Mubadalah.id – KH Husein Muhammad dalam laman Facebooknya menyampaikan bahwa meski telah ditulis puluhan bahkan ratusan kali atau dipidatokan berkali-kali di mana-mana, masih saja banyak orang tak mengindahkan bahaya virus covid-19. Maka, Buya Husein, sapaan khas beliau, menuliskannya kembali.
Diceritakan jika ada seorang teman Buya Husein yang bertanya via inbox, hidup itu untuk apa? Lalu beliau menjawab
“Semua orang ingin terus hidup, meski mereka tahu dan yakin kematian sewaktu-waktu menjemput, tanpa bisa ditolak. Dan aku tak mau mati dengan cara membiarkan diri diserang virus yang merasuk ke dalam jantung diam-diam. Aku berusaha menghindar dari kematian. Boleh jadi dengan cara begitu itu Tuhan menetapkan takdir-Nya aku bisa hidup lebih lama.”
Kemudian Buya Husein bercerita kembali :
Dulu, kira-kira tahun ke 17 H, saat Umar bin Khattab memimpin sebuah bangsa besar tanpa batas geografis, virus Amwas, tiba-tiba menyerbu komunitas di wilayah Syam, sebutan untuk daerah-daerah di Damaskus, Yordania, Pakestina dan Lebanon. Nama Amwas diambil dari nama daerah kecil di antara Quds dan Ramalah, di mana virus itu muncul.
Suatu hari Umar hendak berkunjung ke Syam, diiringi sahabat-sahabat Muhajirin dan Anshar. Mereka tiba di sebuah kampung Sarg, perbatasan antara Hijaz dan Syam. Mereka bertemu panglima bersama pasukannya. Mereka lapor : Bumi Syam sedang sakit. Di sana virus mematikan menyebar. Umar berunding lalu memutuskan untuk pulang kembali.
Manakala beliau pulang, virus itu membunuh ribuan orang. Konon mencapai 20.000 orang mati, bahkan ada yang menyebut lebih dari itu. Beberapa di antaranya para tokoh sahabat Nabi: Abu Ubaidah bin al-Jarrah (gubernur Syam), Muaz bin Jabal, Yazid bin Abu Sufyan, Harits bin Hisyam, Suhail bin Amr, Utbah bin Suhail, dan lain-lain. Virus terus menyebar tanpa bisa distop dan membunuhi manusia satu-satu. Sampai kemudian Amr bin Ash, gubernur Mesir berpidato :
أيها الناس، إن هذا الوجع إذا وقع فإنما يشتعل اشتعال النار، فتحصّنوا منه في الجبال”
“Wahai rakyat, virus mematikan ini jika sudah turun dia akan membakar apa saja yang ada. Kalian harus keluar menjauh dari sini menuju ke pengunungan dengan menyebar, jangan berkumpul.”
Merekapun keluar menyebar. Tak lama Allah menghilangkan virus-virus itu.
Umar bin al-Khattab dilapori kebijakan tersebut. Beliau tidak keberatan. Yang penting adalah bagaimana caranya agar virus tidak menularkan kepada orang lain. Bisa dengan tinggal di rumah saja. Bisa juga dengan menjaga jarak, social distance, tidak keluyuran, tidak bergerombol atau menlockdown. Sesuai dengan keadaannya masing-masing.
Ada sejumlah kaidah hukum berkaitan dengan soal ini;
1. الضرريزال
(Hal-hal yang membahayakan jiwa harus dicegah/ dihindari)
2. لا ضرر ولا ضرار
(Jangan menyakiti diri sendiri dan orang lain)
3. المشقة تجلب التيسير
(Keadaan sulit membawa kemudahan )
4.تصرف الامام علی الرعية منوط بالمصلحة
(Kebijakan negara (pemerintah) adalah menciptakan kemaslahatan rakyat)
5. . للإمام تقييد المباح في حدود اختصاصه مراعاة للمصلحة العامة.
(Pemerintah boleh menetapkan PPKM)
6. الأخذ بالرخص أولى من العزيمة حفظاً للنفوس
(Demi melindungi jiwa, mengambil dispensasi lebih utama)
7. حفظ النفوس مقدم علی حفظ الدين
(Melindungi jiwa didahulukan daripada melindungi agama)
Postingan Buya Husein pada 19 Juli 2021 tersebut disambut sejumlah netizen, yang terketuk hatinya dan membagikannya hingga 311 kali. ada salah satu netizen atas nama Endah Genduk Kusumawati, yang berkomentar bahwa tulisan tersebut sangat tepat untuk dibaca dan dipahami. Karena masih banyak orang yang “ndablek”, seenaknya sendiri tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Di mana-mana masih banyak orang yang abai dengan protokol kesehatan. []