• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Beragam Mitos Stereotip Negatif kepada Pendaki Perempuan

Jadi, kalaupun laki-laki tidak berkenan mengajak perempuan mendaki gunung bukan karena dia sedang menstruasi atau dianggap ribet. Tapi karena alasan kesehatan.

Muhammad Farid Najah Muhammad Farid Najah
03/10/2023
in Personal
0
Pendaki

Pendaki

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bulan Agustus 2023 saya dan dua teman pondok melakukan pendakian ke gunung Slamet via Bambangan. Gunung Slamet terletak di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia, dengan ketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut.

Sebelum memutuskan untuk mendaki, saya dan teman-teman, berdiskusi jalur mana yang akan kami tempuh. Hal ini bertujuan untuk membuat kesepakatan bersama. Sehingga semua tim merasa nyaman melakukan pendakian hingga ke pos perkemahan.

Hal ini lah yang saya suka berkegiatan di alam bebas, semua orang memiliki kedudukan yang sama. Tidak ada yang lebih hebat dari yang lain. Termasuk pendaki satu dengan pendaki lainnya dituntut untuk saling berbagi, mendengarkan dan saling membantu.

Dengan keyakinan seperti ini, jika ada salah satu teman kami di gunung yang kesusahan, kami ikut merasakannya dan secara otomatis membantunya. Bukan hanya dengan sesama tim saja, tetapi dengan semua orang yang ada di tempat itu. Sungguh ini yang selalu membuatku rindu.

Begitupun pendaki perempuan dan pendaki laki-laki. Kami saling mensuport dan saling memberikan semangat satu sama lain.

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Sepanjang pengalamanku, ada banyak sekali pendaki perempuan yang fisiknya kuat. Mereka bisa berjalan cepat ke atas puncak gunung dengan membawa tas carrier berisi segala kebutuhan di atas gunung. Seperti tenda, sleeping bag, matras, alat-alat masak, logistik (persediaan bahan pangan), jaket dan hal-hal kecil lainnya.

Tetapi, banyak juga yang sebaliknya. Ada beberapa perempuan yang secara fisik ia tidak mampu membawa beban yang berat. Namun itu bukan alasan untuk membatasi perempuan ikut berkegiatan di alam bebas.

Selama ini, saya sering mendengar sindiran-sindiran pada pendaki perempuan. Katanya perempuan itu mending di rumah saja, daripada ikut mendaki atau kegiatan di alam bebas. Ini disebabkan karena perempuan dianggap lemah, ribet dan menyusahkan teman-teman laki-laki dalam timnya.

Benarkah Perempuan Haid Tidak Boleh Mendaki Gunung?

Lebih dari itu, banyak juga laki-laki yang tidak mau mengajak perempuan yang sedang haid untuk ikut kegiatan di alam bebas. Tentu saja ini berawal dari mitos yang menyebutkan bahwa perempuan yang sedang menstruasi itu kotor dan najis, sehingga rentan diikuti makhluk halus.

Padahal, ini sama sekali tidak benar. Menstruasi itu bukan sesuatu yang menjijikan, ini adalah pengalaman perempuan yang bersifat given atau pemberian Tuhan.

Dengan begitu, sangat tidak adil menyebut perempuan sebagai manusia kotor ketika sedang menjalankan peran reproduksinya. Justru sebagai sesama manusia, kita sebagai laki-laki yang tidak mengalami pengalaman tersebut, harusnya berempati.

Salah satu tanda empati ialah memastikan perempuan yang menstruasi bisa menjalankan kegiatannya dengan rasa aman dan nyaman. Termasuk dalam kegiatan di alam bebas.

Hal ini bisa kita mulai dengan menanyakan keadannya, apakah tubuhnya kuat untuk melakukan pendakian. Atau apakah dia merasa nyaman berkegiatan di alam bebas dalam keadaan menstruasi.

Jadi, kalaupun laki-laki tidak berkenan mengajak perempuan mendaki gunung bukan karena dia sedang menstruasi atau dianggap ribet. Tapi karena alasan kesehatan.

Toh kalau kita baca dengan seksama, para senior yang sudah melakukan pendakian ratusan kali juga menyebutkan bahwa perempuan yang sedang mesntruasi itu boleh banget untuk melakukan pendakian. Tapi tentu saja dengan syarat tubuhnya kuat.

Pasalnya menurut Healthline, kondisi haid umumnya diikuti dengan kejang perut, sakit di area pinggul, kram, mudah lelah, sakit kepala, hingga anemia. Kondisi dan gejala tersebut sedikitnya dapat mengganggu kenyamanan pendaki perempuan ketika berkegiatan di alam bebas.

Bukan Mistis Tapi Soal Kesehatan

Dengan begitu, pendaki perempuan dan laki-laki harus sama-sama paham bahwa menstruasi itu urusannya dengan kesehatan bukan dengan hal-hal mistis.

Di sisi lain, salah satu alasan laki-laki resah membawa perempuan untuk mendaki gunung adalah takut perempuan membuang pembalut dengan sembarangan. Hal ini sangat wajar, sebab memang kita tahu di gunung tidak ada air yang cukup untuk sekeda mencuci pembalut.

Namun, ini bisa kita sampaikan kepada perempuan. Sebab yang buang sampah sembarangan di gunung itu bukan hanya perempuan saja, tapi juga laki-laki. Dengan begitu, keduanya harus sama-sama diedukasi untuk membawa sampahnya turun ke bawah. Sehingga tidak mencemari alam. []

Tags: beragammitosnegatifPendakiperempuanStereotip
Muhammad Farid Najah

Muhammad Farid Najah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID