Mubadalah.id – Sejak lama, karya sastra dan seni telah menjadi cerminan budaya, masyarakat, serta peran yang dimainkan oleh individu di dalamnya. Sastra, dalam segala ragam bentuknya, seringkali menjadi pemicu untuk refleksi mendalam tentang realitas kehidupan sehari-hari.
Salah satu karya sastra Indonesia yang best seller, “Gadis Kretek”. Ini merupakan karya Ratih Kumala, yang telah diadaptasi menjadi serial original pertama Indonesia yang diproduksi langsung oleh Netflix.
Series yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo, Ario Bayu, Arya Saloka, dan beberapa artis ternama telah memunculkan banyak perbincangan dan antusiasme dari masyarakat Indonesia. Saking populernya, series yang tayang sejak 2 November ini berhasil membuat penontonnya rela marathon dari episode 1 sampai 5 dalam sehari.
Serial ini bercerita tentang kisah seorang anak bungsu bernama “Lebas” yang dibintangi oleh Arya Saloka. Dia berjuang untuk mencari seseorang yang ingin ayahnya temui sebelum meninggal. Seseorang yang dimaksud adalah “Jeng Yah”. Ia terkenal sebagai seorang perempuan yang sangat berbakat dalam menangani masalah kretek. Namun, saat itu ambisinya tersebut dipandang sebelah mata, khususnya oleh para laki-laki hanya karena dia perempuan.
Serial kisah “Gadis Kretek” menjadi salah satu contoh adaptasi yang menarik perhatian, karena terdapat karakter utama “Jeng Yah” dengan latar belakang budaya Jawa yang kompleks. Series kisah Gadis Kretek ini menciptakan ruang untuk menggali lebih dalam tentang peran perempuan terhadap budaya dan realitas sosial saat ini, sambil mengintegrasikan elemen-elemen tradisional yang masih sangat relevan.
Adaptasi serial ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam tentang bagaimana narasi dapat membentuk persepsi kita atas peran perempuan dan masyarakat secara keseluruhan.
Pengaruh Budaya dan Tradisi Terhadap Peran Perempuan
Sejarah perempuan di Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan sosial, budaya, serta politik. Meskipun peran perempuan dalam sejarah seringkali kita lupakan, faktanya mereka memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan sosial dan budaya Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, peran perempuan telah terwariskan, dipertahankan, dan terkadang diubah oleh nilai-nilai budaya atau tradisi yang melekat dalam masyarakat. Nilai-nilai ini mencakup norma sosial, harapan gender, serta konsep tentang kesetaraan dan kewajiban perempuan dalam keluarga maupun masyarakat.
Ketika membahas adaptasi serial “Gadis Kretek” dan bagaimana peran perempuan diceritakan dalam serial ini, kita bisa melihatnya dalam tokoh Dasiyah atau yang biasa dipanggil “Jeng Yah”. Jeng Yah merupakan anak sulung dari pemilik perusahaan kretek bernama Idrus Moeria. Dalam serial tersebut diceritakan Jeng Yah tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan tradisi dan budaya lokal.
Pergeseran pola perilaku dan cara pandang masyarakat terhadap perempuan tergambar jelas pada serial ini. Dalam masyarakat tradisional, perempuan mereka haruskan memenuhi espektasi sosial tertentu.
Misalnya, berperan sebagai seseorang yang memiliki sifat lemah lembut, nrimo ing pandum. Bahkan hanya mereka tempatkan dalam pekerjaan yang dianggap sesuai dengan gender mereka. Oleh karena batasan-batasan tersebut, banyak perempuan yang tidak mimiliki kesempatan untuk berkembang dan bahkan semakin terasingkan.
Sebagai perempuan, Jeng Yah memiliki naluri alamiyah dalam menentukan kualitas tembakau dan mempunyai ambisi dalam membuat kretek terbaik. Hal tersebut menjadikan karakter ini mengubah peran perempuan yang hanya sekadar menjadi pelinting kretek dengan mendobrak stereotip untuk menjadi peracik saus kretek.
Selain itu, karakter ini berusaha menghilangkan stereotip perempuan perokok yang seringkali mendapat cibiran sebagai perempuan “nakal”, “tidak ada etika”, “jalang”, hingga “perempuan tidak baik”. Meski tidak ada pembenaran dengan alasan kesehatan sekalipun, rasanya tidak pantas labelisasi tersebut kita berikan kepada seseorang tanpa mengetahui motif di baliknya.
Pemberdayaan Perempuan dalam Serial “Gadis Kretek”
Dalam adaptasi serial “Gadis Kretek”, kita dapat melihat perubahan dalam peran perempuan yang menggambarkan pemberdayaan. Karakter perempuan dalam cerita ini tidak lagi terbatas pada stereotip tradisional. Melainkan mereka memegang peran yang lebih kuat dan beragam.
Pemberdayaan ini tercermin dalam kemampuan karakter perempuan untuk mengatasi tantangan, mengambil inisiatif, dan memengaruhi arah cerita. Misalnya, karakter utama dalam adaptasi ini, Jeng Yah, ketika menghadapi berbagai rintangan sosial dan budaya. Sehingga melalui perjuangan dan tekadnya, ia mencapai kemandirian dan pertumbuhan pribadi yang menginspirasi.
Serial “Gadis Kretek” juga memiliki peran penting dalam menciptakan representasi perempuan yang inspiratif. Karena dalam cerita ini, karakter perempuan menjadi teladan bagi penonton. Khususnya para perempuan muda, dengan menunjukkan keberanian, ketekunan, dan kemampuan untuk mengatasi hambatan.
Representasi ini mendorong para penonton untuk mengejar impian mereka, meraih kemandirian, dan berkontribusi pada masyarakat tanpa terbatas oleh norma sosial atau budaya tradisional. Dengan melihat karakter-karakter perempuan yang kuat dan sukses dalam cerita ini, penonton dapat merasa termotivasi untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan nyata. Selain itu menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.
Kesetaraan Gender
Di samping itu, adaptasi serial “Gadis Kretek” menyoroti tema kesetaraan gender yang menguatkan pemberdayaan perempuan. Karakter-karakter perempuan dalam cerita ini tidak hanya menjadi pelengkap. Melainkan juga memiliki peran yang setara dan penting sebagaimana karakter laki-laki.
Hal ini mencerminkan pergeseran sosial yang lebih besar menuju kesetaraan gender. Inilah yang menjadi tantangan utama yang masih perempuan hadapi di berbagai aspek kehidupan hingga saat ini.
Melalui pemberdayaan dan representasi dalam adaptasi serial “Gadis Kretek”, kita dapat melihat bagaimana cerita ini membantu memahami dan merayakan perubahan dalam peran perempuan. Selain itu menginspirasi perempuan masa kini untuk berani menghadapi tantangan, meraih potensi penuh, dan menjadi agen perubahan dalam masyarakat.
Adaptasi ini memainkan peran penting dalam membentuk persepsi terhadap perempuan di masa kini. Kemudian memberikan contoh tentang bagaimana perempuan dapat mengatasi kendala budaya dan sosial untuk mencapai tujuan dan aspirasi mereka.
Cerminan Perubahan Sosial
Adaptasi serial “Gadis Kretek” bukan saja sebagai hiburan. Melainkan juga sebagai cerminan perubahan yang lebih besar bagi pandangan masyarakat atas peran perempuan dan perjuangannya di masa kini.
Melalui representasi yang inspiratif dan pesan-pesan yang kuat, cerita ini telah memainkan peranan penting bagi perempuan guna menghadapi perubahan dan tantangan untuk mencapai kesetaraan dan pemberdayaan perempuan.
Kisah “Gadis Kretek” telah membuka jendela baru atas pandangan tentang pergeseran peran perempuan dalam menghadapi tantangan. Selain itu, dalam cerita ini kita melihat bagaimana perempuan dapat mematahkan stereotip tradisional dan mengambil peran yang lebih kuat dan beragam.
Pemberdayaan karakter perempuan dalam serial kisah Gadis Kretek ini menciptakan teladan yang inspiratif bagi penonton. Terutama perempuan muda, yakni untuk mengatasi hambatan dan mengambil inisiatif dalam kehidupan mereka. Representasi perempuan yang kuat dalam cerita ini juga memberikan dorongan positif, mengilhami perempuan untuk mengambil peran dalam perubahan sosial dan budaya. []