Mubaadalahnnews.com,- Pengasuh Pesantren Hasyim Asy’ari, Bangsri, Jepara, Nyai Hj. Hindun Anisah menjelaskan tentang Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) di Arab Saudi. Anggota SC KUPI tersebut menyampaikannya dalam seminar tentang hubungan bilateral antara Arab Saudi dan Indonesia dalam rangkaian Festival Janadriyah di Hotel Riyadh Intercontinental, Riyadh, 23 Desember 2018 lalu.
“Saya bicara tentang KUPI dalam seminar tersebut. Narasumber dari Saudi maupun dari Indonesia membicarakan isu-isu perempuan dalam hubungan bilateral kedua negara,” katanya saat dihubungi Mubaadalahnews, Kamis 27 Desember 2018.
Dalam seminar, Nyai Hindun menjelaskan tentang peran perempuan di Indonesia sampai kepada terjadinya kongres KUPI yang dilaksanakan di Pesantren Kebon Jambu, Cirebon, setahun silam. Dia menjelaskan tentang apa itu KUPI, siapa saja yg hadir, dan bagaimana respon dunia internasional setelah adanya KUPI.
Nyai Hindun adalah satu-satunya peserta perempuan yang hadir dan aktif dalam seminar tersebut. Saat dia menjelaskan tenang KUPI berbagai respon dari pejabat Saudi pun bermunculan. Secara umum mereka menyambut positif inisiasi KUPI.
“Saat itu ada dua pejabat yang langsung mengungkapkan respon positifnya ke saya. Salah satunya adalah adiknya Duta Desar (Dubes) Saudi untuk Indonesia, Abdullah al-Shoaib. Dia Chief Engineer untuk The Saudi Fund for Development. Kata dia, pembicaraannya bagus dan bisa menjadi inisiator untuk kerjasama perempuan Saudi dan Indonesia,” jelasnya.
Selain Abdullah al-Shoaib, salah seorang pejabat Saudi yang lain juga menyatakan antusiasme yang luar biasa kepada Nyai Hindun. Dia katakan KUPI sebagai hal yang luar biasa.
Dubes Republik Indonesia (RI) untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel sangat mengapresiasi penjelasan Nyai Hindun. Sebelum acara dimulai, Dubes Agus juga sudah mengatakan kepada Nyai Hindun untuk langsung menjelaskan tentang KUPI karena kondisi Arab Saudi sudah semakin terbuka untuk perempuan.
“Ke depan perlu diusulkan kepada Dubes untuk mempertemukan beberapa tokoh perempuan Saudi dengan Indonesia. Untuk membicarakan isu-isu perempuan yang ringan-ringan dulu biar tidak terlalu sensitif. Yang penting membuka pintu dialog dulu,” harapnya.
Selain menjelaskan tentang KUPI dan isu perempuan, Nyai Hindun juga diundang dalam festival tersbeut untuk mempromosikan salah satu budaya Indonesia, seni ukir dari Jepara. Nya Hindun mendampingi seniman ukir relief dari Jepara.(FQH)