• Login
  • Register
Senin, 28 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Kisah saat Nyai Solichah Duduki Berkas Persiapan Indonesia Merdeka

"Jadi ketika tentara Jepang mencari dokumen itu tidak ketemu, dan mereka tidak membayangkan bahwa ada perempuan sedang nyuci, yang menyembunyikan dokumen itu," kata Alissa Wahid

Redaksi Redaksi
18/11/2022
in Aktual
0
Nyai Solichah

Nyai Solichah

474
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Direktur Jaringan GUSDURian, Alissa Wahid menceritakan peran penting Nyai Solichah Wahid Haysim dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Alissa Wahid mengaku cerita perjuangan Nyai Solichah Wahid Haysim ini beliau dapat langsung dari Nyai Solichah.

Jadi, kata Alissa Wahid, pada tahun 1943-1944 itu, Bung Tomo, dan Panglima Jendral Soedirman seringkali mengutus anak buahnya untuk sowan ke Kiai Wahid Hasyim dan Hadratuh Syekh KH. Hasyim asyari di Pondok Pesantren Tebuireng.

Pada suatu ketika, lanjut Alissa, ada utusan dari Panglima Jendral Soedirman membawa dokumen tentang persiapan Indonesia merdeka.

Ketika mereka datang kepada Kiai Wahid Hasyim dan Hadratuh Syekh KH. Hasyim asyari di Pondok Pesantren Tebuireng, tampaknya diketahui oleh para tentara Jepang.

Baca Juga:

Suluk Damai di Negeri Bhineka melalui Peran LKLB dalam Merawat Toleransi

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

Kemudian, para tentara Jepang itu langsung segera mendatangi Pesantren Tebuireng untuk mencari berkas tersebut.

Tentu saja kedatangan tentara Jepang ini membuat semua orang panik.

Namun, saat sebelum tentara Jepang masuk ke dalam ruangan pesantren, Bu Nyai Solichah Wahid Hasyim dengan sergap mengambil dokumennya, lalu di bawa ke tempat nyuci santri yang berada di sekitar sumur.

Kemudian agar aman dan tidak diketahui oleh tentara Jepang, akhirnya dokumen tersebut di duduki oleh Bu Nyai Solichah.

“Jadi ketika tentara Jepang mencari dokumen itu tidak ketemu, dan mereka tidak membayangkan bahwa ada perempuan sedang nyuci, yang menyembunyikan dokumen itu,” paparnya.

Akhirnya, berkat ide cerdas dari Bu Nyai Solichah, berkas untuk persiapan Indonesia merdeka itu bisa terselamatkan dari tentara Jepang.

Ikut Perang Griliya

Selain itu, Putri sulung KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menyebutkan bahwa Bu Nyai Solichah juga ikut bergriliya bersama Kiai Wahid Hasyim.

“Tapi intinya, ulama perempuan harus mengurus umat yang lebih besar. Bahkan tidak meletakan ia sebagai kelas nomer 2, itu tuh teladannya sudah banyak sekali,” tuturnya.

“Dan KUPI II ini ingin kembali meneguhkan itu, kita ingin menunjukan kekuatan perempuan ulama dan ulama perempuan itu bisa menjadi kekuatan yang besar dalam membangun peradaban yang lebih baik untuk kita semua,” tukasnya. (Rul)

Tags: Alissa WahidBerkasIndonesiaKemedekaankisahNyai SolichahPersiapan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KOPRI

Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

28 Juli 2025
Pengelolaan Sampah

Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

25 Juli 2025
PIT Internasional

ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

23 Juli 2025
PIT SUPI

Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

23 Juli 2025
Ma'had Aly Kebon Jambu

S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

21 Juli 2025
Wisuda Ma'had Aly Kebon Jambu

Mudir Ma’had Aly Kebon Jambu Soroti Fiqh al-Usrah dan SPS sebagai Distingsi Wisuda ke-5

21 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fenomena Rojali

    Fenomena Rojali, Sebuah Privilege Kaum Bawah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Godaan Laki-laki Adalah Fitnah Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Sekolah Rakyat Menggusur SLB: Potret Pendidikan Inklusi yang Semu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sah Tapi Nggak Terdaftar, Nikah Sirri dan Drama Legalitasnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • A Letter for 23: Pengalaman Perempuan Menjadi Sehat, Cerdas, dan Berdaya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok
  • Ulasan Buku Concubines and Courtesans: Kisah Para Selir yang Mengubah Sejarah Islam
  • Membangun Rumah Tangga Ideal: Belajar dari Keseharian Rasulullah Saw
  • A Letter for 23: Pengalaman Perempuan Menjadi Sehat, Cerdas, dan Berdaya
  • Pola Relasi Suami dan Istri

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID