• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Healing Sufistik : Perjalanan Menemukan Solusi Ketenangan Jiwa

Pikiran bahagia, menciptakan molekul bahagia. Pikiran sehat, menciptakan molekul sehat. - Deepak Chopra

Ihza Maulina Ihza Maulina
09/12/2022
in Hikmah
0
Healing Sufistik

Healing Sufistik

757
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Anak milenial yang mendengar kata healing seringkali maknanya jalan-jalan. Healing identik juga dengan me time. Biasanya kalau sudah musim liburan, anak milenial pasti sudah memikirkan rencana pergi ke wisata terbaru untuk melepaskan penat. Dalam waktu dekat ini juga akan mengalami pergantian tahun. Setiap orang ingin meluangkan waktu untuk refreshing.

Namun, healing bukan hanya berorientasi pada liburan atau jalan-jalan semata. Healing artinya penyembuhan. Healing adalah upaya untuk memaafkan diri sendiri dan berusaha menetralkan apa yang mengganggu dari pikiran serta jiwanya. Setiap orang tentu memiliki masa lalu yang buruk untuk kita ingat bahkan mengganggu mentalnya. Upaya penyembuhan dan bangkit dari keterpurukan inilah kita sebut dengan healing.

Healing Sufistik

Kalau mendengar kata sufistik, saya langsung teringat pada sosok Imam Ghazali, Maulana Jalaludin Rumi, dan Rabi’atul Adawiyah. Mereka adalah tokoh sufistik yang tidak kita ragukan lagi perjalanan menemukan kedamaian batin. Sufi ialah orang yang mendalami tasawuf atau orang yang membangun diri untuk menjauhi dunaiwi.

Nah, healing sufistik juga ada kaitannya dengan konsep sufi. Healing Sufistik atau Sufi Healing adalah suatu pengobatan atau penyembuhan yang kita lakukan dengan menggunakan konsep sufi. Sufi healing ini bertujuan untuk menjadikan seseorang lebih percaya diri dan untuk meningkatkan kondisi spiritual seseorang. Sufi healing ini menerapkan dzikir sebagai pusat pengobatan jiwa.

Perjalanan Menemukan Ketenangan Jiwa

Dalam upaya penyembuhan jiwa dengan metode sufistik harus kita niatkan untuk meminta pertolongan kepada Allah Swt. Oleh karena itu, pengobatan sufi healing kita pusatkan pada dzikir. Di samping itu, penyembuhan kita rutinkan dengan berdoa dan menjaga salatnya. Dengan ini, seseorang akan merasa tenang karena hatinya berusaha ia alihkan untuk Allah Swt.

Sufi healing juga menggunakan cara berselawat untuk meminta syafa’at Rasulullah SAW. Agar menambah rasa ketenangan, seseorang boleh mendengarkan musik sesuai karakternya. Kebiasaan mendengarkan melodi akan melatih emosional diri dan membentuk karakternya. Jadi, upaya penyembuhan metode ini dalam rangka menemukan kepercayaan diri lagi dan menumbuhkan molekul kebahagiaan di dunia.

Baca Juga:

Love Bombing: Bentuk Nyata Ketimpangan dalam Sebuah Hubungan

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Sufi healing sangat erat jika dikaitkan dengan tasawuf. Dalam tasawuf ada beberapa tingkatan untuk menemukan Allah Swt di dalam hatinya. Perjalanan seorang sufi diawali dengan taubat, yaitu penyesalan dan meninggalkan dosa untuk menuju kebaikan. Setiap manusia pasti memiliki dosa dan diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.

Setelah bertaubat, seseorang berlatih untuk memiliki sifat wara‘, yakni tidak berlebihan dalam sesuatu yang tidak berguna. Sifat ini akan membentuk seseorang berlaku zuhud, yakni tidak sedih terhadap sesuatu yang luput dan tidak bersuka cita atas apa yang dimilikinya.

Memaknai Perjalanan Hidup Manusia

Segala kenikmatan dunia hanyalah titipan semata dan segala keterpurukan di dunia menjadikan seorang sufi berlaku sabar. Seseorang akan bersikap menjauhkan diri dari yang tidak Allah sukai, tenang dalam setiap keadaan, dan merasa cukup (qana’ah).

Dari perjalanan tersebut, seseorang merasa ridha, ikhlas dan tawakal dalam menerima ketetapan Allah. Hati seseorang akan selalu bergantung pada Allah. Dalam perjalanan sufi healing inilah seseorang yang dahulunya merasa terpuruk atas segala kesalahannya akan menemukan jalan ketenangan. Seseorang akan senantiasa mengingat bahwa Allah selalu mengawasi perilaku dan hatinya (muraqabah).

Tulisan ini berangkat dari bacaan buku dan obrolan saya dengan seorang muslim taat. Dunia ini memang fana dan isinya tentang hal-hal yang terkadang membuat kita tidak nyaman. Tapi, kata beliau menikmati hidup di tengah keterpurukan adalah bukti cinta kita kepada Allah. Untuk bertemu Allah, seseorang harus melalui perjalanan panjang agar dia dapat melihat Allah dengan hatinya (mahabbah).

Ada satu kalimat penutup untuk tulisan ini saya kutip dari buku Sufi Healing. Deepak Chopra, seorang penulis India-Amerika Serikat dan advokat pengobatan alternatif. Ia mengatakan, “Pikiran bahagia menciptakan molekul bahagia. Pikiran sehat menciptakan molekul sehat.” []

Tags: Deepak ChopraHealingKesehatan MentalSehatSelf Lovesufistik
Ihza Maulina

Ihza Maulina

Aktivis Perempuan Pekalongan

Terkait Posts

Nabi Saw

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

18 Juli 2025
rajulah al-‘Arab

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan

Mengapa Perempuan Ditenggelamkan dalam Sejarah?

18 Juli 2025
Rabi’ah al-Adawiyah

Belajar Mencintai Tuhan dari Rabi’ah Al-Adawiyah

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan dan

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

17 Juli 2025
Menjadi Pemimpin

Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID