Mubadalah.id – Dalam rumah tangga Nabi Muhammad Saw. sebagaimana dikisahkan, baik dalam banyak Hadis maupun dalam sirah Nabi Saw pernah mengalami konflik di dalam keluarga Nabi Saw.
Kisah konflik dalam keluarga Nabi Saw. tersebut juga terekam dalam beberapa Hadis, terutama dengan kisah Aisyah r.a. dan Hafsah r.a. sampai orangtua mereka turun tangan (Shahih al- Bukhari, no. 4962).
Nabi Saw. tak sedikit menghadapi berbagai perilaku para istri yang tidak sesuai dengan keinginan beliau. Akan tetapi, beliau selalu mengatasinya dengan bijaksana.
Salah satunya, misalnya, dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berpikir dan menentukan sikap didasarkan atas pilihan mereka sendiri (QS. al-Ahzab [33]: 28-29).
Nabi Saw. mungkin marah, tetapi tidak mengeluarkan kata- kata kasar, apalagi melakukan kekerasan. Nabi Saw. terlalu mulia untuk melakukan itu semua.
Paling jauh, Nabi Saw. memilih keluar dari rumah meninggalkan istri-istrinya dan memilih tinggal di masjid hingga satu bulan lamanya.
Memanusiakan Manusia
Ini adalah model pendidikan yang diterapkan Nabi Saw. kepada istrinya, sebuah cara pergaulan yang memanusiakan perempuan.
Ibn Abbas r.a. bercerita: Suatu pagi kami mendapati istri-istri Nabi Saw. menangis. Setiap istri didampingi keluarganya masing-masing. Aku kemudian pergi kemasjid. Aku lihat banyak orang berkumpul di situ.
Lalu Umar r.a. datang menemui Nabi Saw. di kamar beliau. Umar r.a. memberi salam, tetapi tidak ada jawaban. Kemudian memberi salam lagi, tidak juga ada jawaban. Memberi salam lagi, juga tidak ada jawaban.
Kemudian ia dipanggil masuk menemui Nabi Saw. dan bertanya: “Apakah Anda menceraikan istri-istri Anda?” Nabi Saw. menjawab: “Tidak, tetapi berpisah dari mereka selama satu bulan.”
Lalu, Nabi Saw. benar- benar berpisah selama 29 hari, kemudian kembali berkumpul bersama istri-istrinya.” (Shahih al-Bukhari, no. 5258).
Pisah ranjang ini terjadi karena konflik, sebagaimana berbagai riwayat Hadis lain ceritakan di atas.
Namun dalam konflik ini Nabi Saw. tidak pernah melakukan kekerasan. Bahkan, kata ‘Aisyah, dalam hal apa pun, Nabi Saw. tidak pernah memukul perempuan atau pelayan.
Dari Aisyah r.a. berkata: “Rasulullah Saw. tidak pernah memukul, sekalipun, dengan tangannya, tidak kepada perempuan (istri), tidak juga kepada pelayan.” (Shahih Muslim, no. 6195). []