• Login
  • Register
Sabtu, 1 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Perempuan Adalah Ibu dari Humanisme

Humanisme akan tetap ada selama posisi perempuan dihargai di dunia. Sebab melalui perempuan manusia lahir dan dari perempuan pula kemanusiaan tercipta.

Rizki Eka Kurniawan Rizki Eka Kurniawan
24/02/2021
in Personal
0
Perempuan

Perempuan

109
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kita mendambakan perubahan besar di kehidupan manusia, membayangkan dunia yang lebih baik, lebih bersih dan lebih ramah untuk semua manusia. Dunia yang bisa menjadi rumah kita bersama, tempat kita berteduh dari segala cuaca, tempat kita berlindung dari segala bencana alam ataupun psikis.

Sejak berakhirnya Perang Dunia II Demokrasi dan kapitalisme dipandang sebagai sistem politik paling representatif dan diharapkan sebagai batu loncatan untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi umat manusia tapi dalam penerapannya secara praktis malah hanya dijadikan sebagai alibi bagi sekelompok kecil orang yang sangat kaya untuk menjalankan system plutokrasi—mendominasi kekuasaan atas dasar kekayaan yang mereka miliki.

Orang-orang kaya berusaha mengumpulkan harta sebayak-banyaknya meskipun sahamnya telah membuat buncit perutnya. Keserakahan itu membuat orang-orang miskin yang terlantar pada akhirnya mengandalkan segala cara untuk bisa menghidupi keluarganya. Kasus kriminal meningkat akibat angka kemiskinan yang tinggi. Egoisme, hedonisme radikal, pemuasan hasrat badanian secara optimal total membudaya dan menjadi kebiasaan manusia, menjadikan manusia berubah menjadi seperti serigala yang memakan sesamanya.

“Hell… Is other people!” teriakan Jean Paul Sartre benar-benar meggambarkan kenyataan kehidupan sekarang. Lingkaran dosa ini terus berputar selama manusia belum memiliki kesadaran kolektif untuk membantu dan saling melengkapi sesamanya.

Tapi sikap altruisme telah terabaikan  karena kondisi yang memojokkan—dalam kondisi ini, orang-orang seraya berkata: “Bagaimana saya bisa membantu orang lain sedangkan saya sendiri butuh bantuan! Saya tidak punya pekerjaan, saya tidak punya cukup banyak uang, bagaimana saya bisa membatu orang lain kalau saya sendiri juga belum terselamatkan?”

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Dalam Relasi Pernikahan, Perempuan Harus Menjadi Subjek Utuh
  • Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja
  • Bisakah Perempuan Haid atau Nifas Mendapat Pahala Ibadah di Bulan Ramadan?
  • Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

Baca Juga:

Dalam Relasi Pernikahan, Perempuan Harus Menjadi Subjek Utuh

Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja

Bisakah Perempuan Haid atau Nifas Mendapat Pahala Ibadah di Bulan Ramadan?

Jogan Ramadhan Online: Pengajian Khas Perspektif dan Pengalaman Perempuan

Hidup di dunia serasa hidup di akhirat di mana orang-orang telah sibuk dengan urusannya sendiri dan tak bisa membantu orang lain. Kita menjadi pejuang yang berjuang sendiri-sendiri untuk mengamankan, mensejahterakan, dan mendamaikan kehidupan kita. Sebagaimana kata Trotsky “Di bawah kapitalisme tiap orang mimikirkan dirinya sendiri. Pada saat yang sama, tak seorang pun yang memikirkan nasib semua orang.”

Dunia ini sudah tidak sehat. Kita butuh perubahan besar untuk sebuah kehidupan yang lebih baik, tapi setelah itu pertanyaan besar datang “Bagaimana cara kita akan merubah dunia?” Salah satu cara untuk merubah dunia yang paling dasar adalah: “Perempuan harus dibebaskan dari dominasi patriarki”, tulis Fromm dalam To Have or To Be

Bagi Fromm, kebebasan perempuan dari dominasi patriarki adalah faktor fundamental dalam humanisasi masyarakat. Gerakan pembebasan perempuan bisa mengenalkan peran dan fungsinya sebagai salah satu tonggak pembaharu peradaban.

