Mubadalah.id – Dalam buku Isa Putra Maryam karya Siti Nur Andini, nama ‘Maryam’ dalam bahasa Arab berasal dari mary dan ama. Kata mary mempunyai arti Tuhan atau mar bermakna tuan, misalnya seperti Margigis maksudnya tuan Girgis, Mar-Markus berarti tuan Markus.
Selanjutnya, kata ama dalam bahasa Arab setara dengan kata amah, artinya hamba perempuan. Oleh karena itu, nama Mary Ama atau lebih sering kita sebut Maryam memiliki makna “hamba perempuan Tuhan”. Terdapat pula dalam al-Kitab Perjanjian Baru (cet. VI: 2009) oleh Injil Lukas pasal 1 ayat 38:
“Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Lalu malaikat itu meninggalkan dia”
Lantas siapakah Maryam yang sebenarnya? Apa keistimewaan perempuan tersebut hingga namanya menjadi nama sebuah Surah di dalam al-Quran?
Keturunan Nabi Daud As
Maryam merupakan seorang perempuan yang terlahir dari keluarga Imran di bawah garis keturunan Nabi Daud AS, serta silsilahnya bersambung pada Nabi Ibrahim AS dari Nabi Nuh AS. Ibunya bernama Hannah binti Faqudz, sosok perempuan yang mengabdikan dirinya secara totalitas kepada Allah.
Salah satu keistimewaan Maryam adalah ketegarannya dan ketabahannya dalam menghadapi ujian dari Allah. Ia meyakini bahwa seluruh ujian yang ia hadapi merupakan bukti kecintaan Allah kepada hambanya. Karena keteguhannya dalam menjalani setiap episode ujian dalam hidupnya.
Bahkan dalam al-Qur’an menyebutkan bahwa Maryam merepukan sosok perempuan yang banyak mendapat karamah dari Allah dan belum ada perempuan lain yang dapat menandinginya. Dalam al-Qur’an disebutkan:
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
Keistimewaan Maryam
Ayat tersebut mengisahkan bagaimana Maryam berada di tempat ibadah sendirian saat Nabi Zakaria meninggalkannya. Tetapi anehnya, saat Nabi Zakaria menjenguknya, tiba-tiba sudah banyak buah-buahan di sisi Maryam.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Maryam diberi karamah sebab keutamaannya serta kesungguhannya dalam beribadah kepada Allah. Disebutkan Mujahid, ‘Ikrimah, Sa’id bin Jubair, Abu asy-Sya’tsa’, Ibrahim an-Nakha’I, adh-Dhahhak, Qatadah, ar-Rabi’ bin Anas, ‘Athiyyah al-‘Aufi, dan as-Suddi berkata:
“dia (Zakariya) mendapati di sisi Maryam buah-buahan musim panas pada saat di musim dingin, serta buah-buahan musim dingin di musim panas (kemarau). Sehingga dalam hal itu sebagai bukti mengenai adanya karamah pada para wali”. (Tafsir Ibn Katsir: 2003, h. 41).
Keistimewaan Maryam lainnya yang tersebutkan dalam al-Qur’an yakni, bahwa ia adalah perempuan pilihan yang diutamakan dan dilebihkan dibanding seluruh perempuan yang hidup di dunia. Sehingga, sudah tidak perlu kita ragukan bahwa Maryam dapat kita jadikan salah satu suri teladan bagi perempuan dalam menjalani kehidupan. Dalam al-Qur’an disebutkan:
وَإِذْ قَالَتِ الْمَلائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَى نِسَاءِ الْعَالَمِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu, dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”
Perempuan Pilihan
Dalam Ibn Katsir (2003) menafsirkan bahwa penyebab Maryam menjadi perempuan pilihan Allah. Yakni karena ibadah, kezuhudan, kemuliaan, serta kesucian Maryam dari kotoran bisikan setan. Sehingga menjadikan Maryam menjadi perempuan yang mulia di muka bumi.
Sedangkan M. Quraish Shihab (2002) dalam tafsirnya menyebutkan bahwa Maryam berada dalam keadaan suci yang berganda. Maksudnya: pertama karena kesucian diri, dan kedua kali yakni dengan penyucian Allah.
Makna kesucian pertama adalah bahwa sifat-sifat yang Maryam miliki. Sedangkan kesucian kedua artinya terpilihnya secara khusus di antara seluruh perempuan di permukaan bumi. Yakni dapat melahirkan anak dengan tanpa adanya berhubungan dengan laki-laki.
Itulah tadi penjelasan mengenai keistimewaan sosok Maryam yang tersebutkan dalam al-Qur’an serta perangainya yang dapat kita jadikan teladan, khususnya bagi perempuan dalam menjalani kehidupan. []