• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Bonus Demografi Indonesia: Bisa Menjadi Peluang sekaligus Tantangan

Masyarakat global kini dihadapkan dengan era keterbukaan yang memerlukan rakyatnya. Terutama kaum muda yang memiliki kecakapan digital, agar dapat mengembangkan diri dan berkontribusi aktif dalam proses pembangunan

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
02/11/2022
in Publik
0
Bonus Demografi Indonesia

Bonus Demografi Indonesia

417
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Merujuk data Bappenas, delapan tahun mendatang jumlah penduduk Indonesia yang berusia produktif mencapai 64% dari total populasi yang hampir mencapai 300 juta jiwa. Dengan kuantitas tersebut, terbilang kita mendapatkan bonus demografi Indonesia ini, karena jumlah usia produktif yang sangat dominan.

Namun di satu sisi hal ini bisa menjadi tantangan jika pemerintah tak cakap memanfaatkan peluang bonus demografi Indonesia. Sebab ketika pendidikan, kesehatan, hingga aspek sosial politik tidak kita maksimalkan, dampak buruk justru akan datang.

Apalagi dengan semakin terbukanya dunia, persaingan kini semakin ketat, dan kompetisi antar individu tak bisa terelakkan. Menilik situasi itu, Indonesia perlu bersiap sebab untuk ukuran global, secara umum kapasitas generasi muda kita masih jauh dari cukup.

Jika melihat laporan United Nations Development Programme (UNDP), peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia masih berada di urutan ke-113 dari 188 negara di dunia. Jauh tertinggal dari negara-negara lain, termasuk di kawasan Asia Tenggara.

Padahal masyarakat global kini berhadapan dengan era keterbukaan yang memerlukan rakyatnya. Terutama kaum muda yang memiliki kecakapan digital, agar dapat mengembangkan diri dan berkontribusi aktif dalam proses pembangunan.

Baca Juga:

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

Two State Solution: Solusi Perdamaian bagi Palestina-Israel atau Tantangan Integritas Nasional Terhadap Pancasila?

PR Indonesia

Sayangnya, Indonesia masih memiliki banyak PR terkait hal ini. Hasil riset prodi kesejahteraan sosial Universitas Padjajaran menunjukkan bahwa ketika masuk masa digitalisasi, kasus kenakalan remaja kita malah kian meningkat, dari tawuran, penggunaaan obat terlarang, hingga pencurian.

Belum lagi soal pornografi dan pelecehan seksual yang mulai dilakukan sejak anak-anak usia SD. Hal ini terjadi karena kurangnya pendampingan dan kurangnya pendidikan seksual yang komprehensif bagi mereka.

Permasalahan kaum muda tersebut jika kita biarkan berlarut-larut ke depannyaa tentu akan memperburuk masa depan bangsa. Terlebih di era sekarang, bila tak menyiapkan generasi muda secara optimal, akan banyak potensi unggul negara tak teroptimalkan.

Lalu, apa saja potensi pemuda yang bisa kita optimalkan?

Tidak hanya jumlah pemuda saja yang kita unggul, organisasi dan komunitas kepemudaan Indonesia juga tumbuh subur. Kita perlu bersyukur tiap sekolah dan kampus mengakomodir kebutuhan para siswanya, bahkan kreativitas baru dan ide-ide segar masih terus bermunculan ketika mereka keluar dari sekolah formal.

Sorong Peduli Sampah

Salah satu komunitas pemuda inspiratif tersebut adalah Sorong Peduli Sampah. Komunitas ini beranggotakan anak-anak muda pecinta alam. Mereka giat mengampanyekan pentingnya kepedulian masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan yang tersebar secara virtual melalui media sosial dengan tagar #genpedulisampah.

Gerakan mereka berdasarkan rasa cinta pada Sorong dengan segala keindahannya. Bertahun-tahun silam, lingkungan di sekitar pemukiman atau di sudut-sudut Kota Sorong bisa kita katakan jauh dari tumpukan sampah. Tetapi, kini kondisi Kota Sorong berbeda. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kota Sorong termasuk salah satu kota paling kotor di Indonesia dengan kategori sedang.

Padahal, Sorong merupakan pintu gerbang yang menghubungkan berbagai penjuru wilayah di Papua Barat. Tak terkecuali berbagai lokasi di Raja Ampat yang merupakan destinasi wisata dunia, dan juga di Papua. Problem tersebut kemudian menggerakkan anak-anak muda tadi untuk melakukan tindakan nyata menyelamatkan lingkungan.

Potensi Generasi Muda

Selain komunitas pemuda yang kian menjamur, potensi anak muda kita lainnya adalah kolektivitas dan kedermawanan yang tinggi. Berdasarkan daftar World Giving Index (WGI) 2022 yang dikeluarkan oleh badan amal Charities Aid Foundation (CAF), Indonesia menempati peringkat tertinggi dengan total skor 68%.

Kebaikan tersebut tentu layak kita apresiasi. Kemudian kita wujudkan dengan berbagai program yang menunjang pembangunan nasional, yang juga kita sertai dengan transparasi dan akuntabilitas tinggi. Sebab, dalam setahun terakhir ternyata kedermawanan kita justru dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggungjawab. Organisasi nirlaba yang harusnya menyalurkan bantuan malah melakukan korupsi dan pihak yang kurang mampu malah menjadi umpan semata.

Melihat potensi-potensi generasi muda tadi, salah satu aspek utama yang perlu kita maksimalkan tentu adalah tingkat literasi dan kepekaan sosial. Dengan generasi penerus yang semakin cerdas dan beretika, tidak hanya akan mendongkrak aktivitas sosial yang masif menebarkan kebaikan secara luas. Tetapi juga menghindarkan anak-anak muda kita dari upaya negatif dari penyebaran hoaks hingga penipuan yang dilakukan pihak tidak bertanggungjawab untuk mengambil untung pribadi sebesar-besarnya.

Proses membangun pemuda lewat peningkatan kapasitas dan emosional tersebut bahkan bisa kita ibaratkan bagai membangun masa depan. Seperti kata Soekarno, “orangtua bisa bermimpi, namun pemuda bisa mengubah dunia.” []

 

 

 

Tags: Bonus DemografiGenerasi MilenialGenerasi ZIndonesiaSorong Peduli Sampah
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Isu Iklim

Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

3 Juli 2025
KB sebagai

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

3 Juli 2025
Poligami atas

Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

3 Juli 2025
Konten Kesedihan

Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

3 Juli 2025
SAK

Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

2 Juli 2025
Wahabi Lingkungan

Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Konten Kesedihan

    Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim
  • Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama
  • Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID