• Login
  • Register
Jumat, 18 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Agama Hadir Untuk Manusia

Agama menawarkan jalan yang bisa dipilih manusia berikut konsekuensi yang harus diterima. Dalam hal ini, agama (Tuhan) selalu membuat dua macam petunjuk normatif: norma universal dan norma kontekstual

Redaksi Redaksi
03/05/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Agama

Agama

704
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Agama hadir untuk manusia dan bukan untuk Tuhan. Dia tidak membutuhkan apa-apa dan siapa-siapa, wallaah ghaniyun ‘an al-‘alamin.

Sebelum agama Tuhan turunkan kepada manusia melalui para utusan-Nya, manusia telah hadir dalam ruang dan waktu kebudayaan.

Dengan kata lain, sebelum agama turun, manusia sesungguhnya telah berkebudayaan. Kehadiran agama dalam ruang dan waktu kebudayaan manusia bertujuan untuk mengarahkan dan memberikan petunjuk tentang apa yang baik manusia lakukan, pikirkan, dan ekspresikan. Baik untuk kepentingan personal maupun kolektif.

Untuk tujuan yang sama pula, agama memberikan peringatan atas apa yang seharusnya tidak kita lakukan. Al-Qur’an menyatakan sebagai, hudan li al-naas wa bayyinat min al-huda wa al-furqan.

Ini merupakan bentuk kasih sayang Tuhan (luthf Allah), mengingat manusia sering tidak mampu mengendalikan hasrat-hasrat yang rendah dan untuk kepentingan sesaat. Serta menjadi sebuah kondisi yang selalu akan melahirkan malapetaka sosial-kemanusiaan.

Baca Juga:

Ketika Disiplin Menyelamatkan Impian

Merawat Bumi Sebagai Tanggung Jawab Moral dan Iman

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

Agama menawarkan jalan yang bisa manusia pilih berikut konsekuensi yang harus kita terima. Dalam hal ini, agama (Tuhan) selalu membuat dua macam petunjuk normatif: norma universal dan norma kontekstual.

Norma Universal

Norma universal adalah nilai yang berlaku mondial dan melampaui ruang dan waktu. Nilai universal merupakan kehendak nurani asal semua orang di mana saja dan kapan saja.

Ini norma-norma asasi yang melekat pada setiap orang. Beberapa di antaranya adalah kesetaraan, kebebasan, keadilan, persaudaraan, kehormatan, dan cinta.

Norma-norma ini merupakan prinsip dasar yang dituntut oleh semua kebudayaan manusia. Karena itu, norma tersebut telah menjadi milik semua orang, semua jenis kelamin, semua bangsa, dan semua keyakinan.

Sementara norma kontekstual adalah pandangan, tradisi, dan aturan tertentu yang dibuat untuk memenuhi kehendak kebudayaan dan sosial dalam zaman dan ruang tertentu. []

Tags: agamaBudayaHadirKebudayaanmanusia
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Nabi Saw

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

18 Juli 2025
rajulah al-‘Arab

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan

Mengapa Perempuan Ditenggelamkan dalam Sejarah?

18 Juli 2025
Rabi’ah al-Adawiyah

Belajar Mencintai Tuhan dari Rabi’ah Al-Adawiyah

18 Juli 2025
Sejarah Perempuan dan

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

17 Juli 2025
Menjadi Pemimpin

Perempuan Menjadi Pemimpin, Salahkah?

17 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Penindasan Palestina

    Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID