Mubadalah.id – Self healing atau yang bisa kita kenal dengan penyembuhan diri, banyak sekali dibicarakan oleh masyarakat kita. Hal ini karena dilatarbelakangi sejak adanya pandemi yang merubah semua kehidupan kita. Upaya yang bisa dilakukan agar menerima kondisi tersebut sangat penting dilakukan, termasuk bagaimana upaya untuk belajar self healing.
Sejak tahun 2020 tepatnya bulan Februari, pandemi menimbulkan kekacauan, banyak sekali aktifitas yang terganggu. Semua kehidupan berubah, aktifitas hanya bisa dilakukan melalui media digital. Di samping itu, banyak sekali yang harus kehilangan pekerjaan, hingga mengalami gulung tikar terhadap usahanya. Tidak jarang, kondisi semacam ini membuat stress berkepanjangan. Sehingga diperlukan bagi kita untuk belajar self healing.
Marissa Anita, salah satu perempuan yang cukup aktif dalam isu kesehatan mental, melalui sebuah video yang dilansir dari CXO Media pada acara #ngobrolsoresemaunya, didampingi oleh Putri Tanjung, menjelaskan bahwa
“Ketika pandemi terjadi menimbulkan ketidakpastian, kita tahu bahwa setiap orang tidak suka ketidakpastian. Banyak orang yang mengalami stress, tidak hanya aku, akan tetapi banyak orang mengalami stress, belum lagi ditambah dengan aktifitas yang tidak menentu, kerja di rumah yang menimbulkan banyak beban. Hal itu menyebabkan kita semakin kepikiran,” ungkap Marissa, sapaan akrabnya.
Seperti yang diketahui bahwa, Marissa merupakan seorang jurnalis, reporter, serta aktris yang multi talent. Dalam setiap videonya yang dibagikan melalui akun youtube “greatmind”, banyak sekali yang bisa kita pelajari, khususnya tentang self healing, diri dan kehidupan.
Mengenal the five body syndrome
Dalam tubuh setiap orang, memiliki emosi positif dan emosi negatif. Untuk bisa mengatur keduanya, maka perlu belajar self healing, dan banyak hal yang harus diperhatikan, kemudian kita sebut manajemen emosi.
Made Suwenten dan Indra Suwanto , dalam buku “Ultimate Self Healing: Damai dan Bahagia di hati”, menjelaskan bahwa ada beberapa pengaruh emosi dalam tubuh, diantaranya:
Pertama, the crying syndrome (sindrom menangis). Penyebab the crying syndrome adalah ketidakmampuan seseorang dalam melihat masa lalunya, serta tidak bisa mengendalikan tingkah laku di luar kendali kita.
Kedua, responsibility syndrome (sindrom bertanggung jawab). Penyebab dari sindrom ini munculnya keputusan yang salah akibat rasa takut tidak bertanggung jawab atas segala hal yang dibebankan kepada dirinya. Sehingga keputusan yang diambil bertentangan dengan isi hati.
Ketiga, fight or reaching syndrome (sindrom bertempur atau meraih). Sindrom ini disebabkan oleh keinginan yang tinggi tanpa melihat kemampuan yang dimiliki. Tidak jarang, ketika keinginannya tidak tercapai, ia merasakan kecewa yang berlebihan, karena menggantungkan harapan, tanpa melihat kemampuan yang ada pada dirinya.
Keempat, Sexual frustration or guilt syndrome (sindrom frustasi seksual atau perasaan bersalah). Sindrom ini diakibatkan oleh persepsi orang lain tentang bentuk tubuh, seperti badan, payudara, dll. Jika persepsi negatif yang muncul, maka berakibat pada tubuh
Kelima, Flight syndrome (sindrom melarikan diri). Sindrom ini disebabkan karena perasaan takut akan masalah yang dihadapi, sehingga keputusan yang diambil adalah melarikan diri dari masalah yang dihadapi.
Lima sindrom yang terdapat dalam tubuh seseorang berpengaruh terhadap cara berpikir yang dimiliki. Artinya, jika kita merapikan segala hal yang berada di pikiran kita, menata informasi yang didapat, hal itu akan membuat kenyamanan dalam diri. Ibarat sebuah tempat, apabila kita memasukkan semua barang, tanpa menata barang dengan skala prioritas, maka tidak akan tercipta kenyamanan akibat ruang yang dimiliki penuh.
Tips Belajar Self Healing dari Marissa Anita
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa, setiap persoalan yang ada di depan mata, perlu untuk ditelaah dan dipilih untuk dipikirkan, termasuk bagaimana menjadi self healing ruang penyembuhan diri dari setiap masalah yang dihadapi. Berkenaan dengan hal itu, Marissa Anita dalam video tersebut menyampaikan ada tiga tahap yang bisa dilakukan untuk self healing, diantaranya:
Pertama, tidak gampang terdistrak dengan hal di luar kendali. Di era yang serba teknologi, khususnya ada media sosial, segala informasi didapatkan dengan mudah. Terkadang segala bentuk pencapaian, perfeksionalitas ditampilkan di media sosial, hal itu yang membuat kita merasa terdistrak. Dengan demikian, penting bagi kita belajar self healing untuk tidak terpengaruh di luar diri kita, termasuk postingan di media sosial, informasi yang mengganggu, dan lain-lain.
Kedua, bersyukur dalam segala hal. Implementasi sederhana self healing ini bisa dilakukan sejak bangun tidur, yakni bersyukur bahwa Tuhan masih memberikan segala karunianya, termasuk memberikan kehidupan yang luar biasa.
Ketiga, cintai proses. Kita percaya bahwa setiap orang lahir dengan start yang berbeda, ditambah dengan fasilitas, kemampuan yang berbeda. Dengan demikian, perlu dipahami bahwa tidak ada yang terlambat atau merasa gagal, sebab semuanya memiliki prosesnya masing-masing. []