• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Menyuarakan Hak Anak Melalui Pertandingan Bola

Playing escort bertujuan untuk mendorong semangat fair play (permainan yang adil) antara pemain dengan suporter

Siti Nisrofah Siti Nisrofah
20/11/2023
in Pernak-pernik
0
Hak Anak

Hak Anak

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Apa fungsi anak kecil dalam pertandingan bola? Tanya teman saya yang kurang suka menonton bola. Tapi bagi teman-teman yang sering menonton bola pasti sudah tidak asing dengan tampilan tersebut. Di mana pemain profesional yang menggandeng anak kecil saat masuk ke lapangan hingga selesai menyanyikan lagu kebangsaan masing-masing. Ternyata keberadaan anak kecil dalam lapangan bola untuk menyuarakan hak anak.  Sebut saja ia sebagai Playing escort.

Sejak kapan mulai ada playing escort?

Melansir dari beberapa media bola menyebutkan bahwa Playing escort sudah ada sejak tahun 1999-an. EURO 2000 di Belanda dan Belgia menjadi momentum turnamen bola kelas internasional yang menghadirkan Playing escort. Pemandangan demikian semakin lama semakin lumrah dan menjadi budaya dalam pertandingan sepak bola, termasuk di Indonesia.

Di sana juga menyebutkan bahwa FIFA bekerja sama dengan PBB yang bergerak pada pemenuhan kebutuhan ibu dan anak di negara berkembang. Maka sangat wajar jika kemudian Indonesia juga mengadopsi budaya playing escort dalam sepak bola. Yang mana masing-masing pemain sepak bola menggandeng anak kecil ketika memasuki rumput hijau alias lapangan. Bersama-sama mereka menyanyikan lagu kebangsaan masing-masing sebagai sisi nasionalisme.

Tujuan pemain menggandeng anak kecil saat memasuki lapangan

Selain playing escort, keterlibatan anak kecil dalam pertandingan bola juga disebut match mascot, atau child mascot. Keberadaan anak kecil dalam pertandingan bola bertujuan untuk kampanye hak anak. Mengingat begitu pentingnya perlindungan anak terhadap perilaku kekerasan.

Selanjutnya, playing escort bertujuan untuk mendorong semangat fair play (permainan yang adil) antara pemain dengan suporter. Mengapa bisa? Pemain dan suporter adalah contoh langsung bagi anak-anak dalam sebuah pertandingan. Maka sangat tidak etis jika mereka mencontohkan sikap rusuh, gaduh, dan tidak adil.

Baca Juga:

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

Sedangkan bagi anak kecil sendiri, kesempatan menjadi playing escort dapat menciptakan kenangan tak terlupakan karena bisa bertemu dengan pemain idola. Pengalaman berharga ini mampu memotivasi playing escort untuk menjadi pemain bola yang profesional seperti idolanya.

Dengan jumlah penonton yang mencapai ribuan, harusnya kampanye hak anak dalam pertandingan bola sangat efektif. Namun sayangnya, keberadaan playing escort ini belum dipahami secara menyeluruh oleh penonton. Sebagian dari mereka masih menganggap anak kecil yang masuk bersama pemain ke lapangan hanya sebagai aksesoris semata. Padahal, makna yang terkandung dalam playing escort ini sangat dalam dan penting untuk disuarakan.

Playing escort tidak hanya laki-laki, melainkan juga perempuan

Mengingat tujuan utama dari playing escort adalah kampanye peduli anak, maka siapa yang nantinya akan menjadi playing escort harus melibatkan anak laki-laki dan anak perempuan. Mengingat, kekerasan kepada anak marak terjadi. Khususnya anak perempuan yang sering mendapat perlakuan kekerasan.

Apakah harus anak-anak? Sebenarnya tidak harus. Namun, umumnya playing escort adalah anak-anak. Seperti yang pernah terjadi pada tahun 2015 oleh liga Belanda. Saat itu bertepatan dengan hari ibu, sehingga para pemain menggandeng ibu masing-masing saat memasuki lapangan pertandingan.

Tidak mengapa, karena pada dasarnya playing escort ini mengandung pesan kedamaian, keadilan, dan kasih sayang kepada orang-orang yang tersayang.

Meskipun dalam praktiknya, playing escort masih didominasi oleh anak laki-laki. Bahkan ada yang mengatakan bahwa seleksinya membutuhkan biaya yang cukup mahal. Tidak jarang pula, pemilihan playing escort masih tebang pilih berdasarkan latar belakang keluarga.

Jika memang tujuan utamanya adalah kampanye peduli anak dari bahaya kekerasan, kenapa proses pemilihannya harus bersifat demikian? Kurang lebih seperti itu cuitan para netizen di beberapa platform media sosial.

Terlepas dari itu semua, akan lebih bijak jika kembali pada esensi utama keberadaan playing escort dalam turnamen bola yaitu untuk menyuarakan hak anak. Sebagai turnamen yang bergengsi dan memiliki jumlah penggemar yang banyak, maka pertandingan bola harus menciptakan permainan yang sehat, suportif, dan jauh dari kekerasan.

Selain itu, pertandingan bola harus mampu memberikan kesan dan pesan yang positif kepada masyarakat umum bahwa sepak bola adalah permainan yang ramah keluarga. Karena telah mempertimbangkan hak anak yang terus disuarakan. []

 

Tags: anakHak anakolahragaPlaying Escortsepak bola
Siti Nisrofah

Siti Nisrofah

Hanya orang biasa :')

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Film Rahasia Rasa

    Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bekerja itu Ibadah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Malu Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID