• Login
  • Register
Kamis, 7 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Membangun Relasi Harmonis Antar Umat Beragama

Mari kita mengambil peranan masing-masing untuk menciptakan perdamaian dunia, dengan keyakinan yang teguh bahwa ajaran-ajaran otentik yang mengundang kita untuk tetap berakar pada nilai-nilai perdamaian

Efrial Ruliandi Silalahi Efrial Ruliandi Silalahi
20/06/2022
in Publik
0
Membangun Relasi Harmonis

Membangun Relasi Harmonis

356
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tujuan terpenting dari berkeyakinan pada nilai-nilai spiritualitas adalah percaya pada Gusti Allah. Untuk menghormatiNya serta mengundang semua orang untuk mempercayai bahwa alam semesta ini bergantung pada Gusti Allah yang mengaturnya. Sehingga dengan modal rasa percaya itu, penting bagi kita untuk membangun relasi harmonis antar umat beragama.

Dia adalah pencipta yang telah membentuk kita dengan kebijaksanaan ilahiNya dan telah menganugerahi kita karunia kehidupan yang harus terlindungi. Ini adalah anugerah yang tidak seorang pun berhak mengambil, mengancam atau memanipulasi demi kepentingannya sendiri

Sesungguhnya, setiap orang harus menjaga anugerah kehidupan ini dari awal hingga akhir hayatnya. Semua kebijakan dan praktik yang mengancam kehidupan masa depan kemanusiaan dengan tegas harus kita lawan.

Kita tidak boleh memprovokasi peperangan, sikap kebencian, permusuhan, dan ekstrimisme, serta tidak boleh memancing kekerasan atau pertumpahan darah. Realitas tragis ini merupakan akibat dari penyimpangan ajaran dari suatu dogma tertentu.

Hal-hal tersebut adalah hasil dari manipulasi dan mempolitisir penafsiran yang dibuat oleh kelompok-kelompok tertentu, yang dalam perjalanan sejarah, telah mengambil keuntungan dari kekuatan sentimen religiusitas di hati banyak orang agar membuat mereka bertindak dengan cara yang tidak berkaitan dengan suatu kebenaran yang hakiki.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Menengok Toleransi Ideal Ala Muslim dan Hindu di Pulau Lombok
  • Islam Ajarkan untuk Bersikap Toleransi dengan Mereka yang Berbeda Agama
  • Mengenal Lian Gogali: Perempuan Aktivis Perdamaian dan Toleransi dari Poso
  • Ini Ceritaku Belajar Toleransi dari Pelatihan Penggerak Moderasi Beragama
    • Ambil Peran Sesuai Kemampuan untuk Membangun Relasi Harmonis
    • Membuka Ruang Perjumpaan Membangun Relasi Harmonis
    • Tolak Istilah Minoritas

Baca Juga:

Menengok Toleransi Ideal Ala Muslim dan Hindu di Pulau Lombok

Islam Ajarkan untuk Bersikap Toleransi dengan Mereka yang Berbeda Agama

Mengenal Lian Gogali: Perempuan Aktivis Perdamaian dan Toleransi dari Poso

Ini Ceritaku Belajar Toleransi dari Pelatihan Penggerak Moderasi Beragama

Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang bersifat politis, ekonomi, duniawi dan picik. Maka dari itu, kita perlu menyerukan kepada semua kalangan untuk berhenti menggunakan suatu terminologi tertentu untuk menghasut orang  kepada kebencian, kekerasan, ekstrimisme, dan fanatisme buta, serta menahan diri menggunakan dalil tertentu untuk membenarkan suatu tindakan seperti pembunuhan, pengasingan, dan penindasan.

Gusti Allah menciptakan kita untuk hidup rukun dan berdampingan satu sama lain. Saya menjadi teringat apa yang Gusdur sampaikan, bahwa Gusti Allah, Yang Mahakuasa, tidak perlu dibela oleh siapa pun dan tidak ingin penggunaan namaNya untuk meneror orang-orang.

Ambil Peran Sesuai Kemampuan untuk Membangun Relasi Harmonis

Mari kita mengambil peranan masing-masing untuk menciptakan perdamaian dunia, dengan keyakinan yang teguh bahwa ajaran-ajaran otentik yang mengundang kita untuk tetap berakar pada nilai-nilai perdamaian. Untuk membangun relasi harmonis, dan mempertahankan nilai-nilai pengertian satu sama lain, persaudaraan manusia dan hidup. Selain itu juga membangun kembali kebijaksanaan, keadilan dan kasih.

Untuk membangkitkan kembali kesadaran beragama di kalangan orang-orang muda sehingga generasi mendatang dapat melindungi diri dari cara pandang pemikiran yang materialistis. Lalu dari kebijakan berbahaya akan keserakahan dan ketidakpedulian tak terkendali berdasarkan pada hukum kekuatan dan bukan pada kekuatan hukum.

Kebebasan adalah hak setiap orang, setiap individu menikmati kebebasan berkeyakinan, berpikir, berekspresi dan bertindak. Pluralisme dan dan keragaman agama, warna kulit, jenis kelamin, ras, dan bahasa dikehendaki Gusti Allah dalam kebijaksanaanNya, yang melaluiNya menciptakan umat manusia dan membangun membangun peradabannya sendiri.

Kebijaksanaan ilahi ini adalah sumber dari mana hak atas kebebasan berkeyakinan, dan kebebasan untuk menjadi berbeda berasal. Oleh karena itu, fakta bahwa orang terpaksa untuk mengikuti keyakinan dan budaya tertentu harus kita tolak, demikian juga pemaksaan cara hidup budaya yang tidak kita terima dari orang lain.

