Mubadalah.id – Kunjungan Paus Fransiskus, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia dari Vatikan belum lama ini telah menarik perhatian orang-orang dari berbagai latar belakang agama dan budaya. Dalam kunjungannya, Paus menekankan pentingnya memupuk toleransi dan rasa hormat di antara individu. Terlepas dari keyakinan atau kepercayaan mereka.
Pesan Toleransi Antar Umat Beragama
Selama kunjungannya, Paus bertemu dengan para pemimpin agama, politisi, dan anggota komunitas yang berbeda. Beliau mengajak untuk membangun kerjasama dan saling pengertian. Pesan perdamaian dan toleransi yang Paus sampaikan beresonansi dengan umat Islam dan pemeluk agama lain serta menyoroti nilai-nilai yang sama di antara berbagai tradisi agama.
Sebagaimana Alquran telah menjelaskan dalam banyak ayat, bahwa Allah menyerukan kepada umat Islam untuk memperlakukan umat agama lain dengan baik. Di samping itu memang setiap manusia berhak untuk kita hormati, terlepas dari afiliasi keperyaan mereka.
Al-Quran menyeru umat Islam untuk terlibat dalam dialog dan membangun jembatan pemahaman dengan orang-orang dari latar belakang agama yang berbeda, selama mereka tidak memusuhi atau mengancam keselamatan mereka.
Dalam kesempatan lawatannya, Paus Fransiskus juga mengunjungi Masjid Istiqlal. Di mana beliau juga menyaksikan Terowongan Silaturrahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Santa Maria. Terowongan ini menjadi simbol kuat toleransi dan persaudaraan yang sudah lama terjaga antara dua rumah ibadah tersebut.
Pada momen tersebut juga mengadakan dialog antar umat beragama, yang memungkinkan sebuah kesempatan untuk diskusi terbuka tentang keragaman agama dan toleransi.
Percakapan-percakapan ini membantu meruntuhkan penghalang dan menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin ada di antara agama-agama yang berbeda. Dengan berkumpul dan terlibat dalam dialog yang bermakna, masyarakat dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.
Teladan Rasulullah
Dialog dan pemahaman selaras dengan ajaran Rasulullah, yang menekankan pentingnya membangun hubungan dan memupuk rasa persatuan di antara orang-orang dari berbagai agama. Banyak literatur meriwayatkan bahwa tokoh-tokoh umat agama kerap bertamu ke rumah Rasulullah untuk melakukan dialog sehingga terbentuk ikatan sosial yang erat antarumat beragam agama.
Di antara dialog-dialog inilah, kemudian menghasilkan satu larangan untuk memaki sesembahan agama lain bagi umat Islam yang diputuskan Rasulullah. Sebagaimana dinyatakan dalam surah al-An’am ayat 108. Keputusan ini dikeluarkan Rasulullah setelah tokoh-tokoh pemuka agama berdialog dengan beliau saw mengenai fenomena memaki atau menghina sesembahan tersebut.
Rasulullah telah memberi teladan bahwa umat Islam tidak boleh melarang atau mencekal seseorang melakukan ibadah sesuai dengan tuntunan dalam agamanya. Rasul juga selalu mengingatkan umatnya jika melakukan peperangan dengan suatu kaum agar tidak merusak atau menghancurkan rumah-rumah ibadah mereka.
Pentingnya Toleransi dan Hidup Berdampingan
Di sisi lain, terdapat sebuah riwayat sebagaimana mengutip dalam Tafsir Ibnu Katsir (6/91) dan Sirah an-Nabawiyah karya Ibnu Hisyam (2/428) bahwa Rasulullah pernah menerima tamu delegasi tokoh lintas agama di wilayah Masjid Nabawi. Tamu tersebut berjumlah 60 orang.
Di antaranya ada 14 orang yang merupakan pemimpin Kristen Najran. Mereka adalah Abdul Masih, Ayham, Abu Haritsah ibn Alqama, Aws, al-Harits, Zaid, Qays, Yazid, Nabih, Khuwaylid, `Amr, Khalid, Abdullah, dan Yuhannas. Rombongan dipimpin Abdul Masih, al-Ayham dan Abu Haritsah ibn Alqama.
Bahkan Rasulullah juga memberikan izin dan mempersilakan rombongan tamu lintas agama tersebut untuk menggunakan bagian samping masjid sebagai tempat kebaktian dan ibadah mereka. Sebab ketika itu ternyata bersesuaian dengan waktu kebaktian mereka, di mana saat itu di sekeliling Madinah tidak ada Gereja.
Berdasarkan riwayat itu pula, di bagian sisi masjid yang lain Rasulullah bersama para sahabat juga menunaikan salat Ashar berjamaah.
Sebagai kesimpulan, kunjungan Paus Fransiskus menjadi pengingat yang kuat akan pentingnya toleransi dan hidup berdampingan secara damai serta dialog antar-umat dari berbagai agama. Pesan ini sejalan dengan ajaran Islam dalam Alquran dan sunnah Rasulullah.
Dengan berusaha untuk saling memahami dan menghormati, individu dan masyarakat dapat membina masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan tradisi kepercayaan lainnya. Wallah a’lam bis-shawwab.[]