• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pentingnya Mengajarkan Ilmu Tauhid kepada Anak-anak

Ibadah tersebut merupakan buah dari iman, karena iman tidak hanya anak ucapkan dengan lisan, tetapi harus ia buktikan dengan perbuatan. Yakni, mematuhi segala perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya

Redaksi Redaksi
10/06/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Ilmu Tauhid

Ilmu Tauhid

314
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ilmu ketuhanan atau tauhid merupakan pokok ajaran yang harus diberikan kepada anak. Karena mereka wajib mengetahui siapa Sang Pencipta (Khaliq) yang wajib diyakini keberadaan-Nya untuk disembah, dan siapa rasul dan nabi yang harus menjadi panutan agama yang mereka yakini.

Anak-anak harus tahu semua itu, sebelum mereka melangkah ke pelajaran berikutnya, yaitu ilmu fiqih. Sebuah ilmu yang berkaitan dengan tata cara atau aturan-aturan hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia (hablun minallah dan hablun minannas).

Setelah mereka meyakini dengan mantap mengenai ilmu tauhid, baru mereka, orang tua ajarkan dan latih untuk menunaikan ibadah shalat dan puasa. Termasuk pengenalan syarat rukunnya, agar amal ibadah yang mereka kerjakan sah secara hukum dan bernilai pahala.

Ibadah tersebut merupakan buah dari iman, karena iman tidak hanya anak ucapkan dengan lisan, tetapi harus ia buktikan dengan perbuatan. Yakni, mematuhi segala perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya, yang ia wujudkan dalam ibadah shalat, puasa, zakat, dan haji bagi mereka yang mampu.

Sejak Dini

Pengenalan ibadah seperti praktik shalat dan puasa untuk anak-anak harus orang tua lakukan sejak dini. Sebelum mereka dewasa (akil balig), orang tua wajib melatih dan membimbingnya agar kelak anak anak terbiasa menjalankan shalat.

Baca Juga:

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

Tafsir Maqashidi Meniscayakan Pentingnya Relasi Suami Istri

Pentingnya Hidup Bersih

Gelar Green Class, Eco Peace Warrior Semarang Ajak Anak-anak untuk Cinta Lingkungan

Kebiasaan tersebut berdasarkan hadis Nabi Saw yang menganjurkan orang tua agar memerintahkan anak-anaknya shalat setelah berusia tujuh tahun.

Untuk membiasakan agar anak taat beribadah, banyak orang tua menyuruh anaknya shalat ketika usia mereka baru lima tahun.

Di kalangan santri, anak-anak sudah diajak shalat bersama walau baru berusia tiga atau empat tahun. Artinya, mereka dibiasakan shalat, meskipun belum hafal doa-doanya.

Dalam hal ini, orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Ayah dan ibunya harus membiasakan diri mengerjakan shalat tepat pada waktunya.

Bagaimana mungkin mereka bisa menyuruh anaknya shalat dan puasa, kalau mereka sendiri sebagai orang tua tidak melakukannya. Sebab, anak-anak mempunyai kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang tuanya, dan watak anak juga akan terpengaruh oleh sikap orang tuanya. []

Tags: anak-anakIlmu TauhidMengajarkanpenting
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID