• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Perjuangan Zainab Al-Ghazali dalam Memberikan Hak-hak Perempuan

Setelah dibebaskan dari penjara, Zainab kembali mengajar dan menulis, mula-mula untuk majalah bulanan Ikhwanul Muslimin, Ad-Da'wah, kemudian publikasi lainnya.

Redaksi Redaksi
15/12/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Zainab al-Ghazali

Zainab al-Ghazali

746
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Melalui organisasi Jam’iyyah asy-Sayyidat al-Muslimin atau Muslim Ladies Association (Persatuan Perempuan Mesir), Zainab al-Ghazali ingin mengembalikan kemuliaan dan hak-hak perempuan sesuai dengan syariat Islam yang kaffah, berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah.

Dikabarkan bahwa Zainab al-Ghazali menyelenggarakan pengajian umum setiap minggu, bertempat di Masjid Ibnu Thulun. Pengajian ini dihadiri oleh sekitar tiga ribuan orang. Pada momen-momen bersejarah, bahkan bisa mencapai lima ribuan orang.

Akan tetapi pandangan-pandangan keagamaan Zainab al-Ghazali mendapatkan kritik dari orang-orang konservatif radikal.

Mereka mengkritik perempuan yang keluar rumah. Ia memandang kerusakan sosial terjadi karena banyak perempuan yang meninggalkan rumahnya.

Namun, pada saat yang lain, ia berpendapat bahwa Islam memperkenankan perempuan untuk aktif dalam setiap aspek kehidupan publik, dengan catatan tidak dapat terganggu oleh tugas utamanya yang paling suci (agung), yakni menjadi istri dan ibu.

Baca Juga:

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

Jangan Tanya Lagi, Kapan Aku Menikah?

Di samping organisasi ini giat dalam berdakwah secara moral melalui ceramah-ceramah yang intensif, organisasi ini juga mengelola panti asuhan untuk yatim-piatu dan orang-orang miskin.

Kemudian, ia juga mendirikan lembaga-lembaga konsultasi untuk penyelesaian konflik keluarga, juga menerbitkan buletin dan majalah bulanan. Organisasi yang ia pimpin ini bahkan bekerja sama dengan Ikhwanul Muslimin yang Syekh Hasan al-Banna bangun.

Perjuangan Zainab tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Ia kerap menghadiri pertemuan-pertemuan internasional, membawa misi organisasinya, sebagaimana organisasi Ikhwanul Muslimin.

Masuk dalam Penjara

Aktivitas Zainab al-Ghazali dalam bidang dakwah dan politik konon terkesan radikal. Bahkan, ia acap kali selancarkan kritik-kritik tajam terhadap kekuasaan pemerintah Presiden Jamal Abdul Nasser. Karena aktivitasnya ini, ia akhirnya ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam penjara.

Dalam autobiografinya, Ayyam bin Hayati, Zainab menceritakan keadaannya di dalam penjara yang keras dan menyengsarakan. Ia menerima siksaan dengan kekuatan yang melampaui kekuatan kebanyakan laki-laki, dan ia berkali-kali menegaskan. Hanya pertolongan Tuhan dan keyakinanlah yang membuatku tabah dan memungkinkanku bisa bertahan hidup.

Setelah dibebaskan dari penjara, Zainab kembali mengajar dan menulis, mula-mula untuk majalah bulanan Ikhwanul Muslimin, Ad-Da’wah, kemudian publikasi lainnya, Liwa al-Islam.

Zainab al-Ghazali wafat pada hari Rabu, 3 Agustus 2005, di Kairo. Usia saat itu sekitar 88 tahun, setelah berdakwah dan berjuang untuk pembebasan kaum perempuan selama 53 tahun. Jenazahnya dibawa dan diiringi oleh ribuan pengagumnya menuju Masjid Rabi’ah al-Adawiyah, Nasr Citi, pada 4 Agustus 2005.

Ia meninggalkan sejumlah karya penting, antara lain Ayyam min Hayati (autobiografi), Nazharat fi Kitab Allah, Nahwa Ba’tsin Jadid, dan Ila Ibnati. Buku Ayyam min Hayati merupakan buku penting yang berisi sejarah hidup dan perjuangannya yang tak kenal lelah untuk kemajuan kaum negara dan kaum perempuan. []

Tags: hakMemberikanperempuanperjuanganZainab Al Ghazali
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID