Mubadalah.id – Kitab Shahih Ibnu Hibban, yang menurunkan redaksi doa baik bagi umat Islam, juga menurunkan doa baik bagi yang belum masuk Islam. Dalam riwayat Sahl bin Sa’d as-Sa’idi Ra, Nabi Muhammad Saw memanjatkan doa ampunan bagi orang-orang non-muslim berikut ini:
“Dari Musa bin ‘Uqbah, dari Ibnu Syihab, dari Sahl bin Sa’d as-Sa’idy, berkata: Rasulullah Saw berdoa: Ya Allah, ampunilah kaumku (yang masih belum beriman itu) karena mereka sesungguhnya tidak mengerti.” (HR. Ibnu Hibban).
Nabi Muhammad Saw memanjatkan doa ini ketika beberapa di antara orang kafir Quraisy menghina dan mencederai beliau. Dalam riwayat yang lebih populer, doanya sebagai berikut ini:
“Allahumma ihdi qaumi fa innahum laa ya’lamuun (Ya Allah, tunjukkanlah kaumku itu, karena mereka sesungguhnya tidak mengerti).”
Saat di Tha’if
Pada saat orang-orang Tha’if menolak kehadiran Nabi Muhammad Saw dan mengusir dari kota mereka, nabi tidak mendoakan buruk kepada mereka. Bahkan, ketika ada malaikat turun dan menyatakan kesediaannya untuk menyiksa mereka, nabi justru menolaknya.
“Tidak, justru aku berharap dan bisa jadi ada di antara mereka, atau dari turunan mereka, yang kelak akan menerima dan beriman kepadaku,” jawab Nabi Muhammad Saw dengan tegas.
Kisah doa Nabi Muhammad Saw bagi kebaikan orang-orang Tha’if yang menolak dan mengusir beliau ini sangat populer. Berbagai kitab hadits dan sejarah mencatatnya. Di antara yang paling otoritatif, dari kitab-kitab ini, adalah Shahih al-Bukhari (hadits nomor 3267) dan Shahih Muslim (hadits nomor 4754).
Dalam Shahih al-Bukhari (hadits nomor 2974), juga ada kisah seorang sahabat bernama Thufail bin Amr ad-Dusi Ra. Ia datang menemui Rasulullah Saw. setelah melihat kaumnya membangkang, melawan, dan tidak bersedia masuk Islam.
Kemudian, ia mengusulkan kepada nabi untuk mendoakan buruk dan melaknat mereka. Tetapi, nabi tidak bersedia. Sebaliknya, nabi berdoa untuk mereka: “Ya Allah, berilah mereka petunjuk, dan biarkan mereka datang menemuiku.”
Melihat kebiasaan baik Nabi Muhammad Saw. seperti ini, Abu Hurairah Ra., ketika mengetahui ibunya tidak mau masuk Islam. Bahkan sebaliknya menyatakan hal-hal buruk tentang Islam dan tentang Nabi Muhammad Saw., ia tidak meminta nabi mendoakan buruk kepadanya. Sebaliknya, Abu Hurairah Ra. langsung memohon kepada nabi agar mendoakan ibunya mendapat hidayah. []