• Login
  • Register
Sabtu, 24 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Ketundukan Perempuan, Apakah Indikasi Penindasan?

Agensi perempuan itu tidak selalu berbentuk perlawanan. Ketundukan juga bisa dan mungkin kita maknai sebagai agensi

Khoniq Nur Afiah Khoniq Nur Afiah
22/02/2024
in Buku
0
Ketundukan Perempuan

Ketundukan Perempuan

947
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Politic of Piety menjadi karya yang terkenal dari Saba Mahmood. Secara umum, feminis satu ini banyak memberikan kesan yang selaras dengan kehidupan perempuan muslim. Ia melakukan penelitian di Mesir terhadap perempuan yang aktif mengikuti pengajian dan mengedepankan kesalehan. Saba Mahmood merupakan professor di University of California, Berkeley. Ia adalah seorang antropolog dan feminis.

Salah satu gagasan yang Saba Mahmood koreksi yakni pandangan feminis barat tentang ketundukan perempuan muslim terhadap disiplin Islam yang ia pandang sebagai penindasan. Ia membedah hal tersebut dengan lugas dan luar biasa. Bahwa, nampaknya perlu membangun satu konsepsi baru guna memahami praktik dan tradisi perempuan muslim. Sebab, cara pandang yang feminis barat pakai terhadap perempuan muslim sepenuhnya tidak dapat mengakomodir konteks yang terjadi pada perempuan muslim.

Hingga lebih panjang, ia mengatakan bahwa agensi perempuan itu tidak selalu berbentuk perlawanan. Ketundukan juga bisa dan mungkin kita maknai agensi. Keterbukaan semacam ini yang memberikan ruang terhadap suara perempuan yang selama ini tidak terakomodir oleh feminis barat.

Terlepas dari gagasan-gagasan yang Saba Mahmood sampaikan memberikan penekanan pada tidak eloknya seorang feminis menebar permusuhan kepada sesama perempuan. Sebab mereka adalah kalangan pembela perempuan.

Gagasan Saba Mahmood

Argumen Mahmood tentang perlunya memandang dengan cara yang berpusat pada pentingnya menempatkan definisi pembebasan yang dimaksud oleh feminisme barat dan perempuan muslim. Perempuan muslim memiliki definisi yang berbeda mengenai pembebasan. Ketundukan perempuan terhadap disiplin Islam dan gerakan islam dicurigai oleh feminis barat sebagai pion dalam rencana besar patriarki dan perbudakan.

Baca Juga:

Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud

Menyusui Anak dalam Pandangan Islam

KB dalam Pandangan Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Artinya, bahwa ketundukan perempuan terhadap disiplin agama dan praktiknya dalam gerakan Islam mereka pandang untuk mendukung dan melancarkan sistem patriarki dan perbudakan. Tentu cara pandang tersebut sangat mengganggu dan Mahmood berusaha membedah melalui penelitiannya terhadap perempuan dalam gerakan Islam di Mesir.

Saba Mahmood mengatakan bahwa selama ini praktik kesalehan perempuan muslim selalu terbingkai dengan analisis kesadaran palsu. Seolah-olah mereka perempuan muslim memang tidak memiliki kendali atas otonomi. Padahal sebaliknya, logika yang feminis barat miliki, dengan keadaan demikian, seharusnya perempuan muslim ini justru menentang dan ingin mendobrak. Sebab tidak ada praktik yang memberikan keuntungan terhadap dirinya.

Padahal ketundukan terhadap norma dan disiplin agama dapat kita maknai sebagai bentuk agensi. Kehadiran perempuan dalam gerakan Islam di Mesir merupakan gerakan politik sebagai bentuk respon terhadap sekularisasi dan westernisasi yang berkembang.

Mereka merasa bahwa tren modern telah membawa perilaku kesalehan menjadi sangat terpinggirkan. Mereka memiliki misi politik dalam ketaatannya. Artinya, bahwa perempuan dalam struktur subordinasi sebenarnya memiliki upaya untuk mengeluarkan suatu bentuk agensi untuk memberdayakan dirinya. Terlebih lagi ketika memiliki misi politik dalam ketundukannya.

Feminisme dan Jalan Pembebasan Perempuan

Terlepas dalam gagasan tersebut, Mahmood dalam karyanya menyebutkan bahwa catatan yang ia bangun pada karyanya. Ia menjelaskan bahwa penting untuk melakukan eksplorasi terhadap perempuan muslim yang selama ini tergambarkan dengan sosok yang pasif, patuh, dan terbelenggu pada struktur otoritas laki-laki.

Sebenarnya, mereka adalah sosok yang sebaliknya. Perempuan muslim memiliki ide-ide dan aksi besar dalam ketundukan untuk melakukan suatu bentuk perubahan.

Uraian Saba Mahmood seharusnya membawa kita pada satu titik kesadaran bahwa perlunya membaca ketundukan perempuan dengan cara pandang yang lebih luas dan terbuka. Cara pandang yang terbuka akan memberikan hasil yang lebih relevan dengan kondisi kompleks yang perempuan hadapi.

Tulisan ini juga bukan berarti menyudutkan argumen feminis tentang pembebasan perempuan. Namun seperti yang Mahmood katakan, bahwa penting untuk meninjau dan memperhatikan konteks, latar belakang, serta aspek yang sangat kompleks terkait langsung dengan perempuan.

Selain itu, dalam karya Sarah Gamble yang berjudul Postfeminisme juga menjelaskan bahwa penting feminisme hari ini untuk melakukan penyesuaian atas kondisi yang sedang berkembang. Di mana cara pandang barat belum sepenuhnya mampu mewakili perempuan timur. Standar barat belum sepenuhnya mampu menjadi ideal dalam konteks perempuan timur.

Membedah kompleksitas, memperhatikan konteks, latar belakang yang kita hadapi adalah jalan panjang yang harus terus para feminis lakukan. Tujuannya agar feminisme terus mampu menyuarakan semua isu perempuan dalam konteks, geografis, budaya, ras, dan agama, yang berbeda. []

 

 

 

Tags: FeminisfeminismeGendergerakan perempuanislamPerempuan MuslimSaba Mahmood
Khoniq Nur Afiah

Khoniq Nur Afiah

Santri di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek R2. Tertarik dengan isu-isu perempuan dan milenial.

Terkait Posts

Umat Bertanya Ulama Menjawab

Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

23 Mei 2025
Ummu Haram binti Milhan

Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

23 Mei 2025
Buku Disabilitas

“Normal” Itu Mitos: Refleksi atas Buku Disabilitas dan Narasi Ketidaksetaraan

22 Mei 2025
Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Neng Dara Affiah

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

10 Mei 2025
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

25 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hj. Biyati Ahwarumi

    Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version