khairiyah
17/10/2023
in Publik
0
Santri Annuqayah

Santri Annuqayah

877
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Oktober identik dengan bulannya para santri. Sebentar lagi, 22 Oktober, kita akan merayakan hari santri untuk mengenang dan merefleksikan peran santri terhadap peradaban. Kemenag sudah mengumumkan tema Semangat Jihad Santri Jayakan Negeri dan ini akan menggema di berbagai daerah.

Selama ini, santri juga berperan melakukan Jihad atau berjuang untuk memajukan negeri menjadi bentuk komitmennya pada kerja-kerja kemajuan peradaban. Tentu, hari santri juga sebagai momen untuk merawat dan menumbuhkan spirit Jihad para Santri yang sudah dilakukan sejak dahulu.

Mari Bersiap, belajar ke pesantren dengan penuh semangat, luruskan niat, mengabdi untuk kemaslahatan umat. Dari Mars Hari santri kita tahu kalau sejak awal, santri sudah dididik untuk mendedikasikan pengetahuan dan dirinya untuk kemaslahatan.

Pesantren dan Kemaslahatann Lingkungan

Dari berbagai ruang untuk berkontribusi dalam kemaslahatan, hari ini santri mulai banyak yang bergerak dan ikut serta dalam gerakan melindungi lingkungan. Termasuk di antaranya adalah santri Annuqayah. Ada banyak pondok pesantren yang membangun iklim dan kurikulum pendidikan lingkungan.

Di tengah problem lingkungan seperti perubahan iklim tidak menentu pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam juga menjadi lokus pendidikan lingkungan. Mereka bergerak sesuai dengan iklim pesantren, seperti belajar fikih lingkungan yang kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga:

Tidak Ada Cinta Bagi Ali

Peran Negara Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

Jangan Rusak Lingkungan!

Pesan Al-Qur’an: Jangan Merusak Lingkungan

Pesantren juga menjadi lembaga pendidikan yang terus mengalami tranformasi sesuai dengan kebutuhan saat ini. Sebagai local genius yang dekat dengan masyarakat, pada dasarnya pesantren menjadi center of social transformation dalam lingkup lokal bahkan global.

Karenanya, paradigma pesantren selalu memiliki kedekatan dengan isu-isu atau problem sosial. Jika dulu santri mengisi perjuangan kemerdekaan, ditengah krisis lingkungan, sekarang santri mengisi perjuangan dalam gerakan melindungi lingkungan.

Sekilas tentang Annuqayah

Ngomongin soal santri dan lingkungan, saya punya cerita menarik dari pondok pesantren Annuqayah soal komitmennya dalam melindungi lingkungan. Tapi sebelumnya saya ceritakan dulu tentang pondok pesantren Annuqayah.

Annuqayah merupakan pondok pesantren yang ada di Kabupaten Sumenep Madura, tepatnya di Desa Guluk-Guluk. Karenanya, pondok ini kadang dikenal dengan nama desanya, Guluk-Guluk.

Pada tahun 1981 pesantren Annuqayah pernah menerima penghargaan kalpataru dan saat ini pesantren Annuqayah terpilih menjadi pesantren berwawasan lingkungan. Komitmennya terhadap konservasi lingkungan membuat Annuqayah dinobatkan menjadi 4 pesantren berwawasan lingkungan, selain PP. At-Thariq, Mbalong Ell Firdaus, dan Nurul Haramain.

Pondok pesantren yang usianya sudah lebih dari 1 abad ini merupakan pesantren yang memiliki beberapa daerah pondok di bawah naungan pesantren Annuqayah. Beberapa daerah tersebut kurang lebih terdiri dari 16 daerah pondok pesantren, yang satu daerah terdapat pondok putra dan putri dan ada beberapa daerah yang hanya terdiri dari pondok putri saja.

Sedangkan untuk sekolah formalnya, Annuqayah juga memiliki beberapa sekolah formal putra dan putri. Sekolah formal mulai dari Taman Kanak-kanak, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasan Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, hingga perguruan tinggi.

Bagaimana Santri Annuqayah Melindungi Bumi?

Lalu apa yang bisa kita pelajari dari Annuqayah, terutama santrinya? Apa yang sudah mereka lakukan demi melestarikan lingkungan?

Saya hanya ingin mengambil satu sampel dari kegaiatan yang sudah santri lakukan di Annuqayah. Saya memilih sampel di SMA 3 Annuqayah. Seperti yang saya bilang sebelumnya, lembaga formal di Annuqayah ada banyak, salah satunya adalah SMA 3.

Di SMA 3, salah satu sekolah di Annuqayah yang memiliki komitmen terhadap lingkungan, memiliki komunitas yang fokus mengelola sampah. Komunitas ini namanya Pemulung Sampah Gaul (PSG).

PSG diisi oleh santri-santri putri yang memiliki kegiatan rutin mengelola sampah. PSG sendiri merupakan organisasi ekstrakurikuler sekolah yang bergerak di tiga bisang, diantaranya sampah, pangan lokal, dan pupuk organik.

Sesuai dengan komitmen sekolah untuk mengurangi produksi sampah plastic, PSG membantu komitmen itu untuk terus berjalan. Mereka memiliki bank sampah dan keamanan sampah untuk mengontrol yang melanggar. SMA 3 sudah menerapkan membawa botol air dan kotak makanan untuk belanja agar dapat mengurangi sampah plastik.

Dalam setiap kelas, santri sudah membedakan sampahnya menjadi organik dan non organik. Setelah itu, dalam waktu seminggu sekali santri menyetorkannya pada bank sampah untuk dikelola. Biasanya, santri-santri di PSG akan mendaur ulang sampah unorganik untuk menjadi barang yang bermanfaat, seperti tas dan lainnya.

Santri untuk Pangan Lokal

Pengelolaan sampah yang sudah menjadi green behavior dikalangan santri juga didukung dengan adanya dua devisi lain di PSG, yakni pangan lokal dan pupuk organik. Di bidang pangan lokal, santri memiliki kegiatan pameran pangan lokal dan yang mengorganisir konsumsi saat ada kegiatan di SMA 3.

Saat ada acara di sekolah, santri sudah tidak menggunakan wadah-wadah yang nyampah atau sekali pakai dan terurai lama. Melainkan, dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti daun pisang dan lainnya. Bidang pangan lokal juga memiliki sepetak tanah untuk mereka kelola dengan menanam tanaman-tanaman lokal.

Pengelolaannya juga bersama bidang pupuk organik yang juga mampu menanam tanpa merusak tanah. Tim pupuk organik akan memanfaatkan sampah organik untuk dibuat pupuk yang kadang juga mereka sosialisasikan ke masyarakat sekitar.

Komitmen santri Annuqayah tentu juga berangkat dari komitmen pesantren dan sudah memulainya dengan baik. Mereka sudah melakukan berbagai hal untuk melindungi lingkungan dengan caranya sendiri. Kontribusi santri dari waktu ke waktu selalu berkembang dan sesuai dengan yang kita butuhkan. Selamat menyambut hari santri. []

Tags: 22 oktoberannuqayahbumiHari SantriLingkunganpesantren
Alfiatul Khairiyah

Alfiatul Khairiyah

Founder Pesantren Perempuan dan Mahasiswa Sosiologi Universitas Gadjah Mada

Terkait Posts

Jam Masuk Sekolah

Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

7 Juni 2025
Iduladha

Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

7 Juni 2025
Masyarakat Adat

Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

7 Juni 2025
Toleransi di Bali

Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

7 Juni 2025
Siti Hajar

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

7 Juni 2025
Relasi Kuasa

Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

7 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID