Mubadaah – id Pernahkah kita mendengar kisah-kisah tentang perempuan di sekitar Nabi? Dalam periode sejarah Islam, tidak banyak perempuan yang tampil dalam panggung publik-politik dan kebudayaan. Mereka terkerangkeng dalam tembok-tembok rumah. Kebudayaan patriarkis (serba laki-laki) telah menenggelamkan mereka dalam timbunan sejarah. Tetapi Ahmad Syauqi, Raja Penyair Arab Modern, dengan puisi-puisinya yang mempesona, mencoba membongkar puing-puing yang menimbun sejarah tubuh perempuan-perempuan Islam itu. Kaum perempuan sesungguhnya makhluk yang mengagumkan:
Muhammad, sang Nabi, tak pernah
Memangkas hak-hak perempuan beriman
Imu pengetahuan adalah jalan hidup
Para istri Nabi yang cerdas-cerdas
Perempuan-perempuan di sekitar Nabi
Betapa tulus mencari nafkah
Membangun bumi manusia
Berkat putri-putri cantik sang Nabi
Cahaya pengetahuan berpendar
Menjulang tinggi
Oh Sukainah
Betapa harummu mengepung dunia
Engkau telah lahirkan sejuta sarjana
Engkau menyambung lidah nabi
Menafsir kitab suci
Kaum perempuan di sekitar Nabi Saw seperti Khadijah istri pertama Nabi; ‘Aisyah istri yang sangat cerdas, Ummu Salamah, Zainab binti Jahsy, Fatimah anaknya yang termuda; Sukainah cicitnya, adalah guru-guru para sahabat dan para ulama laki-laki, ahli sastra, penyair, ahli sejarah, kedokteran, retorika dan tentara. Mereka acapkali mengkritik tradisi patriarki dan menuntut kesederajatan dengan suami-suami merekabahkan terkadang mengambil inisiatif sendiri untuk membantah otoritas laki-laki.
Fakta historis temtam ini seharusnya menyadarkan upaya-upaya kontemporer untuk memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi aktifitas dan aktualisasi kaum perempuan, dan bukannya malah mengucilkan dan menyudutkannya.
Penulis: K.H. Husein Muhammad
Sumber: Spiritualitas Kemanusiaan Perspektif Islam Pesantren (Pustaka Rihlah, 2006)