Membuka Ruang Perjumpaan Membangun Relasi Harmonis

Bentuk keadilan yang berlandaskan welas asih adalah jalan yang harus kita ikuti untuk mencapai hidup bermartabat yang setiap manusia berhak atasnya. Gusti Allah menciptakan kita unik dan berbeda-beda, beragam suku, ras, agam dan budaya agar bersatu menghargai sesama.

Mari membuka dan membudayakan ruang-ruang dialog, pemahaman dan promosi luas terhadap budaya toleransi, penerimaan sesama dan hidup bersama secara damai akan sangat membantu untuk mengurangi berbagai masalah ekonomi, sosial, politik dan lingkungan yang sangat membebani sebagian besar umat manusia. Musyawarah dan mufakat adalah bentuk kongkret dari ruang dialog.

Akumulasi penafsiran yang salah atas teks-teks memicu kehadiran kelompok radikalis,. Kemunculan tersebut akan menyebarkan kepanikan, teror dan pesimisme. Namun bukan karena keyakinan tertentu, melainkan  kekeliruan dan fanatisme buta. Sehingga perlu untuk saling merangkul satu dengan yang lain. Harapannya akan tercipta relasi yang harmonis.

Saling melindungi tempat ibadah, adalah kewajiban yang dijamin oleh suatu keyakinan, nilai-nilai kemanusiaan, hukum dan perjanjian internasional. Setiap upaya penyerangan tempat-tempat ibadah atau mengancam mereka dengan serangan kekerasan, merupakan penyimpangan dari ajaran agama. Dan secara jelas bagian dari  pelanggaran hukum internasional.

Tolak Istilah Minoritas

Membangun konsep kewarganegaraan berlandaskan pada kesetaraan hak dan kewajiban, dan semua orang berhak menikmati keadilan. Karena itu, penting membentuk paradigma dalam masyarakat tentang perspektif kewarganegaraan. Lalu menolak penggunaan istilah minoritas secara diskriminatif yang menimbulkan perasaan terisolasi dan inferioritas.

Penyalahgunaannya untuk memuluskan jalan bagi permusuhan dan perselisihan. Hal itu akan mengurangi setiap keberhasilan dan menghilangkan hak-hak agama dan sipil dari waga negara akibat terdiskriminasi.

Membangun relasi yang harmonis, tidak boleh terabaikan dan masing-masing dapat memperkaya melalui budaya lain, seperti pertukaran dan dialog yang bermanfaat.  Sehingga penting memperhatikan perbedaan, entah itu budaya, atau agama yang merupakan unsur vital dalam membentuk karakter budaya bangsa.

Juga tidak kalah pentingnya untuk memperkuat ikatan hak asasi manusia mendasar demi membantu menjamin hidup yang bermartabat bagi semua orang dengan menghindari politik standar ganda.

Dokumen perdamaian yang sifatnya universal haruslah menjadi objek penelitian dan refleksi di semua sekolah, universitas dan lembaga pendidikan lainnya. Dengan begitu, dapat  membantu mendidik generasi baru agar membawa kebaikan dan kedamaian bagi sesama. Selain itu, menjadi pedoman rekonsiliasi dan persaudaraan di antara semua umat manusia.

Mari dari sekarang kita membangun kedekatan untuk saling memahami, saling bekerja sama dan hidup sebagai saudara dan saudari yang saling mengasihi. Perbedaan bukan persoalan tapi rahmat untuk persatuan. Kita Bhinneka, kita Indonesia, mari amalkan Pancasila.

Mengutip kata mutiara dari Romo Mangun “Mengapa ada orang-orang tertentu yang harus menderita dalam dunia dan semesta yang indah ini? Mengapa orang tidak bisa hidup bersama dalam damai dan kerukunan? Dalam penikmatan segala yang indah dan benar dan baik dalam alam serta kehidupannya?” Mari berefleksi sejenak. []

Tags: FKUBibadahPerdamaiantoleransiumat beragama
Efrial Ruliandi Silalahi

Efrial Ruliandi Silalahi

Suka Menonton Film dan Pemburu Buku Gratisan

Terkait Posts

Mencegah Kekerasan Seksual

FGD All About Respect untuk Langkah Awal Mencegah Kekerasan Seksual

6 Desember 2023
Darurat Femisida

Refleksi 16 HAKTP: Indonesia Darurat Femisida

6 Desember 2023
Demokrasi

KUPI dan Posisi Perempuan dalam Demokrasi

5 Desember 2023
Pemilu 2024

Deklarasi Pemilu Damai 2024: Upaya Cegah Konflik, Politisasi SARA dan Hoaks

4 Desember 2023
KDRT

5 Langkah Pencegahan Kasus KDRT

4 Desember 2023
Seksual

Kekerasan Seksual dalam Pandangan KUPI

2 Desember 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Darurat Femisida

    Refleksi 16 HAKTP: Indonesia Darurat Femisida

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi Perang Israel, dan Sepucuk Surat Wanita Yahudi untuk Pejuang Al-Qassam di Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • FGD All About Respect untuk Langkah Awal Mencegah Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konsep Birr Al-Walidain dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konsep Birr Al-Aulad dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dalil Al-Qur’an Tentang Prinsip Kasih Sayang Kepada Anak
  • Buku Anatomi Perasaan Ibu: Pengalaman Biologis Perempuan yang Tak Mudah
  • Konsep Birr Al-Aulad dalam Islam
  • Refleksi Perang Israel, dan Sepucuk Surat Wanita Yahudi untuk Pejuang Al-Qassam di Gaza
  • Konsep Birr Al-Walidain dalam Islam

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist