• Login
  • Register
Minggu, 13 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kebudayaan Mengubah Posisi Perempuan Menjadi Manusia Terhormat

Petunjuk al-Qur'an memperlihatkan pesan transformatif yang diungkapkan melalui bahasa budaya tempat diturunkannya. Posisi perempuan yang direndahkan oleh kebudayaan Arabia, dikritik lalu diarahkan ke posisi yang lebih baik dan terhormat.

Redaksi Redaksi
13/01/2025
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Kebudayaan

Kebudayaan

569
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Cerita-cerita tentang kondisi masyarakat patriakis memberikan gambaran bagaimana kebudayaan manusia di segala zaman dan ruang, posisi perempuan masih tetap. Dia sebagai makhluk yang rendah. Hal tersebut, sesungguhnya jauh berbeda dengan pesan-pesan Islam sebagaimana diungkapkan al-Qur’an.

Petunjuk al-Qur’an memperlihatkan pesan transformatif yang diungkapkan melalui bahasa budaya tempat diturunkannya. Posisi perempuan yang direndahkan oleh kebudayaan Arabia, dikritik lalu diarahkan ke posisi yang lebih baik dan terhormat.

Bahkan, dalam banyak ayat al-Qur’an, perempuan diposisikan setara dengan laki-laki, baik dalam menjalankan kewajiban-kewajiban individual maupun sosial. Misalnya Firman Allah:

وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

Artinya: Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan dapat rahmat dari Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. at-Taubah ayat 71)

Baca Juga:

Merebut Kembali Martabat Perempuan

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. an-Nahl ayat 97)

Ratu Balqis

Satu hal yang menarik untuk dicermati, bahwa dalam salah satu kisah, al-Qur’an mengungkap seorang perempuan yang sukses pemilik otoritas politik suatu bangsa yang besar. Para ahli tafsir menyebut nama perempuan tersebut dengan Balqis, seorang Ratu dari negeri Saba, Yaman.

Kesuksesannya memimpin negara tercatat dalam al-Qur’an dengan menuturkan pribadinya yang rasional, menghargai pikiran, dan mendengar pendapat orang lain. Suatu ketika Sulaiman, seorang Raja sekaligus Nabi, mengajaknya meng-Esa-kan Tuhan, dia mengatakan kepada para menterinya: “Berikan pendapatmu mengenai ajakan ini. Aku tidak dapat membuat keputusan sendiri tanpa kalian.”

Kisah ini memperlihatkan sebuah contoh bahwa perempuan mampu menjadi kepala pemerintahan. Tampak pula dari kisah itu bahwa keberhasilan memimpin sebuah bangsa tidak berdasarkan atas jenis kelamin tertentu, melainkan pada bentuk mekanisme yang seharusnya seorang pemimpin lakukan.

Permintaan Ratu Balqis kepada para menterinya menunjukkan bahwa dia menggunakan mekanisme syura atau demokrasi, sebuah mekanisme normatif universal yang seharusnya melandasi setiap pengambilan kebijakan publik atau politik.

Sayangnya, informasi al-Qur’an terkait kisah tersebut seringkali terabaikan oleh banyak kebudayaan mainstream. Bahkan banyak pandangan justru mengingkari kemampuan perempuan memimpin sebuah komunitas, apalagi sebuah bangsa. []

Tags: KebudayaanmanusiaMengubahperempuanTerhormat
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perempuan

Merebut Kembali Martabat Perempuan

13 Juli 2025
Narkoba

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

12 Juli 2025
Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ayat sebagai

    Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Merebut Kembali Martabat Perempuan
  • Kedisiplinan Mas Pelayaran: Refleksi tentang Status Manusia di Mata Tuhan
  • Kala Kesalingan Mulai Memudar
  • Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba
  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID