Mubadalah.id – Akhir-akhir ini, kita sering dibuat mengelus dada melihat berbagai kasus kekerasan yang dilakukan anak terhadap orang tua kandungnya sendiri. Salah satu yang menggemparkan adalah kasus seorang pria asal Kalimantan Barat. Di mana ia tega menggorok leher ayah dan menikam ibunya hingga tewas lantaran tak memberikan uang sebesar Rp 2 juta untuk membeli handphone.
Fenomena seperti ini menjadi alarm peringatan bagi para orangtua, untuk berusaha mendidik dan menanamkan akhlak mulia kepada anak sedini mungkin. Sehingga anak kita harapkan bisa tumbuh menjadi sosok yang berakhlak mulia, alim dan membawa keberkahan, baik bagi keluarga maupun masyarakat luas.
Di samping itu memiliki anak yang alim dan salih tak hanya membawa keberkahan di dunia saja. Di akhirat kelak anak yang alim dan salih bisa menjadi ladang investasi amal yang terus mengalir meskipun kedua orangtuanya telah tiada. Sebab doa yang terus kita panjatkan serta ilmu yang orangtua berikan kepada anaknya. Ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw;
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ، وَعِلْمٌ يُنْتَفَعُ بِهِ، وَوَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ
“Ketika seseorang telah meninggal terputuslah semua amalnya kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang senantiasa mendoakannya.” (HR. Imam Tirmidzi)
Lantas bagaimana supaya kita dikaruniai anak atau keturunan yang alim dan salih?
Syaikh Az Zarnuji dalam kitabnya Ta’lim Mut’allim menjelaskan terkait tips agar memperoleh karunia anak atau keturunan yang alim dan salih. Pengarang yang kitabnya banyak dikaji di berbagai pesantren ini menjelaskan tips tersebut dengan mengutip perkataan Imam As Syairazi berikut;
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَكُونَ ابْنُهُ عَالِمًا فَيَنْبَغِي أَنْ يُرَاعِيَ الْغُرَبَاءَ مِنَ الْفُقَهَاءِ وَيُكْرِمَهُمْ وَيُعَظِّمَهُمْ وَيُعْطِيَهُمْ شَيْئًا، فَإِنْ لَمْ يَكُنِ ابْنُهُ عَالِمًا يَكُونُ حَفِيدُهُ عَالِمًا.
”Barang siapa ingin anaknya menjadi seorang alim (berilmu), maka ia hendaknya memuliakan dan memperhatikan para ulama yang datang dari jauh. Ia juga perlu menghormati, memuliakan, dan memberikan sesuatu kepada mereka. Jika anaknya tidak menjadi alim, maka cucunya akan menjadi alim.”
Nasehat Syaikh Az Zurnaji
Tips yang Syaikh Az Zarnuji tawarkan di atas banyak kita temukan di lingkungan pesantren. Tak jarang banyak wali santri kerap mengajak anaknya untuk sowan (bertamu). Yakni untuk meminta doa sembari membawa barang untuk kita berikan pada para ulama (kyiai) atau pengasuh pesantren.
Namun tradisi seperti ini belakangan mulai kita tinggalkan dan terlupakan oleh kebanyakan orang. Apalagi di tengah zaman yang modern ini, kemajuan pesat dalam bidang kecerdasan buatan (AI), Google dan platform pendidikan daring, memungkinkan anak-anak belajar secara mandiri tanpa harus selalu bertemu guru atau ulama secara langsung. Sumber ilmu kini mudah kita akses hanya dengan sekali klik.
Kendatipun demikian, tips yang Syaikh Az Zarnuji tawarkan telah menjadi resep yang ampuh dan telah banyak terbukti oleh para orang tua pada zaman dulu. Bahkan hingga sekarang masih teruji. KH Bahauddin Nur Salim adalah salah satu contohnya. Ulama kondang yang lebih kita kenal dengan sapaan Gus Baha ini, dalam sebuah pengajian channel youtube pernah membocorkan rahasia kealimannya.
Beliau menuturkan dulu ketika masih kecil, Kiai Nur Salim ayah beliau, kerap kali mengajak sowan Gus Baha ke para ulama di Lasem. Sebab keberkahan sowan inilah Gus Baha menjadi tokoh ulama hebat yang diidolakan jutaan orang seperti yang kita kenal saat ini. []