• Login
  • Register
Sabtu, 12 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Solidaritas terhadap Perjuangan Perempuan

Mubadalah Mubadalah
30/11/2021
in Kolom
0
Solidaritas terhadap Perjuangan Perempuan

Solidaritas terhadap Perjuangan Perempuan

20
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Solidaritas terhadap perjuangan perempuan atau yang biasa disebut Ukhuwah Nisaiyah sesungguhnya telah mendapatkan dasar legitimasi agama dalam bentuknya yang paling mendasar dan paling genuin. Al-Qur’an beberapa kali menyatakan tentang kesederajatan perempuan dan laki-laki. (Qs. Al-Nisa’ [4]: 1; al-Ahzab [33]: 35; al-Hujarat [49]: 13). Bahkan dengan sangat tegas kitab suci ini menyatakan: “Orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan (adalah) saling mendukung, saling menjadi penolong. Mereka menyerukan kebaikan dan mencegah kemunkaran, menunaikan shalat, menunaikan zakat dan taat kepada allah dan Rasul-Nya. Mereka diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa Maha Bijaksana”. (Qs. Al-Taubah [9]: 71).

Jika salah satu di antara bagian-bagian tubuhnya menderita, maka akan menderita pula bagian tubuhnya yang lain

Pernyataan al-Qur’an di atas sudah sangat jelas bagaimana Tuhan menuntut orang-orang beriman untuk bertindak secara bersama-sama dalam suasana saling mendukung, berbagi rasa dan melakukan solidaritas bagi kerja-kerja kebudayaan, politik, sosial dan spiritual. Pernyataan ini kemudian dielaborasi dengan bahasa yang lebih tegas oleh Nabi SAW.: “hubungan interaksi sosial orang-orang beriman”, kata Nabi, “adalah bagaikan satu bangunan atau satu tubuh. Jika salah satu di antara bagian-bagian tubuhnya menderita, maka akan menderita pula bagian tubuhnya yang lain”. (HR. Bukhari). Solidaritas seperti ini menurut lanjutan ayat di atas akan menjamin kehidupan yang baik dan sejahtera di sisi Tuhan. (Qs. Al-Taubah [9]: 72).

Solidaritas untuk Perempuan (Ukhuwah Nisaiyah) dalam sejarah kehidupan kaum muslimin awal telah muncul sebagai sebuah gerakan. Ini tampak ketika para istri Nabi secara bersama-sama datang kepada beliau untuk mempertanyakan hak-haknya dalam segala aktivitas kehidupan bersama. Suatu hari Asma binti Yazid al-Anshariyah datang kepada Nabi mewakili teman-teman perempuannya: “Aku datang kepada anda sebagai delegasi dan mewakili kaum perempuan. Aku tahu pasti bahwa Tuhan mengutus anda untuk membawa kebenaran kepada kaum laki-laki dan perempuan”. Asma kemudian menyampaikan sejumlah fakta-fakta sosial kaum laki-laki berkaitan dengan  peran-peran sosial , politik, ekonomi mereka. Asma putri Abu Bakar kemudian menggugat privilege kaum laki-laki seperti ini. “Lalu apa hak dan peran kami untuk hal-hal tersebut, wahai Nabi?” kata Asma. Terhadap kritik ini Nabi meresponnya dengan baik. Kepada para sahabatnya, Nabi mengatakan: “Lihat, tidak ada kata-kata yang lebih baik dari seorang perempuan seperti kata-kata perempuan ini”. (Baca: Al-Suyuthi dalam Al-Durr al-Mantsur, II/153).

Solidaritas perempuan juga dikemukakan secara lebih ekspresif oleh Khansa binti Khidam. Ia dipaksa oleh ayahnya untuk menikahi sepupunya padahal ia tidak menyukainya. Nabi menyuruh sang ayah untuk menyerahkan urusan itu kepada anaknya. Khansa kemudian mengatakan: “Meskipun aku kemudian mau menikahinya, tetapi aku ingin mendeklarasikan kepada publik perempuan bahwa keputusan akhir tentang pilihan hidup ada di tangan perempuan, bukan ayahnya”. (Jami’ al-Ushul, XII/140).

Maka adalah jelas bahwa memaksa anak perempuan untuk menikah dengan orang yang tidak disukainya, bukanlah jalan yang baik. Pernikahan adalah sebuah transaksi yang harus dilandasi oleh saling rela antara kedua belah pihak. [NR]

Baca Juga:

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

Sumber: Spiritualitas kemanusiaan Perspektif Islam Pesantren (Pustaka Rihlah, Yogyakarta: 2006)

Tags: perempuanSolidaritas Perempuan
Mubadalah

Mubadalah

Portal Informasi Popular tentang relasi antara perempuan dan laki-laki yang mengarah pada kebahagiaan dan kesalingan dalam perspektif Islam.

Terkait Posts

Praktik Kesalingan

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

12 Juli 2025
Perempuan dan Pembangunan

Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

12 Juli 2025
Isu Disabilitas

Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

12 Juli 2025
Harapan Orang Tua

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

12 Juli 2025
Negara Inklusi

Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

11 Juli 2025
Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Isu Disabilitas

    Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam dan Persoalan Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID