• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

3 Pahlawan Perempuan yang Memperjuangkan Pendidikan dan Kesetaraan Gender

Para pahlawan perempuan Indonesia telah membuka jalan. Maka tugas kita sekarang adalah memastikan agar api semangat mereka terus menyala dan menerangi masa depan yang lebih baik

Fajar Pahrul Ulum Fajar Pahrul Ulum
10/11/2023
in Featured, Publik
0
Pendidikan Pahlawan Perempuan

Pendidikan Pahlawan Perempuan

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Tiga pahlawan perempuan di atas merupakan salah satu sosok yang menginspirasi, bukan hanya karena keberaniannya di medan perang, tetapi tentang pendidikan dan kesetaraan.

Mubadalah.id – Hari Pahlawan merupakan sebuah momen untuk mengenang dan memberikan penghormatan kepada para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan dan keadilan. Namun, dalam merayakan hari bersejarah ini, seringkali peran pahlawan perempuan dalam kontribusi mereka terabaikan.

Padahal dalam beberapa catatan sejarah, ada banyak pahlawan perempuan yang ikut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia. Termasuk dalam bidang pendidikan dan kesetaraan gender.

Berikut beberapa peran pahlawan perempuan yang memiliki peran dalam pendidikan dan kesetaraan gender:

Dewi Sartika

Pertama, Dewi Sartika. Beliau merupakan salah satu pahlawan Indonesia yang merintis pendidikan bagi para perempuan.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Perempuan yang lahir pada tanggal 4 Desember 1884 di Bandung, Jawa Barat, itu menjadi pelopor dalam upaya memberikan hak pendidikan yang setara bagi para perempuan.

Dalam memberikan hak pendidikan itu, Dewi Sartika wujudkan dengan mendirikan Sekolah Kartini pada tahun 1904 di Bandung, Jawa Barat.

Nama sekolah ini dipilih sebagai bentuk penghargaan kepada Raden Ajeng Kartini, sosok pahlawan perempuan yang menjadi inspirasi besar dalam perjuangan untuk pendidikan dan kesetaraan gender.

Sekolah Kartini bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga pusat emansipasi pendidikan bagi perempuan. Di sana, Dewi Sartika berusaha memberikan akses pendidikan yang setara bagi perempuan, mengajarkan mereka bukan hanya keterampilan, tetapi juga pengetahuan umum.

Bahkan dengan semangat perjuangannya, Dewi Sartika berhasil membuka pintu bagi ribuan perempuan Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dan mengubah nasib mereka.

Keberanian dan dedikasinya memberikan inspirasi bagi kita semua untuk terus mendorong kesetaraan dan pendidikan yang inklusif.

Terlebih, sebagai bentuk penghargaan kepada Dewa Sartika, pemerintah resmi menetapkan tanggal 2 Mei, sebagai perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Penetapan ini sebagai bentuk untuk menghormati peran Dewi Sartika sebagai tokoh perintis pendidikan dan pengembangan perempuan.

Oleh sebab itu, Dewi Sartika bukan hanya sebagai tokoh sejarah. Tetapi juga teladan yang abadi dalam perjalanan pendidikan Indonesia.

Kartini

Kedua, RA. Kartini. Beliau adalah pionir perjuangan perempuan Indonesia untuk hak pendidikan dan kesetaraan.

Perempuan yang lahir pada tahun 1879 di Jepara berhasil membuka jalan bagi perempuan Indonesia menuju pendidikan modern. Gagasan-gagasannya tentang hak perempuan di bidang pendidikan dan sosial berhasil membawa perubahan yang signifikan dalam pola pikir masyarakat pada zamannya.

Bahkan Kartini menganggap bahwa pendidikan adalah salah satu kunci untuk mencapai kesetaraan gender. Seperti kita ketahui bersama, pada masa Kartini, banyak perempuan dikekang oleh norma dan tradisi patriakhi yang menghambat mereka untuk mengejar pendidikan tinggi.

Oleh sebab itu, dengan sikap dan perjuangannya, Kartini berhasil menggagas sekolah untuk perempuan. Sekolah ini menjadi tempat mereka dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang akan memberi mereka kebebasan intelektual.

Buku Surat-surat Kartini

Kartini mengungkapkan gagasannya melalui serangkaian surat kepada sahabat-sahabatnya, yang kemudian beliau menuliskan dan mengumpulkannya dalam Buku Surat-surat Kartini.

Dalam surat-surat tersebut, Kartini membahas impian dan aspirasinya untuk perempuan. Kartini memimpikan perempuan Indonesia yang merdeka, berpendidikan, dan memiliki hak-hak yang setara dengan kaum laki-laki.

Surat-surat ini bukan hanya pandangan pribadi Kartini. Tetapi juga cerminan aspirasi besar untuk membebaskan perempuan dari belenggu tradisi yang merendahkan dan mendiskriminasi mereka.

Nyi Ageng Serang

Ketiga, Nyi Ageng Serang. Beliau merupakan salah satu pahlawan perempuang yang berjuang dalam medan perang.

Perempuan yang lahir pada 5 Februari 1772 di Serang, Banten terlibat dalam perang Diponegoro (1825-1830). Beliau menjadi salah satu panglima perang di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro.

Keberanian dan kepemimpinannya memberikan inspirasi kepada banyak orang, termasuk perempuan, untuk turut serta dalam perjuangan melawan penjajahan.

Selain berjuang di medan perang, Nyi Ageng Serang juga memahami pentingnya pendidikan untuk mencapai kemandirian bangsa. Ia mendorong pendidikan sebagai sarana untuk membangkitkan semangat kebangsaan dan keadilan.

Dalam pandangannya, pendidikan adalah kunci untuk membebaskan masyarakat dari belenggu penjajahan dan menciptakan generasi yang cerdas.

Pahlawan Nasional

Pada tanggal 10 November 1966, Nyi Ageng Serang dihormati sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia.

Penghargaan ini sebagai pengakuan terhadap perjuangan dan peran Nyi Ageng Serang dalam perjuangan melawan penjajah Belanda. Termasuk dalam memperjuangkan pendidikan dan kesetaraan.

Tiga pahlawan perempuan di atas merupakan salah satu sosok yang menginspirasi, bukan hanya karena keberaniannya di medan perang, tetapi tentang pendidikan dan kesetaraan.

Perjuangan mereka telah memberikan landasan kuat bagi kesetaraan, pendidikan, dan kemandirian perempuan dalam membangun Indonesia yang adil dan berkeadilan.

Oleh sebab itu, para pahlawan perempuan Indonesia telah membuka jalan. Maka tugas kita sekarang adalah memastikan agar api semangat mereka terus menyala dan menerangi masa depan yang lebih baik. []

Tags: GenderKesetaraanMemperjuangkanPahlawanpendidikanperempuan
Fajar Pahrul Ulum

Fajar Pahrul Ulum

Peserta Mubadalah Academy Batch 1 saat ini sedang menempuh studi akhir di kampus ISIF Cirebon

Terkait Posts

Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rumah Tak

    Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID