Mubadalah.id – Pagi Ahad, 30 Juli 2023, di Kampus UNU Yogyakarta, di hadapan orang-orang istimewa, saya diminta untuk menyampaikan seucap-dua ucap kata sambutan. Sambutan ini saya sampaikan atas nama perwakilan pondok pesantren dalam acara diseminasi pengelolaan sampah dalam program Pesantren Ekosistem Madani Atasi Sampah (EMAS).
Pesantren EMAS merupakan program kolaborasi antara akademisi, desa, pondok pesantren, dan komunitas. Program ini bertujuan untuk mengembangkan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, bertanggung jawab, mandiri dan berkelanjutan di pondok pesantren. Kegiatannya akan kami laksanakan selama enam bulan yang sudah kami mulai sejak awal Juli hingga Desember 2023 nanti.
Selama periode itu, berbagai kegiatan yang telah kami rencanakan, seperti pelatihan, pemagangan, implementasi pengelolaan sampah, monitoring, dan evaluasi yang akan kami laksanakan secara bertahap. Saat ini program tersebut sudah sampai pada minggu akhir tahap pemagangan.
Isu Sampah Sering Dianggap “Sampah”
Dan, dalam kesempatan tersebut, saya sampaikan seperti berikut:
Para hadirin yang berbahagia,
Isu-isu soal sampah sering kita anggap selayaknya sampah. Seakan-akan tidak berguna, kita nilai tidak bermanfaat, dan kita pandang hanya buang-buang waktu saja. Padahal, dari ketanggapan kita tentang masalah sampah inilah, justru kita telah benar-benar peka terhadap apa yang telah Allah Swt tegaskan dalam QS. Ar-Ruum: 41.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Allah yarham KH Ali Yafie, dalam buku Merintis Fikih Lingkungan Hidup mengatakan bahwa masalah sampah, masalah lingkungan hidup, tidak dapat kita lepaskan dari tanggung jawab manusia. Sebab, kita telah mengemban amanat untuk memelihara dan melindungi alam yang telah Sang Pencipta karuniakan.
Kita diperintahkan untuk melestarikan bumi, tentu, termasuk dengan menghindarkannya dari dampak buruk sampah, agar tetap menjadi hunian yang nyaman bagi manusia.
Haram Membuang Sampah Sembarangan
Berkat turunan ayat itu pula, maka haram hukumnya membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastik, lepas dari tahaqquq (secara jelas) maupun dzan (dugaan) membahayakan lingkungan. Paling tidak, makruh, apabila memiliki kemungkinan yang cukup rendah dari ancaman tersebut.
Tentu, salah satu saripati penting berupa kesadaran terhadap ayat tersebut adalah seperti apa yang kita lakukan melalui Pesantren EMAS. Program kolaborasi antara akademisi, desa, pondok pesantren, serta komunitas ini mampu memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan. Yakni tentang pengembangan tata kelola sampah yang ramah lingkungan, bertanggungjawab, mandiri, dan berkelanjutan, terutama di pondok pesantren.
Program pemagangan yang telah terlaksana sudah cukup menunjukkan bahwa pengetahuan tentang tata kelola sampah menjadi sesuatu yang wajib untuk kita miliki. Dengan prinsip-prinsip penanganan dan pengelolaan sampah secara lebih serius, fokus, dan berkelanjutan.
Maka inilah pada akhirnya kita bisa sama-sama memiliki kesadaran bahwa kepedulian terhadap lingkungan setiap orang harus menjalankannya. Sehingga bukan lagi hal yang wajar, atau kita anggap sebagai fardu kifayah.
Kewajiban personal setiap manusia itu muncul lantaran sampah. Pada faktanya, terus menggunung dari sisa kegiatan sehari-hari manusia. Manusia wajib membangun hubungan timbal balik dengan lingkungannya.
Selain harus membuang sampah dengan tertib, kita juga seyogyanya tidak melakukan tabdzir atau menyia-nyiakan barang yang masih bisa kita manfaatkan, serta israf alias melakukan tindakan yang berlebih-lebihan. Semisal menggunakan barang dengan jumlah yang melampaui kebutuhan.
Untuk itu, kami yang terlibat dalam program-program ini menghaturkan terima kasih atas banyaknya ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan. Semoga hal ini menjadi amal saleh kita semua. Baik demi masa depan kelestarian bumi, juga sebagai bekal jariyah di akhirat kelak. Amin. []