Superioritas kaum laki-laki membuat mereka merasa bisa melakukan segala sesuatu tanpa bantuan perempuan, laki-laki menjadi enggan meminta bantuan kepada perempuan karena meresa dirinya lebih kuat. Hanya demi menjaga stereotip maskulinitas di hadapan perempuan, laki-laki lebih memilih bersusah payah dan menolak bantuan dari perempuam meskipun dalam keadaan genting dan darurat.

Sikap semacam ini memicu munculnya sifat angkuh, sombong dan kebanggaan diri yang berlebihan pada laki-laki yang pada akhirnya hanya akan membawa kehancuran bagi kehidupan manusia. Laki-laki merasa bisa hidup sendirian tanpa perempuan, karena kekuatan ekonomi dan hak kepemilikan atas properti yang mereka miliki menjadikan mereka merasa bisa mengusai segalanya tanpa bantuan perempuan.

Padahal pada realitanya, laki-laki sangat membutuhkan perempuan sebagai ibu, kekasih, dan pelipuar lara di kehidupan. Dalam setiap pencapaiannya di kehidupan laki-laki akan selalu merasa kesepian tanpa kehadiran perempuan. Hal ini sudah menjadi hukum primodial dari alam bahwa segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan.

وَاَ نَّهٗ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَا لْاُ نْثٰى ۙ

“Dan sesungguhnya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan” (QS. An-Najm 53: Ayat 45)

Bahkan diceritakan ketika pertama kali Allah ciptakan Adam lalu menempatkannya di surga dengan sejuta kenikmatan Adam masih merasa kesepian oleh sebab itu Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuknya dan dijadikannya sebagai pasangan sekaligus teman di kehidupan agar tidak lagi merasa kesepian.

Dunia ini membutuhkan perempuan, tanpa perempuan kehidupan ini akan terasa hampa, tak bermakna, dan kurang perasaan. Dunia ini butuh sosok pengasih dan penyayang sebagaimana perempuan, tidak selalu tentang laki-laki kuat yang bisa mengusai dunia. Dunia butuh sosok lembut yang bisa mengembalikan kita kepada kehidupan yang penuh cinta.

Tanpa perempuan tak akan ada cinta, tanpa cinta tak akan ada kemanusian dan dunia akan tetap sama seperti sebelumnya, penuh dengan keserakahan, kerakusan dan eksploitasi tanpa batas sebab manusia telah kehilangan rasa cinta dalam dirinya. Kehadiran perempuan sangat dibutuhkan tak hanya sebagai mahluk yang melahirkan generasi penerus tapi juga sebagai ibu yang mengasihi semesta raya.

Itu mengapa pembebasan perempuan dari dominasi patriarki adalah salah satu syarat fundamental untuk menciptakan perubahan. Humanisme akan tetap ada selama posisi perempuan dihargai di dunia. Sebab melalui perempuan manusia lahir dan dari perempuan pula kemanusiaan tercipta. []

 

Tags: Erich Frommfeminismehumanismeperempuan
Rizki Eka Kurniawan

Rizki Eka Kurniawan

Lahir di Tegal. Seorang Pembelajar Psikoanalisis dan Filsafat Islam

Terkait Posts

Agama Perempuan Separuh Lelaki

Pantas Saja, Agama Perempuan Separuh Lelaki

31 Maret 2023
Kontroversi Gus Dur

Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu

30 Maret 2023
Food Waste

Bulan Puasa: Menahan Nafsu Atau Justru Memicu Food Waste?

30 Maret 2023
Perempuan Haid Mendapat Pahala

Bisakah Perempuan Haid atau Nifas Mendapat Pahala Ibadah di Bulan Ramadan?

29 Maret 2023
Pengasuhan Anak

Jalan Tengah Pengasuhan Anak

28 Maret 2023
Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

27 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pekerjaan rumah tangga suami istri

    Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menikah Adalah Sarana untuk Melakukan Kebaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri
  • Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan
  • Menikah Adalah Sarana untuk Melakukan Kebaikan
  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Nabi Muhammad Saw Biasa Melakukan Kerja-kerja Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist