Mubadalah.id – Di tengah menguatnya arus digital dan media populer, isu disabilitas masih sering tertinggal dalam ruang pemberitaan dan narasi publik. Padahal, pengalaman hidup penyandang disabilitas menyimpan banyak kisah memilukan yang layak disuarakan.
Berangkat dari kesadaran inilah, Mubadalah.id bersama UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon menggelar workshop dua hari bertajuk “Menulis dan Membumikan Isu Disabilitas melalui Media Populer dan Platform Digital”, Senin (20/10) di Hotel Grand Tryas Cirebon.
Kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta dari beragam latar belakang seperti mahasiswa, santri, tenaga akademik hingga pegiat komunitas disabilitas yang bersama-sama belajar menulis dan memproduksi konten digital dengan perspektif inklusif.
Menulis Sebagai Gerakan Kemanusiaan
Dalam sambutannya, Pemimpin Redaksi Mubadalah.id, Zahra Amin, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis menulis, melainkan bagian dari gerakan literasi kemanusiaan.
Ia menyampaikan apresiasi kepada pihak kampus yang telah memfasilitasi rangkaian kegiatan selama dua hari. Termasuk workshop, lokakarya, dan seminar nasional.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan kampus. Kegiatan ini bukan hanya berhenti di sini, tapi kami berharap bisa berlanjut. Karena penulisan dengan perspektif trilogi KUPI Mubadalah, Ma’ruf, dan Keadilan Hakiki—adalah hal baru yang perlu terus dikembangkan,” ujarnya.
Zahra menjelaskan, isu disabilitas baru mulai menjadi fokus Mubadalah.id pada tahun 2025. Karena itu, kegiatan ini menjadi upaya awal untuk memperkenalkan pendekatan penulisan yang berpihak pada kelompok difabel dan mengangkat pengalaman mereka sebagai bagian dari perjuangan kemanusiaan bersama.
“Teman-teman yang ada di sini kami ajak untuk menulis, menceritakan, dan mengabarkan keresahan teman-teman disabilitas yang berangkat dari pengalaman mereka sendiri,” lanjutnya.
Ia juga menekankan bahwa isu disabilitas bukan hanya milik para aktivis atau penyandang difabel. Melainkan urusan kemanusiaan yang melibatkan seluruh masyarakat.
“Kita ingin anak muda juga ikut peduli. Ini bukan isu kelompok tertentu, tapi isu disabilitas yang harus kita dorong bersama baik untuk membangun kesadaran publik maupun mendorong lahirnya kebijakan yang berpihak,” tegas Zahra.
Menjadi Kontributor Mubadalah
Lebih dari itu, workshop ini tidak berhenti pada pelatihan menulis. Zahra mengumumkan bahwa seluruh peserta otomatis menjadi kontributor Mubadalah.id, baik sebagai penulis artikel populer di laman resmi. Maupun sebagai konten kreator di media sosial.
“Kita ingin teman-teman muda membuat ‘berisik positif’ di media sosial lewat konten inklusif. Mari manfaatkan dua hari ini untuk belajar dan menyiapkan diri menjadi penulis dan kreator yang nyaring menyuarakan isu-isu disabilitas,” katanya.
Ia juga menegaskan pentingnya konsistensi dan komitmen setelah pelatihan berakhir. “Dua hari pelatihan ini hanya langkah awal. Yang terpenting adalah bagaimana kita terus menulis dan berkarya setelahnya,” pungkasnya. []