Mubadalah.id – Nabi Muhammad Saw telah memberikan banyak teladan bagi kita semua umat Islam. Termasuk perintah untuk memuliakan anak perempuan.
Perintah untuk memuliakan anak perempuan itu merupakan salah satu anjuran yang pernah diminta oleh Nabi Muhammad Saw.
Perintah untuk memuliakan anak perempuan itu merujuk pada salah satu hadis dari Shahih Muslim.
Isi hadis tersebut sebagai berikut,
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ (صحيح مسلم، رقم: 6864).
Dari Anas bin Malik ra berkata: Rasulullah Saw bersabad: “Barangsiapa yang mengasuh dua anak perempuan sampai mereka dewasa, maka aku dan dia kelak di hari kiamat (seperti ini)”. Sambil Nabi Saw mendekatkan jari-jari tangan baginda. (Sahih Muslim, no. 6864).
Selain itu, saat anak perempuan lahir, dalam sebuah riwayat menyampaikan, akan disambut para malaikat dengan penuh doa kedamaian, sayap-sayap mereka ikut mendekapnya, dan mendoakan bagi yang akan mengurusnya untuk bisa tertolong hidupnya sampai ke hari kiamat (Mu’jam Shaghir li Thabrani, juz 1, hal. 61, no. 70).
Dengan merujuk hadis tersebut, penulis 60 Hadis Shahih, Faqihuddin Abdul Kodir mengatakan, Nabi Saw sangat dikenal menyayangi anak-anak, baik laki-laki dan terlebih perempuan.
Nabi Saw, kata pria yang kerap disapa Kang Faqih, mempertontonkan kasih sayang pada anak-anak ini di hadapan para sahabat, sebagai teladan dan pelajaran.
Nabi Saw mempercepat shalat ketika mendengar tangis bayi di jama’ah perempuan, agar si bayi segera memperoleh ketenangan (Sahih Bukhari, no. 712).
Nabi Saw juga memuji seorang ibu yang membelah satu kurma menjadi dua untuk kedua putrinya (Musnad Ahmad, no. 22603).
“Cucu Nabi Saw yang perempuan, bernama Umamah bint Abu al-‘Ash ra, putri dari Zainab bint Rasulullah Saw juga sering diasuh Nabi Saw. Dia sering diajak main, dipangku, digendong, bahkan dibawa ke masjid untuk shalat,” tulisnya.
Selain itu, Kang Faqih menyampaikan, beberapa catatan hadits menyebutkan bahwa Nabi Saw pernah shalat dengan tetap menggendong Umamah bint Abu al-‘Ash ra.
Ketika beliau sujud, Umamah diletakkan terlebih dahulu, dan ketika mau berdiri digendong lagi (Sahih Bukhari, no. 515; Sahih Muslilm, no. 1240; Sunan Abu Dawud, no. 918; Muwaththa’ Malik, no. 415; dan Musnad Ahmad, no. 22960).
Dalam tulisan Ishmatuddin Karkar, al-Mar’ah fi al-‘Ahd an-Nabawi (hal. 224-226), Nabi Saw sering dititipi balita perempuan anak dari beberapa sahabat. Seperti As’ad bin Zurarah ra, dia pernah membawa balita perempuannya bernama Zainab dan menitipkanya ke pangkuan Nabi Saw.
Terkadang juga, Kang Faqih menambahkan, As’ad bin Zurarah ra titipkan dua saudarinya yang masih kecil. Nabi Saw, kemudian, mengasuh mereka, mengajak mereka bermain, dan memakaikan kalung kepada mereka.
“Balita lain, bernama Jamrah bint Abdullah at-Tamimiyah al-Yarbu’iyah ra, pernah dibawa ayahnya ke hadapan Nabi Saw. Ayahnya memohon kepada Nabi Saw untuk mendoakannya. Nabi Saw merengkuh sang balita, mendudukkannya ke pangkuan, lalu mendoakan untuk keberkahan dan kebaikannya,” tukasnya. (Rul)