Mubadalah.id – Di dalam Islam, perempuan merupakan bagian dari elemen masyarakat. Sehingga secara otomatis, mereka juga memiliki andil dan tugas dalam menata dan memperbaiki masyarakat. Tentu, untuk melaksanakan tanggungjawab dalam membina diri sendiri dan masyarakat, mutlak membutuhkan pengetahuan.
Konsekuensinya, kaum perempuan juga harus memiliki pengetahuan untuk menjalankan tanggungjawab tersebut.
Karenanya, ia bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan ibadah shalatnya, ibadah puasanya, pembayaran zakatnya, ibadah hajinya, usaha pemurnian akidahnya, aktivitas amar ma’ruf nahi munkar dan semangat berlomba dalam setiap baikan.
Ringkasnya, seluruh kandungan risalah Islam yang termaktub dalam al-Qur’an maupun hadits tentang kewajiban seorang muslim, memiliki makna bahwa perempuan juga berkewajiban untuk mempelajari dan mengajarkannya, baik secara teori maupun dalam amaliah nyata.
Pada dasarnya ajaran Islam memuat unsur ibadah (peribadatan), giyadah (kepemimpinan), siyisah (politik), sosial kemasyarakatan, ekonomi dan semua sendi kehidupan. Untuk menelaah dan mendalami semua itu tidak mudah, tetapi harus dengan upaya pembelajaran.
Karenanya, mempelajari ajaran Islam sebuah agama yang mempunyai cakupan ilmu yang luas, integral, mendalam lagi beragam menjadi suatu kewajiban bagi setiap muslim, laki-laki dan perempuan. Sehingga tidak mengherankan apabila Rasulullah Saw. bersabda,
“Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan,” (HR. al-Bukhari — Muslim).
Benarkah Sunah?
Hal yang sangat disayangkan, ada saja yang menganggap bahwa hukum perempuan menuntut ilmu adalah sunnah, bukan wajib. Padahal hadits secara tegas mewajibkan setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu. Islam menaruh perhatian yang khusus pada pendidikan yang bermanfaat bagi mereka.
Ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw. memiliki berbagai perintah dan larangan yang tidak dibatasi pada laki-laki saja tetapi juga perempuan menjadi bagian dari perintah dan larangan risalah tersebut.
Baik al-Qur’an maupun hadits memberikan penjelasan adanya kesamaan kewajiban antara laki-laki dengan perempuan dalam semua hal. Bahkan terdapat dalil yang jelas menerangkan beban syariat yang secara khusus hanya kepada kaum perempuan, sebagaimana firman-Nya,
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلٰى فِيْ بُيُوْتِكُنَّ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ وَالْحِكْمَةِۗ
Artinya: Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu). (QS. al-Ahzab ayat 34). []