• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Dildo, Lekaslah Sadar! Humor Politik Tak Harus Seksis dan ‘Phallus Centris’

Zahra Amin Zahra Amin
28/01/2019
in Kolom
0
Angry Marah

Ilustrasi: pixabay[dot]com

29
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sejak awal kemunculan capres-cawapres alternatif Nurhadi-Aldo, yang disingkat Dildo, sudah membuat kening saya berkerut. Saya pun sempat dibuat terkecoh, menganggapnya serius sebagai calon kepala daerah di wilayah tertentu. Ketika semakin banyak yang memberitakan, barulah saya paham kalau kemunculan mereka hanya fiksi belaka.

Jujur saat pertama kali melihat saya tidak terlalu suka, karena membaca tulisan Koalisi Indonesia Tronjal Tronjol Maha Asyik, saya membaca yang diwarnai merah. Jadi terbaca k****l mas. Dalam benak saya sudah terbaca jika slogan yang dianggap sebagai saluran politik alternatif di antara kubu cebong dan kampret, sangat seksis, tabu, dan phallus centris. Hanya berkisar pada kesenangan lelaki, dengan menjadikan perempuan sebagai objek seksual semata.

Meski dalam perjalanannya ada pula slogan poster yang menarik, tidak cabul, dan cukup membuat kita tertawa hingga terbahak-bahak. Kehadiran Dildo seperti membawa angin segar di antara kejenuhan politik dua poros yang tak tak pernah henti saling hujat dan merasa paling benar sendiri. Di antara yang saya sukai misalkan, “Sudah bikin kopi tapi masih ngantuk, ternyata kopinya belum diminum.”

Namun belakangan ini, postingan tim kreatif Dildo makin mendapat respon negatif, terutama dari para penggerak perempuan, dan saya sendiri tentunya. Ketika mereka membuat tulisan dalam narasi kampanye seperti ini:

“Terkadang hidup itu seperti diperkosa. Mau gak mau siap gak siap enak gak enak suka gak suka tetap harus dinikmati.”

Baca Juga:

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Seolah semakin menegaskan jika humor politik bagi mereka hanya bicara selangkangan semata.

Tidak adanya kepekaan, atau keberpihakan pada perempuan penyintas kekerasan seksual, akan semakin menumpulkan rasa kemanusiaan kita. Bahkan tidak mungkin ketika mendiamkan itu akan menjadi kebiasaan. Dan menganggap bukan lagi bagian dari pelecehan atau kekerasan, karena secara umum dan dengan sadar masyarakat mau menerima begitu saja. Bahkan ikut membagikan poster itu sambil tersenyum dan tertawa, seakan itu hanya lelucon belaka.

Padahal dalam sebuah penelitian Jurnal Acta Obstetricia et Gynecologica Scadinavica (AOGS) tahun 2017, para ahli mencatat bahwa 70 persen korban perkosaan mengalami sensasi seolah seluruh tubuhnya lumpuh. Akibatnya mereka pun tak mampu bergerak, apalagi untuk melawan serangan pelaku.

Sebagaimana dilansir dari Kompas.com, sensasi kelumpuhan sementara yang terjadi pada korban perkosaan dikenal dengan istilah tonic immobility. Reaksi fisik ini sangat mirip dengan reaksi seekor hewan mangsa yang diserang predator. Hewan mangsa tersebut biasanya akan diam tak berkutik sedikitpun, sehingga predator yang akan menyergap mengira kalau hewan yang diincarnya sudah mati.

Kondisi seperti itu juga bisa dialami manusia. Ia akan mendapatkan reaksi serupa. Pada manusia korban yang diserang jadi tidak bisa menjerit minta tolong, melarikan diri, apalagi melawan balik si pelaku karena sekujur tubuhnya tidak bisa digerakkan.

Jadi dengan keadaan demikian, ketika terjadi pemerkosaan bukan berarti korban mengizinkan pelaku untuk berbuat keji. Tetapi korban justru sangat tidak berdaya bahkan sampai ia kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri.

Dalam konteks Islam, ketika pidato perpisahan Nabi Muhammad SAW di Padang Arafah menyampaikan deklarasi kemanusiaan universal. Salah satu butir deklarasi tersebut menyatakan, “Perhatikan dengan baik, aku berwasiat pada kalian agar memperlakukan perempuan dengan baik. Selama ini kalian telah memperlakukan perempuan bagaikan tawanan. Tidak, kalian tidak boleh memperlakukan  mereka, kecuali dengan perlakuan baik.”

Pernyataan terbuka Nabi ini didengar oleh lebih dari seratus ribu orang, dan pesan kemanusiaan ini relevan kapan pun waktunya serta di mana pun tempatnya.

Pesan Nabi tersebut agar memperlakukan perempuan dengan baik. Siapapun perempuan itu, dan apapun yang sudah dialami oleh perempuan semasa hidupnya. Maka kita wajib memberinya perlakuan yang baik, sebagaimana lelaki juga ingin dilayani secara baik.

Sehingga menurut penulis jika gaya kampanye atau narasi politik Dildo, sebagai aliran alternatif di negeri ini, tidak ada perubahan sama sekali, maka saya yakin akan semakin ditinggalkan. Bukannya menuai simpati, tetapi malah mendapatkan antipati karena telah menjadikan tubuh perempuan sedemikian rupa, menjadi bahan olok-olok politik murahan dan cabul.

Humor politik yang cerdas dan membebaskan, tak harus seksis dan phallus centris. Seolah kuasa politik ada di tangan lelaki. Dalam hingar bingar pesta politik tahun ini, perempuan juga punya peran penting yang tak boleh dianggap angin lalu.

Bila perlu setelah tulisan ini saya akan membuat gerakan politik perempuan untuk memboikot tim pasangan capres cawapres fiktif Dildo. Gerakan sungguhan agar mereka berhenti memproduksi konten humor kampanye esek-esek yang sangat brengsek.[]

Tags: Dildohumorkemanusiaanlaki-lakiNurahadi-Aldoperempuanphallus centrispolitikseksis
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Aeshnina Azzahra Aqila

Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

20 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version