• Login
  • Register
Jumat, 22 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hukum Syariat

Belajar dari Nabi Ketika Orang Baduy Kencing di Dalam Masjid

Mamat Ubaedillah S. Mamat Ubaedillah S.
17/07/2019
in Hukum Syariat
0
22
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ketika ada seorang non muslim yang masuk mesjid dengan menggunakan sandalnya lalu ada seorang takmir masjid yang melihatnya dengan penuh emosi, saya teringat hadits nabi. Ketika dulu ada seorang yang tak dikenal masuk mesjid Nabi Muhammad SAW sembari membawa keledai hewan peliharaannya. Lalu dia turun dan kencing di dalam masjid.

Orang yang diketahui dari suku Baduy tersebut lalu kencing di pojokan masjid. Hal ini diketahui Rasulullah dan para sahabat. Seketika para sahabat bangkit dengan rasa amarah, Mereka ingin memarahi orang Baduy non muslim tersebut. Namun tiba-tiba Rasul menahan para sahabat yang ingin memarahinya hingga ia selesai kencing. Ketika orang Baduy tersebut selesai kencing lalu Rasul menasehatinya dan Rasul menyuruh para sahabat menyiram bekas kencing orang Baduy.

Ini menandakan akhlak Nabi yang sangat mulia dan harus kita tiru. Janganlah kita marah dulu jika ada suatu hal yang menurut kita tidak lazim. Tunggu dulu barangkali mereka masuk masjid karena ada keperluan. Atau bisa jadi mereka belum tahu tata cara dan adab masuk masjid. Contoh Nabi ini menjadikan pelajaran bahwa kita harus menghormati orang di manapun dan siapapun.

Bahkan mengenai anjing yang masuk mesjid dilarang dengan alasan najis itu sebetulnya hanya masalah khilafiah fiqih saja. Imam Syafi’i dan Imam Hanbali mengatakan anjing itu najis mugholadzoh. Sedangkan Imam Maliki mengatakan hanya air liurnya saja. Sementara Imam Hanafi berpendapat anjing sama sekali tidak najis, alias suci.

Imam mazhab yang empat memiliki dasar masing-masing. Ini menjadi alasan untuk kita sekaligus mengajarkan kita untuk tidak kagetan dengan suatu hal baru termasuk anjing. Bahkan dalam kitab-kitab kuning banyak cerita dan kisah seorang sufi yang memelihara anjing untuk diajak berburu sendirian ke hutan lalu anjing pulang dengan membawa hewan buruannya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Dukungan Kiai Sahal terhadap Kiprah Nyai Nafisah
  • Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu
  • Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda
  • Buku Bapak Tionghoa Nusantara: Ini Alasan Gus Dur Membela Orang Tionghoa

Baca Juga:

Dukungan Kiai Sahal terhadap Kiprah Nyai Nafisah

Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu

Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda

Buku Bapak Tionghoa Nusantara: Ini Alasan Gus Dur Membela Orang Tionghoa

Terlebih yang patut kita ingat bahwa ada golongan anjing yang dijamin masuk surga dalam al-Quran, anjing Ashabul Kahfi.

Bahkan kita jangan aneh banyak orang-orang di Mesir termasuk para ulama ahli tafsir al-Quran yang memelihara anjing. Karena memang mereka yang bermazhab Hanafi menyatakan tidak ada najis pada anjing.

Jadi, ketika menghadapi orang yang tidak sepemahaman dengan kita, seharusnya kita menunggu dulu apa yang harus dilakukan dan tidak kasar. Apa jadinya jika kita tidak memahami aturan di suatu tempat lalu kita disalahkan maka yang akan kita lakukan adalah meminta maaf dan tidak terlebih dahulu dihakimi apalagi orang lain.

Ini menjadi sebuah jawaban yang harusnya dilakukan oleh orang yang mencintai baginda Nabi. Dengan akhlaknya yang mulia kita harus mencontoh bagaimana beliau menghadapi orang-orang yang memang belum mengerti terhadap Islam. Jangan terburu-buru menghakimi apalagi menjawabnya dengan amarah. Wallahu A’lam.[]

Mamat Ubaedillah S.

Mamat Ubaedillah S.

Terkait Posts

Single Parent Wali Nikah

Perempuan Single Parent, Berhakkah Menjadi Wali Nikah? 

31 Juli 2023
Saksi Hilal

Perempuan Sebagai Saksi Hilal dalam Pendekatan Mubadalah

28 Juli 2023
Trilogi Fatwa KUPI dalam Hukum Ihdād

Menelisik Analisa Trilogi Fatwa KUPI dalam Hukum Ihdād

13 Juli 2023
Balikan Sama Mantan Istri

Balikan Sama Mantan Istri/Rujuk Saat Ihram Haji, Bolehkah?

24 Juni 2023
Kekerasan

Islam Mendorong Kehidupan Perempuan Terbebas dari Segala Bentuk Kekerasan

18 Juni 2023
Syarat Hewan Kurban

Persiapan Menjelang Iduladha, Tiga Syarat Hewan Kurban yang Harus Dipenuhi

19 Mei 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Penari Perempuan Sunda

    Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu Satu-Satu: Pentingnya Berdamai dengan Diri Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Mubadalah dalam Hadis Jihad Perempuan di Dalam Rumah Tangga 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Selamat Jalan Pejuang Nahdlatul Ulama Prof Dr Sri Mulyati MA

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dukungan Kiai Sahal terhadap Kiprah Nyai Nafisah
  • Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu
  • Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda
  • Buku Bapak Tionghoa Nusantara: Ini Alasan Gus Dur Membela Orang Tionghoa
  • Perjalanan Mahnaz Afkhami dalam Advokasi Hak-Hak Perempuan

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist