• Login
  • Register
Selasa, 8 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengenal Lebih Dekat Fatimah Al-Banjari

Fatimah al-Banjari cucu ulama besar Kalimantan, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, penulis kitab terkenal, Sabilal-Muhtadin.

Redaksi Redaksi
17/11/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Fatimah al-Banjari

Fatimah al-Banjari

891
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di Banjarmasin, ada perempuan ulama terkenal bernama Fatimah al-Banjari. Orang-orang menyebutnya Syekhah Fatimah binti Syekh Abdul Wahab.

Fatimah al-Banjari cucu ulama besar Kalimantan, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, penulis kitab terkenal, Sabilal-Muhtadin.

Syekhah Fatimah al-Banjari adalah anak perempuan dari Syarifah binti Syekh Arsyad yang bersuami Syekh Abdul Wahab – Bugis (sahabat Syekh Muhammad Arsyad).

Fatimah al-Banjari tumbuh dan besar di dalam keluarga ulama besar tersebut. Di sanalah, dan dari merekalah, Fatimah belajar al-Qur’an dan ilmu-ilmu keislaman, seperti, bahasa Arab, ilmu tafsir, ilmu hadits, ushuluddin (teologi), fiqh, dan lain-lain.

Bersama saudara seibunya, Muhammad As’ad, Syekhah Fatimah aktif mengajar dan berdakwah agama Islam di Tanah Banjar.

Baca Juga:

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

Hari Raya Waisak: Mengenal 7 Tradisi dan Nilai-Nilai Kebaikan Umat Buddha

Mengenal Istilah Keulamaan Perempuan

Mengenal Konsep Keluarga Maslahah An-Nahdliyyah (KMaN)

Keluarga besar Syekh Arsyad menjadi guru, kiai, dan nyai di tempatnya masing-masing. Fatimah menjadi guru di dalam komunitas kaum perempuan, tidak dalam komunitas laki-laki.

Di samping berdakwah dan mengajar, Fatimah juga menulis kitab fiqh berjudul Perukunan Jamaluddin.

Kitab ini berisi tentang persoalan fiqh, seperti shalat, puasa, dan penyelenggaraan jenazah. Banyak orang tidak tahu bahwa kitab ini adalah karya seorang perempuan ulama bernama Fatimah.

Mereka hanya tahu bahwa penulisnya ialah Syekh Jamaluddin. Nama kitabnya dihubungkan dengan ulama laki-laki ini: Perukunan Jamaluddin.

Kemudian, pertanyaan banyak orang ialah mengapa begitu? Ya, mengapa identitas penulis buku tersebut bukan Syekhah Fatimah?

Analisis Martin van Bruinessen menduga kuat bahwa hal itu karena ada anggapan bahwa pada masa itu, menulis kitab adalah “pekerjaan” laki-laki.

Lebih jauh, guru besar studi Islam dari Belanda ini berpendapat, kalau sejarah digali, tidak mustahil kita akan menemukan sejumlah perempuan lain yang menguasai ilmu-ilmu agama dan telah menulis kitab.

Tetapi sumbangan atau peran mereka tak cukup mendapat kepercayaan. Budaya patriarki di banyak tempat di dunia sering kali menyembunyikan kehebatan intelektualitas perempuan. []

Tags: dekatFatimah al-Banjarimengenal
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

relasi laki-laki dan perempuan yang

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

8 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

8 Juli 2025
IBu

Kasih Sayang Seorang Ibu

7 Juli 2025
Kasih Sayang Orang Tua

Pentingnya Relasi Saling Kasih Sayang Hubungan Orang Tua dan Anak

7 Juli 2025
Amalan Muharram

Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual

7 Juli 2025
Kewajiban dan hak

Jangan Hanya Menuntut Hak, Tunaikan Juga Kewajiban antara Orang Tua dan Anak

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Retret di sukabumi

    Pengrusakan Retret Pelajar Kristen di Sukabumi, Sisakan Trauma Mendalam bagi Anak-anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasih Sayang Seorang Ibu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menimbang Kebijakan Nikah Massal
  • Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis
  • Sejarah Ulama Perempuan yang Membisu dalam Bayang-bayang Kolonialisme Ekonomi
  • Kasih Sayang Seorang Ibu
  • Intoleransi di Sukabumi: Ketika Salib diturunkan, Masih Relevankah Nilai Pancasila?

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID