• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Trust Issue Anak Broken Home

Anak-anak broken home tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil dan sering kali penuh konflik

Sakinatul Savara Sakinatul Savara
23/02/2024
in Keluarga
0
Anak Broken Home

Anak Broken Home

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Seorang anak yang terlahir dari keluarga broken home akan cenderung memiliki problem-problem internal dalam dirinya. Broken home mengacu pada situasi di mana orang tua secara permanen terpisah atau bercerai, sehingga anak-anak broken home tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil dan sering kali penuh konflik.

Salah satu problem yang timbul adalah gangguan terhadap kepercayaan pada diri si anak atau kita bisa menyebutnya dengan istilah trust issue.

Pengertian Trust Issue

Trust issue adalah suatu kondisi seseorang yang krisis akan kepercayaan orang lain, yakni kecenderungan menjauhkan diri dari lingkungannya karena merasa terancam ataupun terintimidasi (Welander, 2017).

Orang yang mengalami trust issue juga merasa bahwa dirinya terbaikan, terkhianati, bahkan merasa orang lain hanya memanfaatkan dirinya. Anak broken home yang mengalami trust issue biasanya karena adanya ketidakharmonisan orang tuanya pra-pasca perceraian, pernah mengalami kekerasan, atau hal yang lainnya yang memicu trauma si anak.

Ciri-ciri Anak yang memiliki trust issue

Pertama, Mudah curiga. Yaitu suatu kondisi dimana si anak akan menganggap sekelilingnya sebagai ancaman. Kedua, Overthinking pada sekelilingnya, yaitu memiliki banyak pikiran dan praduga terhadap orang lain. Ketiga, Posesif, yakni perasaan cemburu dan kekhawatiran ditinggalkan.

Baca Juga:

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

Keempat, sulit memaafkan dan pengingat yang tajam pada orang yang telah menyakitinya. Kelima, susah bersosialisasi (cenderung menutup diri).

Solusi Al Qur’an untuk Menghadapi Trust Issue

Untuk menghadapi problem trust issue di atas, Al-Qur’an memberikan alternatif solusi. di antaranya adalah penerimaan terhadap diri sendiri. Hal ini tercantum dalam QS Lukman, Ayat 12

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِۗ وَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ ۝١٢

“Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Lukman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur (tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.”

Selain itu, menumbuhkan sikap percaya diri. Yakni percaya terhadap dirimu sendiri dan mencoba untuk membaur dan bersosialisasi pada sekitar. Sebagaimana tertulis dalam QS. Ali Imran : 139

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”

Menurut Thantawy dalam kamus istilah bimbingan dan konseling (2005:87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada diri untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan.

Kemudian senantiasa mengingat Allah bersama kita. Yakni bahwa setiap yang kita lalui dalam hidup ini Allah senantiasa menyertai kita.

لا تحزن إن الله معنا

“Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”. (QS. At-taubah: 40)

Ayat tersebut secara eksplisit mengingatkan kita untuk tidak bersedih karena Allah tidak mungkin membiarkan jatuh dan bersedih sendiri begitu saja.

Takdir Tergantung Pada Upaya Kita

Sebagai seorang hamba sudah semestinya kita menerima apapun yang telah Allah takdirkan baik maupun buruknya, karena yang terpenting bagaimana kita menyikapi setiap persoalan dan problem yang ada sesuai yang Al Qur’an dan hadis anjurkan.

Allah berfirman, QS. Ar-Ra’d Ayat 11

لِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ…

“…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” 

Semoga anak-anak yang terlahir dalam kondisi keluarga broken home bisa terus melanjutkan hidupnya, tanpa terbebani oleh sekian persoalan yang pernah dihadapi oleh kedua orangtuanya. []

 

Tags: Broken HomeHak anakkeluargaKesehatan MentalparentingpengasuhanTrust Issue
Sakinatul Savara

Sakinatul Savara

Saya merupakan salah seorang mahasiswi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan

Terkait Posts

Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Mengirim Anak ke Barak Militer

Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

10 Mei 2025
Menjaga Kehamilan

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

8 Mei 2025
Ibu Hamil

Perhatian Islam kepada Ibu Hamil dan Menyusui

2 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kebangkitan Ulama Perempuan

    Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version