• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Keterlibatan Perempuan dalam Kesuksesan Dakwah Wali Songo

Perempuan tentu mengisi ruang perjuangan dalam Islamisasi Nusantara, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk memiliki keterlibatan dalam kesuksesan dakwah Wali Songo

Moh. Rivaldi Abdul Moh. Rivaldi Abdul
09/08/2022
in Publik
0
Dakwah Wali Songo

Dakwah Wali Songo

617
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Adakah keterlibatan perempuan dalam kesuksesan dakwah Wali Songo?

Mubadalah.id – Pertanyaan itu kiranya dapat mengawali diskusi dalam esai ini. Sebab,  jejaring Wali Songo sukses memajukan Islam di Nusantara pada abad 15-16 M, identik dengan tokoh laki-laki. Sehingga, bicara gerakan Wali Songo sering kali yang tersuguhkan adalah his-story yang “hampir” kosong dari unsur her-story. Maka dari itu menarik untuk mendiskusikan peran perempuan dalam jejaring dakwah Wali Songo.

Gerakan dakwah Wali Songo salah satunya dilakukan lewat jalur perkawinan. Sebagaimana Agus Sunyoto menjelaskan, “…usaha dakwah yang dilakukan Raden Rahmat (Sunan Ampel) adalah membentuk jaringan kekerabatan melalui perkawinan-perkawinan para penyebar Islam dengan putri-putri penguasa Majapahit. Dengan cara itu, ikatan kekeluargaan di antara umat Islam menjadi kuat.”

Tentu membutuhkan keterlibatan perempuan dalam gerakan dakwah Wali Songo pada jalur perkawinan. Sebab, yang namanya perkawinan tidak dapat terjadi jika tanpa pasangan perempuan dan lelaki. Namun, apakah kemudian peran perempuan dalam jejaring Wali Songo hanya sebagai objek nikah? Jika iya, maka rasanya pandangan ini agak mengerdilkan peranan perempuan dalam dakwah Islam di Nusantara.

Perempuan tentu mengisi ruang perjuangan dalam Islamisasi Nusantara. Baik langsung maupun tidak langsung, termasuk memiliki keterlibatan dalam kesuksesan dakwah Wali Songo.

Menjadi Pendidik Wali Songo

Sunan Ampel menikah dengan Nyai Ageng Manila yang merupakan putri penguasa Tuban bernama Arya Teja. Pernikahan Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila dikarunia lima anak. Jauharotina Alfadhilah dalam “Internalisasi Tasawuf dalam Dakwah Sunan Bonang,” menyebutkan kelima anak itu adalah Nyai Patimah (Nyai Gedeng Panyuran), Nyai Wilis (Nyai Pengulu), Nyai Taluki (Nyai Ageng Maloka), Mahdum Ibrahim, dan Raden Qasim.

Nyai Ageng Manila sebagai sosok orang tua tentu punya jasa besar dalam pendidikan anak-anaknya. Dia berhasil mendidik anak-anaknya menjadi sosok Muslim-Muslimah yang luar biasa. Sehingga, di kemudian hari, Mahdum Ibrahim mampu menjadi sosok Sunan Bonang, dan Raden Qasim juga mampu menjadi sosok Sunan Drajat. Hal ini menggambarkan kalau Nyai Ageng Manila turut berjasa dalam kesuksesan jejaring Wali Songo.

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Islam Hadir untuk Gagasan Kemanusiaan

Selain Nyai Ageng Manila, kiranya juga penting memperhitungkan sosok Nyai Pinatih sebagai perempuan yang menjadi guru Sunan Giri. Sebagaimana Agus Sunyoto menjelaskan, “Didikan sebagai bangsawan tinggi ia peroleh dari ibu angkatnya, Nyi Pinatih…, tampaknya telah mencetak Raden Paku (Sunan Giri) sebagai bangsawan tinggi….” Jadi, kebesaran dan kesuksesan Sunan Giri dalam mengembangkan dakwah Islam, hingga mampu membangun Giri Kedaton, tidak lepas dari peran Nyai Pinatih yang berhasil mendidik Sunan Giri menjadi sosok yang berkarakter kuat.

Membuka Ruang Dakwah

Tidak hanya sebagai sosok pendidik, keterlibatan perempuan dalam kesuksesan dakwah Wali Songo juga terasa dalam kelancaran penyebaran Islam. Misalnya, kesuksesan Sunan Ampel berdakwah di Surabaya tidak lepas dari pengaruh Nyai Ageng Manila.

Pernikahan dengan Nyai Ageng Manila membuat posisi Sunan Ampel di tanah Jawa, khususnya Surabaya, menjadi kuat. Sehingga, sebagaimana Agus Sunyoto, membawa Sunan Ampel pada kedudukan sebagai penguasa Surabaya.

Hal ini menandakan bahwa kehadiran Nyai Ageng Manila di sisi Sunan Ampel sangat membantu sang sunan dalam karir sebagai Wali Songo. Previlege Nyai Ageng Manila membuat Sunan Ampel berpengaruh di Surabaya, sehingga dia bisa lebih leluasa dalam mengembangkan dakwah Islam di daerah tersebut.

Selain itu, juga penting kita catat bahwa dalam keberhasilan dakwah Sunan Bonang terdapat jasa dari perempuan penguasa Lasem. Yakni Nyai Ageng Maloka, yang merupakan kakaknya.

Jauharotina Alfadhilah berdasarkan naskah Carita Lasem menjelaskan bahwa, Sunan Bonang pergi ke Lasem karena panggilan dari Nyai Ageng Maloka. Ia merupakan penguasa Lasem kala itu. Di Lasem, selain menjaga makam nenek mereka, putri Bi Nang Ti, serta makam Pangeran Wirabajra dan Pangeran Wiranagara, mendiang ayah mertua dan suami Nyai Ageng Maloka, Sunan Bonang juga mengembangkan dakwah Islam di Lasem hingga daerah Bonang.

Sebagaimana yang pernah saya jelaskan dalam esai “Nyai Ageng Maloka dan Perkembangan Islam di Lasem pada Abad 15 M,” bahwa meski bukan sebagai eksekutor dakwah, namun Nyai Ageng Maloka punya jasa besar dalam perkembangan Islam di Lasem. Sebagai penguasa Lasem, Nyai Ageng Maloka dapat membuka ruang dakwah kepada Sunan Bonang, sehingga dapat memajukan Islam di daerah tersebut. Hal ini menunjukkan kalau Nyai Ageng Maloka punya peranan penting dalam kemajuan karir dakwah Sunan Bonang.

Sampai sini dapat kita pahami bahwa perempuan memiliki keterlibatan dalam kesuksesan dakwah Wali Songo. Beberapa sosok perempuan berperan sebagai pendidik, dan ada juga yang memperlancar jalan dakwah, sehingga Wali Songo dapat memajukan dakwah Islam di Nusantara, khususnya Jawa, dengan baik. []

Tags: dakwahislamKerajaanMajapahitNusantaraWali Songo
Moh. Rivaldi Abdul

Moh. Rivaldi Abdul

S1 PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo pada tahun 2019. S2 Prodi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Islam Nusantara di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sekarang, menempuh pendidikan Doktoral (S3) Prodi Studi Islam Konsentrasi Sejarah Kebudayaan Islam di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Terkait Posts

Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Nenek SA

Dari Kasus Nenek SA: Hukum Tak Lagi Melindungi yang Lemah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version