• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Ijbar dan Wali Mujbir

Hak ijbar sebagian orang pahami sebagai hak memaksakan suatu perkawinan oleh orang lain yang dalam hal ini adalah ayahnya.

Redaksi Redaksi
01/03/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Ijbar

Ijbar

645
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Selama ini ada pandangan umum yang menyatakan bahwa perempuan menurut fiqh Islam tidak berhak menentukan pilihan atas pasangan hidupnya. Yang menentukan dalam hal ini adalah ayah atau kakeknya. Hal ini lalu menimbulkan asumsi umum bahwa Islam membenarkan kawin paksa. Pandangan ini penyebabnya karena suatu pemahaman terhadap apa yang kita kenal dengan hak Ijbar.

Hak ijbar sebagian orang pahami sebagai hak memaksakan suatu perkawinan oleh orang lain yang dalam hal ini adalah ayahnya.

Sebelum menjelaskan persoalan memilih pasangan (jodoh) ini. Maka perlu lebih jauh kita jelaskan terlebih dahulu secara singkat mengenai beberapa kata dalam bahasa arab yang kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan paksaan/memaksa atau yang memiliki konotasi yang sama. Antara lain adalah kata Ikrah dan Taklif. Kedua kata ini kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan paksaan atau memaksa, atau terbebani untuk mengerjakan sesuatu.

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ

Artinya: “Tidak ada paksaan dalam agama.” (QS. al-Baqarah, 2: 256).

Baca Juga:

Persoalan Ijbar dan Wali Mujbir

Persyaratan Ijbar dan Wali Mujbir Menurut Imam Syafi’i

Pandangan Madzhab Syafi’i Terhadap Ijbar dan Wali Mujbir

Kuasa Hak Ijbar: Bolehkah Menjodohkan Anak Perempuan Tanpa Izin?

اِلَّا مَنْ اُكْرِهَ وَقَلْبُهٗ مُطْمَىِٕنٌّۢ بِالْاِيْمَانِ

Artinya: “Kecuali orang dipaksa, sedangkan hatinya masih beriman.” (QS. an-Nahl, 16: 106).

Mengenai taklif , al-Qur’an menyebutkan :

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ

Artinya: “Allah tidak memaksakan (beban) kepada seseorang kecuali menurut kemampuannya.” (QS. al-Baqarah, 2: 286).

Ketiga adalah ijbar. Dalam kamus Al-Munawwir misalnya dikatakan: “ajbarahu ‘ala al-amr”, berarti mewajibkan, memaksa agar mengerjakan.

Pada ketiga kata bahasa Arab di atas, sebenarnya terdapat perbedaan yang cukup signifikan untuk dapat memahami persoalan dalam kajian ini.

Ikrah

Ikrah adalah suatu paksaan terhadap seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan tertentu dengan suatu ancaman yang membahayakan terhadap jiwa atau tubuhnya, tanpa dia sendiri mampu melawannya.

Sementara bagi orang yang dipaksa, perbuatan tersebut sebenarnya bertentangan dengan kehendak hati nuraninya atau fikirannya.

Taklif adalah suatu paksaan terhadap seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Akan tetapi kewajiban melakukan pekerjaan ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis belaka dari penerimaannya atas suatu keyakinan.

Jadi pekerjaan tersebut sebenarnya adalah suatu kewajiban bagi orang tersebut (mukallaf), karena dia telah dengan sadar menjatuhkan pilihannya untuk mengikuti atau mengakui sesuatu keyakinan.

Misalnya adalah shalat lima waktu, puasa bulan ramadhan dan kewajiban-kewajiban agama yang lain. Ini juga sama dengan kewajiban melaksanakan suatu a:uran atau undang-undang negara, organisasi dan lain-lain.

Adapun Ijbar adalah suatu tindakan untuk melakukan sesuatu atas dasar tanggungjawab. Istilah ijbar dikenal dalam fiqh Islam dalam kaitannya dengan soal perkawinan.

Dalam fiqh madzhab Syafi’i orang yang memiliki kekuasaan atau hak ijbar adalah ayah atau (kalau tidak ada), kakek. Jadi apabila seorang ayah dikatakan sebagai wali mujbir. Maka dia adalah orang yang mempunyai kekuasaan atau hak untuk mengawinkan anak perempuannya. Meskipun tanpa persetujuan dari pihak yang bersangkutan, dan perkawinan ini dipandang sah secara hukum.

Hak Ijbar dimaksudkan sebagai bentuk perlindungan atau tanggungjawab ayah terhadap anaknya, karena keadaan dirinya yang dianggap belum/ tidak memiliki kemampuan atau lemah untuk bertindak. []

Tags: Ijbarwali mujbir
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID