• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Gus Ulil Ngaji Ihya’ Ulumuddin: Cara Mengobati Penyakit Ujub

Menurut Al-Ghazali, berbangga diri atau penyakit ujub dapat menghambat datangnya pertolongan Allah Swt.

Salman Akif Faylasuf Salman Akif Faylasuf
05/12/2024
in Hikmah
0
Penyakit Ujub

Penyakit Ujub

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam hidup, manusia akan dihadapkan dengan cobaan-cobaan yang Allah Swt berikan. Cobaan tersebut dapat berupa suatu hal yang positif menurut manusia atau bahkan hal versi negatif seperti halnya musibah. Terkadang, sebagai manusia kita tidak menyadari bahwa kenikmatan yang Allah berikan adalah sebuah cobaan untuk diri kita sendiri.

Berawal dari cobaan tersebut dapat kita lihat, apakah kita bisa mengakui bahwa segala kenikmatan berasal dari Allah Swt. atau justru kita mengingkarinya. Jika kita lupa bahwa kenikmatan tersebut berasal dari Allah Swt. dan memilih untuk membanggakan diri, maka itulah yang kita sebut dengan ujub.

Kita tahu, bahwa ujub adalah sebuah penyakit yang ada di dalam hati seseorang. Ujub dalam hal ini adalah ketika seseorang melihat diri sendiri luar biasa dan ia ingin semua orang menghormatinya. Orang yang memiiliki sifat ujub ini, kata Gus Ulil, melihat hina orang lain padahal setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan yang harusnya kita tidak melakukan ujub tersebut.

Tak hanya itu, lanjut Gus Ulil, orang yang memiliki sifat ujub jika ia kita berikan nasehat, maka ia akan membangkang bahkan keras kepala. Dan jika memberi nasehat, maka akan selalu bersikap kasar. Dengan kata lain, orang lain harus melihat dia lebih baik dari orang lain.

Ujub Menghambat Pertolonga  Allah

Menurut Al-Ghazali, berbangga diri atau penyakit ujub dapat menghambat datangnya pertolongan Allah Swt., karena orang yang berbangga diri selalu merasa gelisah setiap saat. Berbangga diri atau ujub adalah penyakit dalam kehidupan manusia yang paling sering mendampingi manusia menjadi sombong dan takabbur.

Dalam al-Qur’an Allah Swt. telah menyatakan bahwa kesombongan adalah kegagalan besar.

Baca Juga:

Mengapa Islam Melarang Kita Bersikap Hasad (Dengki)?

Gus Ulil Ngaji Ihya’ Ulumuddin: Keutamaan Sifat Al-Sakha (Kedermawanan)

Gus Ulil Ngaji Ihya’ Ulumuddin: Mengobati Sifat Rakus dan Tamak Kepada Dunia

Digital Native, Ruang Publik Digital, Demokrasi

وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ ٱلْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ ٱلْجِبَالَ طُولً

Artinya: “Jangan sombong tentang Bumi. Anda pasti tidak akan pernah membelah bumi dan tidak akan pernah menyaingi ketinggian gunung.” (QS. Al-Isra’ [17]: 37).

Gus Ulil juga mengatakan bahwa dengan ujub seseorang sangat membanggakan diri dia, kagum dan puas pada diri. Bahkan, saat mereka melakukan perbuatan yang tidak benar termasuk durhaka kepada Allah Swt. Orang yang ujub akan mengira bahwa keberhasilan dan kesuksesannya karena usahanya, dan ia pun cenderung meninggalkan usaha kerasnya.

Sebenarnya, orang yang mempunyai sifat ujub tertipu dengan diri sendiri dan pendapatnya sendiri. Ia akan merasa aman dari siksa Allah Swt. Bahkan, ia merasa mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah Swt. dan tidak akan mau mendengar nasihat dari orang lain.

Empat Ciri-ciri Penyakit Ujub

Sekurang-kurangnya, kata Gus Ulil, ada empat ciri penyakit ujub. Pertama, berbangga diri (sombong). Orang yang memiliki sifat ujub adalah merasa puas dengan diri dan merasa paling sempurna. Merasa tidak perlu bantuan orang lain, merasa mampu melakukan segala hal sendiri. Selain itu juga mengagung-agungkan kelebihan yang ia miliki untuk memamerkannya kepada orang lain agar orang lain memujinya.

Kedua, meremehkan dan menganggap kecil orang lain. Orang yang memiliki sifat ujub selalu menganggap remeh orang lain dan juga tidak peduli akan orang yang ada di sekitarnya. Orang yang memiliki sifat ujub ini akan merasa angkuh ketika berjalan, dan berpenampilan seakan-akan orang lain lebih rendah daripada dirinya. Jelasnya, tidak mempunyai tata krama dan kasar ketika berbicara.

Ketiga, keras kepala. Orang yang memiliki sifat ujub mempunyai karakter yang keras dan cenderung akan lebih mendengarkan pendapatnya sendiri dan mengabaikan pendapat orang lain. Ia akan merasa dia paling benar. Dan, ketika diberi nasehat, maka akan membangkang dan kasar ketika memberi nasehat kepada orang lain.

Keempat, lemahnya iman kepada Allah Swt. Orang yang memiliki sifat ujub adalah orang yang lemah imannya kepada Allah karena ia merasa dirinya sempurna tanpa ketetapan dari Allah. Orang yang memiliki sifat ujub ketika beribadah demi mendapatkan pujian dan terlihat oleh orang lain, dan orang yang ujub adalah orang yang mengabaikan perintah Allah.

Penyebab ujub menurut Al-Ghazali

Menurut Imam Al-Ghazali, ada delapan penyebab dari ujub. Pertama, ujub karena fisiknya. Contohnya seperti kecantikan, postur tubuh, kekuatan, keserasian bentuk, suara yang bagus, penampilan yang ganteng dan lainnya. Kedua, ujub karena kedigdayaan dan kekuatan. Ketiga, ujub sebab intelektualitas, kecerdasan dan kecermatan dalam menganalisa berbagai problematika agama dan dunia.

Keempat, ujub karena nasab terhormat. Maka, sebagian mereka mengira akan selamat dengan kemuliaan nasab dan keturunannya serta keselamatan nenek moyangnya. Kelima, ujub sebab nasab para penguasa yang dzalim dan para pendukung mereka, bukan nasab agama, dan ilmu ini merupakan puncak kebodohan.

Keenam, ujub karena banyaknya jumlah anak, keluarga, kerabat, pelayan, budak, pendukung dan pengikut. Ketujuh, ujub sebab harta. Kedelapan, ujub karena pendapat yang salah.

Sementara itu, akibat dari sifat ujub adalah munculnya rasa sombong pada diri, lupa akan dosa-dosa yang sudah diperbuat, tertolak amalnya, tertipu oleh amalannya sendiri, terus-menerus memuji-muji diri sendiri. Selain itu selalu menganggap dirinya suci dan bebas dari segala kesalahan, pikirannya akan terkungkung.

Kemudian dia juga tidak suka mencari kemanfaatan ilmu, dan tidak suka mengajak musyawarah, tidak suka bertanya pada siapa pun. Tentu saja, hal ini penyebabnya karena ia merasa pintar dan malu dianggap bodoh oleh orang lain.

Lalu Bagaimana Cara Menyembuhkan Ujub?

Gus Ulil mengatakan bahwa ujub, takabbur dan membanggakan diri merupakan penyakit yang tidak mudah kita sembuhkan. Penyakit tersebut dapat merusak dia dan manusia sekitarnya. Oleh karena itu, menurut Al-Ghazali, inilah obat untuk menyembuhkan ujub dan takabbur. Katanya:

فإن رأيت صغيرا قلت: هذا لم يعص الله وأنا عصيته، فلا شك أنه خير مني

Artinya: “Jika engkau melihat anak kecil,  katakan (dalam hatimu): Anak ini tidak bermaksiat pada Allah,  sementara Aku bermaksiat pada-Nya. Maka,  tak diragukan bahwa dia lebih baik dariku.”

وإن رأيت كبيرا قلت هذا قد عبد الله قبلى، فلا شك أنه خير مني

Artinya: “Jika engkau melihat orang tua,  katakan (dalam hatimu): orang tua ini telah beribadah kepada Allah sebelumku. Maka, tak diragukan bahwa dia lebih baik dariku.”

Imam An-Nawawi juga dalam kitab At-Tibyan fi Adab Hamalati al-Qur’an turut memberikan tips untuk memusnahkan penyakit ujub. Katanya:

وَطَرِيْقُهُ فِي نَفْيِ الْعُجْبِ: أَنْ يُذَكِّرَ نَفْسَهُ أَنَّهُ لَمْ يُحَصِّلْ مَا حَصَّلَ بِحَوْلِهِ وَقُوِّتِهِ وَإِنَّمَا هُوَ فَضْلٌ مِنَ اللهِ وَلَا يَنْبَغِي أَنْ يُعْجَبَ بِشَيْءٍ لَمْ يَخْتَرِعْهُ وَإِنَّمَا هُوَ فَضْلٌ مِنَ الله تَعَالَى

Artinya: “Cara menghilangkan kebanggaan ialah dengan mengingatkan dirinya bahwa dia tidak mencapai hal itu dengan daya dan kekuatannya. Namun itu merupakan anugerah dari Allah Swt., dan tidak patut baginya untuk berbangga karena sesuatu yang tidak diciptakannya, semata-mata itu merupakan anugerah dari Allah Swt.” (At-Tibyan fi Adab Hamalati al-Qur’an, Dar el-Minhaj, halaman 70).” Wallahu a’lam bisshawaab. []

Tags: Gus Ulilimam GhazaliNgaji IhyaPenyakit UjubSantri OnlineSifat Manusia
Salman Akif Faylasuf

Salman Akif Faylasuf

Salman Akif Faylasuf. Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Sekarang Nyantri di PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Terkait Posts

Hadits-hadits Membolehkan Azl

Hadits-hadits yang Membolehkan Azl

21 Mei 2025
Azl dilarang

Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl

21 Mei 2025
Dalam Hadits

KB dalam Hadits

21 Mei 2025
Menyusui Anak

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Catcalling Masih Merajalela: Mengapa Kita Tidak Boleh Diam?
  • Hadits-hadits yang Membolehkan Azl
  • Film Pengepungan di Bukit Duri : Kekerasan yang Diwariskan
  • Pengertian dan Hadits Larangan Melakukan Azl
  • Rahasia Tetap Berpikir Positif Setiap Hari, Meski Dunia Tak Bersahabat

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version