Mubadalah.id – Lembaga perkawinan adalah bahtera yang dimiliki bersama oleh suami dan istri. Sebagaimana mereka saling mencari di saat butuh, keduanya memiliki peran yang sama pentingnya untuk selalu utuh. Menjaga keutuhan perkawinan adalah upaya panjang dan penuh dinamika dan harus diperjuangkan berdua. Hal itulah yang menjadi pesan inti dari sebuah film Indonesia “Noktah Merah Perkawinan” yang sejak 15 September 2022 tengah tayang dan saat ini trending di seluruh bioskop tanah air.
Film Noktah Merah Perkawinan yang Marsha Timothy bintangi sebagai Ambar, dan Oka Antara sebagai Gilang ini is a must-see one, menurut saya. Pasangan suami istri yang dikaruniai dua anak ini mengalami permasalahan setelah 11 tahun menikah karna salah paham dan campur tangan orang tua. Pada saat mereka mengalami problem komunikasi, masuklah Yuli yang dibintangi Sheila Dara, seorang yang ‘mau jadi’ pelakor tapi gagal.
Yuli sebenarnya adalah murid kelas keramiknya Ambar, tetapi pertama mengenal Gilang ketika dimintai tolong oleh Ambar mengantarkan dua anaknya (Bagus dan Ayu) ke rumah ibunya. Ambar saat itu menghindari pertemuan dengan Gilang di rumah ibunya tersebut karena mereka baru saja bertengkar hebat dan pemicunya adalah ibunya.
Awal Mula Persoalan Keluarga
Ambar memiliki kakak yang menikah dengan perempuan Jerman lalu bercerai dan masih tinggal di Jerman mengurusi dua anaknya dengan pekerjaan yang tidak tetap. Ibunya seringkali meminta bantuan keuangan ke Gilang untuk membantu kakak kandung Ambar tersebut tanpa sepengetahuan Ambar.
Tetapi suatu saat Gilang justeru bercerita ke ibu kandungnya sendiri tentang kelakuan mertuanya tersebut. Hal inilah yang menjadi fokus masalah karna Ambar merasa tidak dianggap. Ibunya Gilang (mertua Ambar) lebih tahu rahasia keluarganya dan menjadikan hal itu untuk berulangkali menyindir Ambar.
Berulangkali Ambar membuka komunikasi untuk menyelesaikan masalah, tetapi Gilang tidak ingin memperkeruh. Alasannya menghindar untuk menjaga perasaan Ambar. Gilang memilih untuk banyak diam. Bagi Ambar, sikap itu bermakna pengabaian terhadap perasaannya.
Kebuntuan Komunikasi
Mengalami kebuntuan komunikasi, Ambar mendatangi penasehat perkawinan atas rekomendasi sahabatnya. Sepasang suami istri ini datang berkonsultasi, tetapi di mata Gilang, sebenarnya mereka tidak memiliki masalah. Puncak kekesalan Ambar ketika Gilang meninggalkan forum curhat itu di tengah-tengah sebelum inti permasalahan mereka terklarifikasi.
Ambar merasa lelah. Masalah menjadi lebih rumit, ketika Ambar mencurigai ada hubungan special antara Yuli dan suaminya. Terkonfirmasi oleh pesan WA yang ia lihat di handphone suaminya dan menangkap basah Yuli dan Gilang berduaan di kantor Gilang di malam hari. Dia memutuskan cerai.
Pada titik ini Gilang merasa hancur karena baginya Ambar dan anak-anaknya adalah sumber kebahagiannya. Dia melakukan berbagai cara untuk mempengaruhi keputusan Ambar. Dia menangis, memohon maaf, menghiba. Akhirnya perceraian mereka gagal dan keluarga tetap utuh.
Kisah Ambar dan Gilang banyak terjadi di kehidupan nyata. Bahkan banyak yang jauh lebih kompleks dan goyang bagai roller coaster. Kehidupan perkawinan memiliki cerita dan tantangannya masing-masing. Problem datang silih berganti dan sumbernya bisa beragam.
Bisa dari anak, dari tetangga, keluarga besar, pekerjaan, kondisi ekonomi. Masih panjang daftar penyebabnya kalau diteruskan. Satu yang pasti bahwa suami dan istri harus memiliki itikad yang baik dan usaha yang sama keras untuk menghalau problem itu semua. Cara bisa saja berbeda dan ini perlu kita komunikasikan secara efektif.
Problem Keluarga
Problem keluarga Ambar dan Gilang dalam film Noktah Merah Perkawinan ini sebenarnya tidak serius. Tidak ada penelantaran ekonomi, kekerasan, atau perselingkuhan (walaupun Gilang sedikit memberi harapan kepada Yuli yang ternyata merasa nyaman dengan komunikasi yang terjadi antar mereka). Tetapi masalah kecil akan menjadi besar tanpa komunikasi yang tuntas.
Maksud Gilang untuk menjaga perasaan Ambar tidak tersampaikan karena komunikasi antara mereka selalu tidak sampai pada tujuan. Gilang adalah tipe orang yang ingin menghindar dari masalah dan tidak ingin bercekcok, sementara Ambar ingin segalanya terang benderang. Ambar ingin tidak boleh ada orang yang pertama tahu apapun yang Gilang lakukan, bahkan ibu kandungnya sendiri. Mereka harus mandiri di dalam mengambil keputusan dan mencari solusi dari permasalahan.
Perbedaan cara pandang antara laki-laki sebagai suami dan perempuan sebagai istri seringkali terjadi. Mereka dibesarkan dari keluarga dan budaya serta perlakuaan yang berbeda. Hal itu kemudian membentuk karakter mereka di saat menjalani pernikahan. Pertemuan dua insan dalam satu misi bersama ini tidak pernah berjalan mulus.
Komunikasi yang Baik adalah Kunci
Komunikasi yang baik dan efektif adalah kunci untuk menyatukan. Mendiamkan kemudian masalah menumpuk akan menimbulkan respons yang berlebihan. “Saling mendiamkan sama buruknya dengan saling memaki” (quote dari Ayu Azhari sebagai marriage counselor). Dan saya setuju! Komunikasi dengan pasangan, dengan bahasa lisan maupun bahasa isyarat, secara santun dan beradab, harus terus dilakukan.
Komunikasi yang terus terjalin akan mempermudah pasangan menghadapi gelombang dan badai di dalam rumah tangga. Feeling Ambar yang mencurigai ada orang lain yang masuk dalam kehidupannya secepatnya ia antisipasi. Ambar tunjukkan sikapnya. Gilang merespon dengan sedikit tidak tegas. Dia tahu Ambar cemburu, tapi dia tidak cepat menghindar dari Yuli yang justru telah diputus oleh pacarnya karena kecurigan bahwa Yuli main hati dengan Gilang.
Mereka lebih intense berkomunikasi karna terlibat poyek perbaikan taman di Café milik Kemal (Roy Sungkono), pacarnya Yuli. Tetapi pada akhirnya Yuli mundur teratur dan hancur sendiri karna Gilang menegaskan dan menunjukkan bahwa dia tidak mungkin ke lain hati.
Cobaan adanya orang ketiga menjadi salah satu pengganggu utama di dalam pernikahan. Hal ini akan menjadi bencana, jika seorang suami atau istri yang sudah memiliki komitmen membiarkan perasaanya liar, menyasar orang lain di luar sana.
Suami Istri Punya Peran yang Sama
Ada banyak suami yang tidak seperti Gilang, malah membiarkan perasaan yang seharusnya tak bertuan itu terpupuk subur. Mereka bahkan menjadi pihak yang memulai menggoda. Menebar pesona dan melupakan komitmen dan janji suci yang sudah mereka sepakati bersama adalah jalan menuju jurang yang menghancurkan.
Ambar sepanjang pernikahannya memilih cara untuk selalu membuka komunikasi jika mereka punya masalah. Ada kesan Gilang tidak peduli karna masalah bagi Ambar bukan masalah bagi dia. Tetapi usaha Gilang untuk mempertahankan rumah tangga mereka total justru ketika Ambar sudah berada di puncak kelelahan.
Ambar memutuskan untuk menggugat Gilang ke Pengadilan. Dunia lalu terasa gelap bagi Gilang. Tidak segan dia meminta maaf, menangis, dan merayu istrinya untuk membatalkan keputusan itu. Tidak banyak suami seperti Gilang yang tidak mengedepankan egonya pada titik ini. Permintaan cerai seorang istri malah ia anggap sebagai tantangan dan perendahan yang menghancurkan ego maskulinitas mereka.
Film Noktah Merah Perkawinan yang disutradarai oleh Sabrina Rochelle, yang merupakan adaptasi dari sinetron tahun 1990an dan dibintang oleh Ayu Azhari dan Cok Simbara ini, sukses menyampaikan pesan bahwa memang suami dan istri adalah duo sutradara yang memiliki peran yang sama terbungkus nilai kesalingan di dalam mengarahkan cerita bahtera rumah tangganya. Apakah keluarga menjadi surga atau neraka, terjaga terus atau hilang pupus, mereka berdualah yang menentukan! []