• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

The Hunger Games dan Pengalaman Spiritual Haji Perempuan

Zahra Amin Zahra Amin
05/08/2019
in Pernak-pernik
0
The Hunger Games

The Hunger Games

9
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Baca Juga:

3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

Makna Wuquf di Arafah

Mubadalah.id – Sekitar beberapa malam yang lalu, sambil berjalan kaki menuju Masjidil Haram tetiba suami menyeletuk. Kita ini seperti diambil dari satu kota lama yang dilempar ke negeri yang baru, jauh dan asing. Diputuskan dari semua akses dan aktivitas yang selama ini dijalani. Iya, aku mengamini pendapatnya. Tak ada keluarga, tanpa tangisan dan canda tawa anak-anak,  tidak memikirkan pekerjaan, pasien dengan beragam keluhan sakit, tak ada tagihan laporan program dan deadline tulisan. Hidup benar-benar hening. Seperti dejavu, di mana yang ada kini hanya ada aku dan Tuhanku. Usai suamiku bilang begitu, aku langsung teringat kisah film The Hunger Games atau Divergent yang diangkat dari judul novel yang sama.

Dalam film The Hunger Games, Katnis dari distrik 12 harus berjuang dalam satu permainan laga tahunan, di sebuah wilayah antah berantah, dibekali dengan peralatan seadanya,  bertarung antara hidup dan mati. Ia  berkelahi dengan perwakilan dari distrik lain. Bahkan Katnis juga harus mempertaruhkan nasib penduduk satu distrik. Jika menang akan diberi fasilitas dan kemewahan. Sebaliknya bila kalah maka akan hidup berada dalam kenestapaan dan serba berkekurangan.

Sementara Divergent, kisah novel ini diawali dengan seorang gadis bernama Beatrice Prior yang hidup di kota Chicago versi masa depan. Pada masa itu, penduduk dibagi menjadi 5 golongan atau fraksi. Setiap fraksi memiliki pemikiran masing-masing. Dauntless berfikir tentang keberanian, Erudite sangat mencintai ilmu pengetahuan dan penelitian, Abnegation selalu mengabdikan dirinya untuk orang lain, Amity selalu cinta perdamaian dan Candor selalu mengatakan yang benar.

Katnis, Beatrice dan aku, adalah perempuan yang sama-sama tengah melangkah ke masa depan, dengan kondisi kini yang berbeda, tantangan berbeda dan tujuan yang berbeda. Katnis dan Beatrice berjuang bagi komunitasnya agar bisa hidup setara dengan distrik lain dan atau fraksi lain. Sedangkan aku pun berjuang, melalui doa yang dirapalkan di tanah suci, bagaimana menaklukkan diri sendiri, ego yang kerap masih memanja. Mengasah hati agar lebih peka dan peduli,  untuk jalan kesetaraan serta keadilan, yang masih teramat panjang bagi perempuan.[]

Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Fikih Ramah Difabel

Menggali Fikih Ramah Difabel: Warisan Ulama Klasik yang Terlupakan

5 Juni 2025
Batas Aurat Perempuan

Dalil Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Aurat Perempuan

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

4 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berkurban

    Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memaknai Istilah “Kurban Perasaan” Pada Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Raya dalam Puisi Ulama Sufi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID