• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Saat Hari Raya Idul Adha: Ingat Juga Perjuangan Siti Hajar Menjaga Kehidupan Manusia

Siti Hajar sebagai role model jihadnya perempuan. “Jihadnya Ibu Hajar adalah jihad untuk menjaga kehidupan”.

Ahmad Zakki Baehaki Ahmad Zakki Baehaki
18/06/2024
in Publik
0
Perjuangan Siti Hajar

Perjuangan Siti Hajar

994
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ibadah kurban bertepatan dengan bulan haji, jadi kedua ibadah yang agung ini tidak bisa terlepas dari kisah Nabi Ibrahim As, Siti Hajar dan anaknya Nabi Ismail. Karena kedua ibadah ini mengenang perjuangan mereka bertiga dalam menghadapi ujian dan cobaan.

Jauh sebelum datangnya perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Ismail. Ismail merupakan anak yang taat dan patuh terhadap kedua orang tua, tentu ini merupakan ujian yang sangat berat bagi orang tua terhadap anak yang dikasihinya. Nabi Ibrahim As tidak langsung serta merta menyembelih Nabi Ismail. Tetapi Nabi Ibrahim meminta pendapat putranya terlebih dahulu perihal perintah Allah yang disampaikan kepadanya.

Nabi Ismail sendiri sebagai seorang yang taat dan sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, merasa tidak keberatan dan menerima akan perintah Allah yang diberikan kepada ayahnya. Ketika telah tiba waktunya, saat Nabi Ismail akan disembelih, Allah menggantikannya dengan seekor kambing. Dengan demikian Nabi Ismail selamat, dan kambing inilah yang dijadikan kurban oleh Nabi Ibrahim.

Kisah Perjuangan Siti Hajar

Jauh sebelum datangnya perintah berkurban ini, terdapat kisah perjuangan ibunda Siti Hajar yang sangat gigih ketika Nabi Ismail masih bayi,  yang  mana perjuangan Siti Hajar terhadap Nabi Ismail kecil diabadikan dalam serangkaian ibadah haji dan umrah yaitu Sa’i.

Sebagian riwayat mengatakan Sa’i atau berlari-lagi kecil di antara dua bukit Shafa dan Marwah, ini pernah Siti Hajar lakukan saat Nabi Ismail hampir mati karena kehausan.

Baca Juga:

Membangun Kehidupan yang Sehat Dimulai dari Keluarga

Berumah Tangga adalah Seni Kehidupan

Menakar Ekoteologi Kemenag Sebagai Kritik Antroposentrisme

Belajar dari Kehidupan Rumah Tangga Nabi: Menyelesaikan Konflik Tanpa Kekerasan

Ketika Nabi Ibrahim, Allah perintahkan untuk menempatkan anak dan istrinya ke suatu daerah. Maka mulailah mereka bertiga melakukan perjalan hingga tiba di suatu lembah gersang yang di kelilingi oleh bukit berbatu. Di sana tidak terdapat sumber air, tumbuh-tumbuhan, dan tempat untuk bernaung. Sekarang, tempat ini kita kenal dengan sebutan Makkah.

Setelah Nabi Ibrahim menempatkan istri dan putranya di lembah tersebut. Nabi Ibrahim pergi kembali ke Palestina atas perintah Allah dan meninggalkan kedua orang yang amat ia cintai. Meskipun ini sangatlah berat, tetapi Nabi Ibrahim mampu melewatinya dengan ikhlas dan sabar.

Tak berapa lama setelah kepergian sang suami, persediaan air yang ia sediakan habis. Namun Siti Hajar masih dapat membahagiakan buah hatinya dengan air susunya yang murni. Tetapi karena ia sendiri tidak minum, maka air susunya menjadi tidak lagi mengalir.

Menyelamatkan Buah Hati

Ketika Siti Hajar melihat buah hatinya kehausan, ia tidak kuat dan tidak tahan lagi, walaupun ia sendiri merasa haus. Tapi itu tidak menjadi penghalang baginya demi menyelamatkan buah hati yang sangat ia cintai.

Kemudian Siti Hajar berikhtiar mencari air, ia berlari ke bukit Shafa dan Marwah, selagi belum menemukan air, ia tetap kesana kemari.

Ketika telah sampai tujuh kali, Siti Hajar melihat ada air mengalir dekat kaki anaknya. Kemudian ia membendungnya dengan pasir, dan memberi minum kepada Nabi Ismail kecil. Air yang keluar dari dekat kaki Nabi Ismail ini, inilah yang kita sebut air Zam-zam.

Air Zam-zam menjadi air yang tidak pernah habis meskipun setiap hari digunakan oleh puluhan ribu bahkan jutaan umat Islam.

Siti hajar sebagai sosok ibu yang begitu besar perjuangannya untuk buah hatinya. Sehingga berkat perjuangannya ini muncullah serangkain ibadah yang mengandung khazanah sejarah Islam yang kaya akan nilai-nilai dan hikmah yang bisa kita jadikan pelajaran dalam hidup.

Tiga Pelajaran

Mengenai perjuangan yang sangat besar yang Siti Hajar lakukan, terdapat beberapa pelajaran yang dapat kita ambil. Mengutip laman NU online, Ketua Majelis Musyawarah Keagamaan KUPI, Nyai Badriah Fayumi menuturkan beberapa pelajaran antara lain:

Pertama, perempuan adalah sosok yang kaya akan spiritualitas dan intelektualitas. Sehingga tidak bisa hanya dilihat sebagai makhluk fisik belaka.

Kedua, perempuan adalah subjek dari tasyri’ Islam. Sebagai mana dituturkan di atas, bahwa Sa’i yang menjadi rukun haji dan umrah subjeknya adalah Siti hajar. Ramyul jumrah pun yang menjadi wajib haji, subjeknya adalah Siti hajar. Dan juga peran Siti Hajar dalam udlhiyah merupakan sesuatu yang sangat luar biasa.

Ketiga, Siti Hajar sebagai role model jihadnya perempuan. “Jihadnya Ibu Hajar adalah jihad untuk menjaga kehidupan”.

Sehingga ibadah haji menjadi pengingat bagi kita semua bahwa ia bukan hanya menjadi ibadah untuk berkurban saja. Melainkan banyak rentetan yang penting kita catat dan sebarkan. Yaitu tentang bagaimana perjuangan Siti Hajar dalam menjaga kehidupan manusia.

Bahkan sebagian rukun ibadah dalam haji berasal dari apa yang Siti Hajar lakukan. Dan ini menegaskan bahwa perempuan menjadi subjek utuh. Sehingga saat ibadah haji maka kita juga penting untuk mengingat perjuangan Siti Hajar, bukan hanya soal pengorbanan Nabi Ibrahim semata. []

Tags: hari raya idul adhakehidupanmanusiamenjagaperjuangansiti hajar
Ahmad Zakki Baehaki

Ahmad Zakki Baehaki

Saya adalah Mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID