• Login
  • Register
Kamis, 21 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Tradisi Malam Tirakatan 17 Agustus: Menguatkan Persaudaraan Antar Warga

Melalui malam tirakatan 17 Agustus, kita harus merenungkan makna kemerdekaan dengan bijak

Siti Nisrofah Siti Nisrofah
19/08/2023
in Pernak-pernik
0
Malam Tirakatan

Malam Tirakatan

856
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Suasana malam 17 Agustus begitu meriah dan penuh khidmat, salah satunya dengan tirakatan. Seakan kita bernostalgia ke masa penjajahan dan bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Maka, untuk menghargai jasa pahlawan, kita hars senantiasa merawat nilai persatuan sampai kapanpun.

Di berbagai daerah, tradisi malam tirakatan 17 Agustus mendapati antusias warga yang begitu besar. Tua muda, kecil besar, pejabat dan rakyat biasa semuanya ikut meramaikan suasana malam tirakatan tanpa memandang pangkat apapun.

Daftar Isi

    • Hakikat Tirakatan
  • Baca Juga:
  • Agama dan Budaya: Transformasi Sosial Ala Gus Dur
  • Euforia Perayaan Agustusan secara Berlebihan Dapat Melunturkan Esensi Kemerdekaan
  • Sepenggal Kenangan Manis di SD Multi Etnis
  • Polemik SEMA: Larangan Mencatat Perkawinan Beda Agama
    • Serba-serbi Malam Tirakatan 17 Agustus
    • Menjaga Persatuan dan Kesatuan adalah Perintah Agama

Hakikat Tirakatan

Dalam KBBI, tirakat artinya menahan hawa nafsu. Sedangkan dalam bahasa Arab, tirakat berasal dari kata “tarku” yang berarti meninggalkan. Versi lain menyebut tirakat adalah penjawaan dari kata thoriqot (jalan yang dilalui dalam mencapai tujuan spiritual).

Atau, secara definitif mengartikan thariqat sebagai proses perjalanan mencari kebenaran. Dengan begitu, tradisi tirakatan memiliki makna sebagai upaya bersama untuk merefleksikan kemerdekaan melalui pencarian nilai-nilai kebenaran. Kemudian, beralih menjadi spirit perjuangan. Seperti halnya spirit perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari penjajah.

Indah sekali bukan, kita sama-sama merayakan kemerdekaan tanpa embel-embel almameter apapun. Semua bergotong royong dalam mempersiapkan acara penyambutan hari kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah malam tirakatan yang banyak terselenggara hampir di setiap daerah.

Baca Juga:

Agama dan Budaya: Transformasi Sosial Ala Gus Dur

Euforia Perayaan Agustusan secara Berlebihan Dapat Melunturkan Esensi Kemerdekaan

Sepenggal Kenangan Manis di SD Multi Etnis

Polemik SEMA: Larangan Mencatat Perkawinan Beda Agama

Serba-serbi Malam Tirakatan 17 Agustus

Gang-gang pemukiman warga berubah menjadi tempat yang akan memiliki hajat besar. Karpet terbentang luas menutupi jalanan gang. Pintu masuk gang berhias maskot atau ciri khas dari masing-masing daerah.

Ada yang membuat patung petani sedang mengangkut hasil panennya, ada yang berbentuk canting dan kain batiknya, serta masih banyak lagi lainnya. Tentunya, bendera dan nuansa merah putih tetap mendominasi berbagai tempat selama sebulan penuh.

Malam tirakatan 17 Agusutus tidak lengkap jika tidak ada aneka jajan, makanan, minuman, dan nasi tumpeng sebagai simbol rasa syukur. Sebelum menyantap sajian, masyarakat berdoa bersama dengan memohon keselamatan, keberkahan, dan kemerdekaan yang hakiki dalam setiap individu.

Selain itu, masyarakat sering mengisi malam tirakatan 17 Agustus dengan mendoakan para pendahulu karena perjuangannya. Di mana saat ini kita semua dapat berkumpul tanpa rasa takut. Pertunjukan pentas seni ikut meramaikan malam tirakatan 17 Agustus, penyerahan hadiah lomba-lomba menyambut kemerdekaan, serta sebagai ajang silaturahmi antar warga.

Malam 17 Agustus semuanya bersuka cita merayakan hari kemerdekaan dengan menjunjung tinggi nilai persatuan, persaudaraan dan kebersamaan. Antara laki-laki dan perempuan, keduanya bekerja sama sekaligus menikmati kebahagiaan kemerdekaan secara bersama-sama.

Kondisi semacam ini mengingatan kita pada pernyataan Bung Karno bahwa “Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya. Jika patah satu daripada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali”.

Menjaga Persatuan dan Kesatuan adalah Perintah Agama

Maka, menjaga persatuan dan kesatuan dalam konteks apapun adalah tugas dan tanggung jawab setiap individu. Menjaga persatuan adalah perintah agama. Bahkan Rasulullah senantiasa menegaskan pentingnya persatuan.

Hingga Rasul wafat, para sahabat tetap melanjutkan perintah ini kepada masyarakat secara luas. Seperti halnya pada salah satu khutbah sahabat Abdullah bin Mas’ud yan berbunyi:

خَطَبَنَا عَبْدُ الله يَوْمًا خُطْبَةً لَمْ يَخْطُبْنَا مِثْلَهَا قَبْلَهَا وَلَا بَعْدَهَا، قَالَ: أَيُّهَا النَّاسُ أتَّقُوْا اللهَ وَعَلَيْكُمْ بِالطَّاعَةِ وَالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّهَا حَبْلُ اللهِ الَّذِي أَمَرَ بِهِ وَإِنَّ مَا تَكْرَهُوْنَ فِي الطَّاعَةِ وَالْجَمَاعَةِ خَيْرٌ مِمَّا تُحِبُّوْنَ فِي الْفُرْقَةِ

Artinya: “Abdullah bin Mas’ud telah berkhutbah kepada kami di suatu hari, dengan khutbah yang tidak pernah beliau sampaikan sebelum dan sesudahnya. Ia berkata “Wahai manusia! Bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan berpegangteguhlah dengan ketaatan dan persatuan, karena persatuan itu adalah tali Allah yang telah Dia perintahkan. Sungguh, apa yang dibenci dalam ketaatan dan persatuan, lebih baik dari apa yang disenangi dalam perpecahan.”

Melalui malam tirakatan 17 Agustus, kita harus merenungkan makna kemerdekaan dengan bijak. Para pendahulu telah mewarisi generasi selanjutnya nilai-nilai persatuan dan cinta tanah air yang begitu besar.

Sebagai warga negara yang baik, maka sudah menjadi tugas kita semua untuk merawat nilai-nilai luhur tersebut. Sungguh, perpecahan akan membuat pendahulu kita bersedih. Maka tidak ada jalan selain menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia. []

Tags: 17 AgustusIndonesiakemerdekaanMalam TirakatantarekatThariqat
Siti Nisrofah

Siti Nisrofah

Hanya orang biasa :')

Terkait Posts

Hadis Jihad

Makna Mubadalah dalam Hadis Jihad Perempuan di Dalam Rumah Tangga 

21 September 2023
Jihad Rumah Tangga

Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga

21 September 2023
Jihad Rumah Tangga

Jihad di Dalam Rumah Tangga Bersifat Resiprokal

21 September 2023
Jihad Perempuan

Pada Masa Nabi Muhammad Saw Banyak Perempuan yang Ikut Jihad Bela Negara

21 September 2023
Jihad Perempuan

Jihad Perempuan di Masa Nabi Muhammad Saw

20 September 2023
Akademi Mubadalah Muda

Refleksi Akademi Mubadalah Muda 2023 Part II : Trilogi Fatwa KUPI

20 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bidadari Surga

    Perempuan Bukan Bidadari Surga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Artificial Intellegence dalam Perspektif Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Anak Perempuan Jawa: Beban Orang Tua?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pada Masa Nabi Muhammad Saw Banyak Perempuan yang Ikut Jihad Bela Negara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Mubadalah dalam Hadis Jihad Perempuan di Dalam Rumah Tangga 
  • Selamat Jalan Pejuang Nahdlatul Ulama Prof Dr Sri Mulyati MA
  • Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga
  • Etika Sufi Ibn Arabi (2): Mendekati Tuhan dengan Merawat Alam
  • Jihad di Dalam Rumah Tangga Bersifat Resiprokal

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist