• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Derita Perempuan Palestina: Terpaksa Menggunakan Pil Penunda Menstruasi

Para perempuan Palestina terpaksa harus menggunakan pil penunda menstruasi akibat konflik tak berkesudahan

Dina el Balbisy Dina el Balbisy
19/12/2023
in Publik
0
Perempuan Palestina

Perempuan Palestina

834
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Di Palestina konflik yang berkepanjangan telah menciptakan tantangan serius bagi layanan kesehatan. Termasuk ketersediaan perawatan kesehatan reproduksi. Perempuan di wilayah tersebut sering menghadapi kesulitan mendapatkan akses ke perawatan medis yang sesuai. Hal ini terutama selama masa konflik aktif. Salah satu aspek yang kurang terpikirkan adalah bagaimana konflik ini memengaruhi perempuan.

Pada situasi konflik perempuan akan lebih rentan terutama dalam hal kesehatan reproduksi mereka. Jangankan untuk mengakases layanan kesehatan, bahkan akses air bersih pun sulit untuk mendapatkannya. Hal ini membuat para perempuan Palestina suka tidak suka harus menggunakan pil penunda menstruasi sebagai pilihan mereka.

Keterbatasan Akses ke Perawatan Kesehatan Menstruasi

Dalam situasi di mana akses ke fasilitas kesehatan terbatas atau terganggu oleh konflik membuat perempuan sering kesulitan mendapatkan akses ke perlengkapan menstruasi yang layak. Konflik dan penjajahan telah merusak infrastruktur kesehatan Palestina, termasuk fasilitas kesehatan reproduksi dan perawatan menstruasi. Pusat kesehatan sering kali mengalami kerusakan atau terbatas dalam menyediakan layanan kesehatan reproduksi yang memadai.

Hal ini telah mendorong beberapa perempuan Palestina untuk menggunakan pil penunda menstruasi. Namun konflik juga menyebabkan terbatasnya akses perempuan Palestina ke layanan kesehatan reproduksi dan informasi yang diperlukan untuk penggunaan pil secara aman.

Hal ini dapat menyulitkan pemantauan dan manajemen efek samping yang mungkin timbul. Para perempuan ini mengonsumsi tablet norethisterone – yang biasanya merupakan salah satu obat untuk kondisi seperti perdarahan menstruasi yang parah, endometriosis, dan nyeri haid.

Baca Juga:

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

Tablet tersebut menjaga kadar hormon progesteron tetap tinggi untuk menghentikan rahim melepaskan lapisannya, sehingga menunda menstruasi. Meski termasuk obat resmi akan tetapi pil tersebut bisa saja memiliki efek samping yang cukup serius. Namun para perempuan Gaza tak punya pilihan lain selain mengambil risiko tersebut di tengah gencarnya serangan pemboman Israel.

Dampak Penggunaan Pil Penunda Menstruasi

Menggunakan pil penunda menstruasi seharusnya hanya sesuai petunjuk dokter dan untuk alasan medis yang jelas. Penggunaan berlebihan atau tanpa pengawasan medis dapat menimbulkan efek samping yang serius. Penggunaan pil penunda menstruasi dalam jangka waktu yang panjang dapat berdampak pada kesehatan reproduksi perempuan.

Hormon-hormon dalam pil tersebut dapat memengaruhi siklus menstruasi dan fungsi reproduksi. Mirisnya lagi konflik tersebut membatasi akses perempuan Palestina ke layanan kesehatan reproduksi dan informasi yang sangat penting untuk mengetahui penggunaan pil secara aman. Hal ini dapat menyulitkan pemantauan dan manajemen efek samping yang mungkin timbul.

Selain itu dalam situasi konflik yang sulit perempuan bisa saja mengalami tekanan psikologis tambahan. Penggunaan pil penunda menstruasi sebagai respons terhadap kondisi sulit ini dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional perempuan.

Kesimpulannya ialah perempuan Palestina menghadapi tantangan yang sulit dalam hal kesehatan reproduksi mereka karena dampak konflik yang berkepanjangan. Keterbatasan akses ke perawatan kesehatan menstruasi yang layak seringkali memaksa mereka untuk menggunakan pil penunda menstruasi sebagai solusi sementara.

Namun penggunaan obat ini tanpa pengawasan medis dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan mereka. Untuk memperbaiki kondisi ini diperlukan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan dan pendekatan komprehensif yang memperhatikan kebutuhan khusus perempuan Palestina.

Perjuangan perempuan Palestina dalam menghadapi kondisi sulit ini adalah suatu panggilan bagi upaya bersama untuk memperbaiki akses mereka terhadap perawatan kesehatan yang sesuai. Dukungan komunitas internasional dan upaya lokal yang berkelanjutan akan menjadi kunci dalam memastikan bahwa perempuan Palestina memiliki akses yang layak dan aman terhadap layanan kesehatan reproduksi. []

Tags: Hak Kesehatan Reproduksi PerempuanIsraelMenstruasiPalestinaperempuan
Dina el Balbisy

Dina el Balbisy

Si penikmat kehangatan, kata, aroma, irama, rasa dan krasa. Bisa disapa melalui instagram @dinaelbalbisy_ Mari menjalin relasi :)

Terkait Posts

Jam Masuk Sekolah

Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

7 Juni 2025
Iduladha

Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

7 Juni 2025
Masyarakat Adat

Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

7 Juni 2025
Toleransi di Bali

Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

7 Juni 2025
Siti Hajar

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

7 Juni 2025
Relasi Kuasa

Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

7 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID