• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Praktik Poligami Hanya Menjadi Komoditas Laki-laki

Legitimasi poligami pun lebih banyak ditentukan untuk kepentingan laki-laki: misalnya ketika laki-laki hiperseks dan tidak bisa menahan diri misalnya, ketika istri tidak bisa melayani, istri mandul

Redaksi Redaksi
25/07/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Praktik Poligami

Praktik Poligami

578
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sangat disayangkan, ketika pembicaraan praktik poligami akhir-akhir ini luput dari penegasan terhadap pentingnya moralitas keadilan terhadap perempuan.

Poligami menjadi komoditas laki-laki, dilakukan kapan pun ia suka, dan ditinggalkan kapanpun ia berkehendak. Bahkan, lelaki merasa leluasa mempraktikkan poligami, sekalipun harus dengan membohongi istri, meninggalkan dan menyia-nyiakannya.

Legitimasi praktik poligami pun lebih banyak laki-laki tentukan sendiri hanya untuk kepentingannya. Misalnya ketika laki-laki hiperseks dan tidak bisa menahan diri misalnya, ketika istri tidak bisa melayani, istri mandul, istri sakit keras, atau bahkan suami berkeinginan tanpa alasan sekalipun.

Poligami yang bagi perempuan adalah derita lahir dan batin, seringkali divisualisasikan, laiknya makanan atau minuman yang bisa dibeli, dinikmati, dimamah, dijamah, ditertawakan, dibanggakan, bahkan dicampakkan sekalipun.

Tanpa ada perasaan simpatik sedikitpun terhadap perempuan. Perkawinan yang seperti ini sungguh menafikan nilai keadilan dan kebaikan yang al-Qur’an ajarkan.

Konsep kunci ‘keadilan‘ yang al-Qur’an nyatakan meniscayakan adanya perhatian dan simpati terhadap apa yang menimpa perempuan dalam kasus praktik poligami. Ia juga meniscayakan penyertaan perempuan sebagai subjek dalam pembicaraan poligami.

Baca Juga:

Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

Karena ‘keadilan’ adalah perimbangan antara hak dan kewajiban, yang dalam perumusannya harus dengan menempatkan peyempuan dan laki-laki secara setara dan adil.

Perempuan Subjek Poligami

Dalam perkawinan poligami, seringkali perempuan hanya menjadi obyek kebutuhan dan keinginan laki-laki. Pengobjekan ini mengakibatkan keterpurukan, kezaliman dan kekerasan menimpa perempuan.

Memang di dalam kitab-kitab tafsir rujukan, kebanyakan ulama memaknai ayat an-Nisa itu dengan menempatkan perempuan sebagai obyek sasaran perkawinan poligami.

Tetapi di dalam kitab-kitab tersebut masih ada ungkapan yang memungkinkan pemaknaan dengan menempatkan perempuan sebagai subjek dalam perkawinan poligami.

Jika perempuan menjadi subjek, maka ia bisa mendefinisikan keadilan, keinginan, persetujuan dan kerelaan dalam perkawinan poligami. Ini berbeda sekali dengan terjemahan ayat dalam bahasa Indonesia atau tepatnya penggalan ayat yang hanya bisa kita pahami dengan menempatkan perempuan sebagai obyek. []

Tags: Komoditaslaki-lakipoligamiPraktik
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kursi Lipat

Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas

8 Juni 2025
Anda Korban KDRT

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

7 Juni 2025
KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kursi Lipat dan Martabat Disabilitas
  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID