• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Tradisi Batu Wangi dalam Perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw

Tradisi Batu Wangi menjadi cara saya dan masyarakat sekitar untuk terus mengingat, menghormati dan memuliakan Nabi Muhammad Saw

Siti Ulfah Siti Ulfah
24/09/2023
in Personal
0
Tradisi Batu Wangi

Tradisi Batu Wangi

820
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw, setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan kekhasannya masing-masing. Di daerah saya, tepatnya di Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya, Garut, perayaan Maulid Nabi Saw lebih dikenal dengan tradisi Batu Wangi.

Namun sebelum membahas lebih jauh, saya ingin mengenalkan terlebih dahulu terkait sejarah dari tradisi Batu Wangi.

Pada zaman dahulu kala, Batu Wangi merupakan nama sebuah kerjaan Islam kecil yang berada di desa saya.

Meskipun kecil, kerajaan yang berada di bawah pimpin Raja Marjyahiang Bayu Prabu Pahayu Kinasihan dan sang Ratu Nyi Mas berhasil memakmurkan dan mensejahterakan masyakarat sekitar.

Keberhasilan tersebut, usut punya usut karena sang raja dan sang ratu sangat memuliakan bulan Maulid dan Rajab. Sang raja dan ratu sangat berantusias ketika hari akan memasuki bulan Rabi’ul Awwal.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Nabi Saw Janjikan Pahala Bagi Orang Tua yang Mengasuh Anak Perempuan

Ada banyak tradisi yang biasanya keduanya dan masyarakat sekitar gelar, guna menghormati bulan suci, yaitu bulan kelahiran Nabi Besar Muhammad Saw.

Sang raja, ratu dan masyarakat sekitar akan menggelar beberapa agenda, mulai dari tawasulan, pembacaan Maulid al-Barzanji. Kemudian nanti akan ada tradisi yang sakral yaitu mencuci barang-barang pusaka.

Adapun barang-barang pusaka yang akan mereka cuci seperti: keris, golok, arit, dan pacul. Serta pusaka guntur bumi, sebuah pusaka berupa pisau panjang bergagang garuda dan dihiasi dengan berlian.

Tradisi Turun Temurun

Tradisi Batu Wangi inilah yang kemudian turun menurun sampai pada masyarakat sekarang. Banyak praktik baik yang masyarakat rasakan dari adanya tradisi Batu Wangi.

Masyarakat desa Ciudian terus melestarikan tradisi Batu Wangi. Sama seperti para sesepuhnya. Tradisi ini juga diperingati selama 3 hari. Di mulai menjelang malam 12 hingga 14 Maulid.

Para masyarakat sekitar biasa melakukanya tradisi ini dengan pengajian, ziarah, dan mencuci pusaka.

Adapun pengajian yang digelar biasanya di lapangan Singajaya. Pengajian ini terbuka untuk umum. Maka siapapun boleh ikut dalam pengajian Maulid.

Sedangkan untuk ziarah ini bisa bersifat umum dan khusus. Bagi yang khusus ini untuk para turunan dari sang raja yang kemudian mereka akan mencuci pusaka.

Meskipun begitu, perayaan Maulid dengan tradisi Batu Wangi sangat semarak, semua masyarakat di desaku ikut saling terlibat dalam setiap ruang. Hal ini, membuktikan bahwa ekspresi kecintaanya kepada Nabi Muhammad Saw, mereka sampaikan dengan beberapa tradisi yang saat ini masih terus kami lestarikan.

Perintah Memuliakan Nabi Muhammad Saw

Bahkan dengan kita terus melestarikan tradisi Batu Wangi artinya kita sudah menjalankan perintah yang Allah Swt perintahkan kepada seluruh umat Islam. Allah Swt berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman. Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (QS. al-Ahzab ayat 56)

Di tempat lain al-Qur’an juga memberikan kesaksiannya bahwa Nabi Muhammad Saw adalah pribadi yang agung.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. al-Ahzab ayat 21)

Paling tidak beberapa ayat di atas ini, menurut KH. Husein Muhammad dalam buku Merayakan Hari-hari Indah Bersama Nabi, memberi inspirasi kuat di dada masyarakat muslim untuk mencari cara bagaimana memberikan penghormatan atas Nabi.

Bagaimana cara mengingat Nabi, bagaimana cara menghormati dan memuliakan utusan Tuhan yang terakhir ini. Ini tentu pada akhirnya diarahkan untuk mengikuti jejak langkah Nabi.

Oleh sebab itu, tradisi Batu Wangi menjadi cara saya dan masyarakat sekitar untuk terus mengingat, menghormati dan memuliakan Nabi Muhammad Saw. Semoga dengan cara ini, kita benar-benar Nabi Muhammad Saw akui sebagai umatnya, amin. []

Tags: maulidNabi Muhammad SAWPerayaanTradisi Batu Wangi
Siti Ulfah

Siti Ulfah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Life After Graduated

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

10 Juli 2025
Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Pernikahan Tradisional

Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

8 Juli 2025
Menemani dari Nol

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berhaji

    Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam dan Persoalan Gender
  • Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam
  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung
  • Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID