Kamis, 1 Januari 2026
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Banyak Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Banyak Jalankan Fungsi Keulamaan, Namun Minim Pengakuan

    Bencana

    Bencana dan Refleksi 2025: Bagaimana Pemenuhan Akses Informasi Kebencanaan bagi Penyandang Disabilitas?

    ulama perempuan di Indonesia

    Eksistensi Ulama Perempuan di Indonesia Kian Menguat Meski Masih Terpinggirkan

    Akhir Tahun

    Renungan Akhir Tahun: Anak Muda dan Ilusi Kebebasan

    Kekuatan Khas Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Miliki Kekuatan Khas dalam Kepemimpinan Keagamaan

    Pancasila di Kota Salatiga

    Melihat Pancasila di Kota Salatiga

    Ulama Perempuan di Keluarga

    Ulama Perempuan Miliki Peran Kunci di Keluarga dan Ruang Publik

    Toleransi

    Toleransi dan Pluralisme: Mengapa Keduanya Tidak Sama?

    Peran Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Punya Peran Strategis Menyebarkan Islam Moderat

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Banyak Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Banyak Jalankan Fungsi Keulamaan, Namun Minim Pengakuan

    Bencana

    Bencana dan Refleksi 2025: Bagaimana Pemenuhan Akses Informasi Kebencanaan bagi Penyandang Disabilitas?

    ulama perempuan di Indonesia

    Eksistensi Ulama Perempuan di Indonesia Kian Menguat Meski Masih Terpinggirkan

    Akhir Tahun

    Renungan Akhir Tahun: Anak Muda dan Ilusi Kebebasan

    Kekuatan Khas Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Miliki Kekuatan Khas dalam Kepemimpinan Keagamaan

    Pancasila di Kota Salatiga

    Melihat Pancasila di Kota Salatiga

    Ulama Perempuan di Keluarga

    Ulama Perempuan Miliki Peran Kunci di Keluarga dan Ruang Publik

    Toleransi

    Toleransi dan Pluralisme: Mengapa Keduanya Tidak Sama?

    Peran Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Punya Peran Strategis Menyebarkan Islam Moderat

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Ra’ana Liaquat Ali Khan Sang Emansipatoris Awal Dalam Sejarah Pakistan Modern

Secara terbuka ia menyerang sang Jendral karena mengesahkan hukum Islam yang sebenarnya tidak adil bagi  perempuan. Bahkan bertentangan dengan Islam itu sendiri

Ibnu Fikri Ghozali Ibnu Fikri Ghozali
9 Desember 2022
in Figur
0
Ra'ana Liaquat Ali Khan

Ra'ana Liaquat Ali Khan

528
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ada seorang tokoh wanita yang perlu kita perbincangan dalam sejarah negara Pakistan. Namun  hingga saat ini jarang terdengar bahkan hampir terlupakan akan jasanya. Ia adalah istri dari Perdana Menteri Pertama Pakistan yang sempat terbunuh pada tahun 1951, Ra’ana Liaquat Ali Khan. Kehidupannya yang terabaikan oleh segelintir sejarawan Pakistan patut kita kenang. Terutama jasanya dalam membela hak-hak dan kesetaraan atas wanita di negara yang bermayoritaskan muslim itu.

Disebutkan dalam sebuah buku yang berjudul ‘The Begum, a potrait of Ra’ana Liaquat Ali khan: Pakistans’s Pioneering First Lady’ awalnya ia bernama Sheila Irene Pant. Sebelum akhirnya ia memeluk agama Islam. Ra’ana lahir pada 1905 di Almora (sekarang India) dari pasangan Daniel Devidutt Pant dan Annie.

Ia tumbuh dalam keluarga ‘Pant’ dimana keluarga ini memiliki klan tertinggi di kasta Brahmana. Di keluarga itu Ra’ana tumbuh dan besar bersama empat saudara perempuan dan lima saudara laki-lakinya. (Kifayat Academy, 1975, P15)

Dia menerima pendidikan awalnya di Wellesley Girl’s High School, Naintal. Semasa kecilnya, ia sangat aktif dan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolahnya, dia melanjutkan pendidikannya di Isabella Thoburn High School. Ia mampu menamatkan perguruan tingginya di University of Lucknow pada tahun 1927.

Aktif dalam Pergerakan

Keaktifan Ra’ana berlanjut ketika ia mengenyam di Perguruan Tinggi. Hingga suatu saat salah satu Professor berkomentar tentangnya “Di mana dia berada selalu ada kehidupan dan pergerakan darinya, ia adalah siswi yang cerdas yang mampu memberikan kesenangan bagi orang di sekitarnya sekaligus bertanggung jawab.”

Pada tahun 1933 ia pun dipersunting oleh Liaquat Ali Khan, seorang tokoh muslim yang nantinya bakal menjadi pemimpin pertama di negara Pakistan. Di mana penetapan kemerdekannya baru pada 1947. Pada tahun ini juga, ia mendeklarasikan diri untuk masuk ke dalam agama Islam. Sehingga ia mengubah namanya menjadi Ra’ana (Gul-i-Rana). Ia mengubah sesuai nama yang berciri khaskan agamanya saat ini. Bersama suaminya itu ia dikarunia dua seorang anak yang bernama Ashraf dan Akbar. (Ahmed, Khaled 2019)

Setelah wafatnya sang suami  yang saat itu masih menjabat sebagai Perdana Mentri Pakistan pada tahun 1950, ia memulai masuk dalam dunia politik. Dalam partai Pakistan Muslim League, sebuah partai yang pernah diarungi suaminya. Di sanalah ia memulai membicarakan sebuah emansipasi  untuk memajukan kaum wanita di negri yang merdeka pada tahun 1947 tersebut.

Mendirikan APWA

Ia menilai bahwa kehadiran wanita di negaranya bukan isapan jempol semata, hingga akhirnya  ia mendirikan APWA (All Pakistan Women’s Association). Dari kiprah inilah ia mendapat julukan ‘Madar-e-Pakistan’ or ‘Mother of Pakistan’ yang menerima anugerah sebagai tokoh pengembangan wanita dan pemberdayaan wanita.

Karirnya pun mulai moncer saat ia menjadi delegasi wanita muslim pertama di PBB. Ia seolah membuktikan kepada dunia bahwa dia telah menunjukan pandangannya dan membangun persepsinya sebagai wanita modern yang mempunyai tujuan ke depan dalam membangkitkan kaum wanita di Pakistan.

Di dua tahun setelahnya, ia juga ditunjuk sebagai duta besar di Belanda dan menjadikannya sebagai wanita pertama Pakistan yang mampu meraih jabatan penting itu. Hingga akhirnya, ia merapat pada kabinet Zulfikar Ali Bhutto. Ia mendapat amanah untuk memegang Kementrian Keuangan dan Ekonomi, lalu memainkan peran utama dalam pengambilan keputusan terkait ekonomi.

Bahkan muncul dalam sebuah artikel yang Muneeza Shamzie (1982) tulis pada majalah Dawn, terdapat kutipan perkataan Jinnah. Di mana ia membuktikan dan percaya pada peranannya dalam membangkitkan semangat kaum wanita pada tahun 1942. Ketika masa itu terlihat jelas saat kekaisaran Jepang hampir menyerang India. Jinnah memanggil Ra’ana seraya berkata kepadanya “Bersiaplah untuk melatih para wanita. Islam tidak ingin wanita diam dan tidak pernah melihat udara segar.”

Dari peranan inilah, ia mampu membuka kaca mata kaum wanita di Pakistan bahwasanya wanita bukanlah kaum domestik yang hanya bisa jago kandang di kawasannya. Justru dengan peranan Ra’ana ini, sanggup memberikan efek terhadap wanita Pakistan yang sejatinya bisa bersaing di kancah Internasional.

Lantang Menolak Kebijakan Diskriminatif

Bahkan, pada masa pemerintahan Jendral Zia-ul Haq ia wanita yang teriak paling lantang atas penolakannya. Secara terbuka ia menyerang sang Jendral karena mengesahkan hukum Islam yang sebenarnya tidak adil bagi  perempuan. Bahkan bertentangan dengan Islam itu sendiri. Dalam sebuah wawancaranya dengan Afsheen Zubair seorang jurnalis ia menegaskan bahwa

“Ide berdirinya Pakistan di mana di mulainya sangat-sangat berbeda dengan apa yang kita lihat saat ini. Pada waktu itu  tidak ada pertanyaan tentang agama ketika memasuki dunia politik. Setiap orang bebas untuk mengikuti sebagaimana yang mereka sukai, tidak ada yang mengintervensi, itu hanyalah tentang kamu dan Tuhannya.

Dulu ada shiah dan sunni, kita tidak mengetahui yang siapa adalah siapa. Kita hanya bekerja bersama bahkan Quaid Azzam sendiri menyatakan basis Pakistan adalah agama. Namun Pakistan divisualisasikan negara sekuler dan demokratis.”

Dalam sebuah majalah Dawn 1982 terdapat kutipan perkataan Jinnah yang membuktikan bahwa ia percarya akan perannanya dalam membangkitkan semangat kaum wanita pada tahun 1942 ketika terlihat jelas saat kekaisaran Jepang hampir menyerang India, Jinnah memanggil Ra’ana Liaquat Ali Khan seraya berkata kepadanya “ Bersiaplah untuk melatih para wanita. Islam tidak ingin wanita diam dan tidak pernah melihat udara segar ”

Hingga akhir hayatnya, Ra’ana Liaquat Ali Khan banyak mendapatkan anugerah di berbagai bidang, selain ia mendapatkan julukan ‘Mother of Pakistan’ ia juga mendapatkan pengakuan atas perjuangan seumur hidupnya untuk hak-hak perempuan oleh PBB pada tahun 1978.

Selain itu, ia juga mendapatkan ‘Women of the World’ pada tahun 1965 yang dipilih oleh Asosiasi wanita Turki, Ankara, dan Vavaliera di Gran Croce (Italia). Dari ialah semangat yang sama yang mampu melahirkan wanita tangguh seperti Benazhir Bhutto di negara Pakistan. []

 

Tags: duniaKepemimpinan PerempuanPakistanRa'ana Liaquat Ali Khansejarah
Ibnu Fikri Ghozali

Ibnu Fikri Ghozali

Saat ini sedang menempuh pendidikan Pascasarjana di Prince of Songkla University, Thailand.

Terkait Posts

Ratu Saba'
Figur

Ratu Saba’ dan Seni Memimpin ala Perempuan

24 Desember 2025
Catatan Kaki
Personal

Perempuan Bukan ‘Catatan Kaki’ dalam Kehidupan

20 Desember 2025
Keulamaan Perempuan dalam
Publik

Jejak Panjang Keulamaan Perempuan dalam Sejarah Islam

20 Desember 2025
Kepemimpinan Perempuan
Publik

Kepemimpinan Perempuan Mengakar dalam Sejarah Indonesia

19 Desember 2025
Halaqah Kubra di UIN
Aktual

KUPI Gelar Halaqah Kubra, Rektor UIN Sunan Kalijaga Soroti Data Partisipasi Perempuan di Dunia Islam

12 Desember 2025
Namaku Alam
Buku

Derita Kolektif Perempuan dalam Novel Namaku Alam

6 Desember 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pancasila di Kota Salatiga

    Melihat Pancasila di Kota Salatiga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan Miliki Kekuatan Khas dalam Kepemimpinan Keagamaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Renungan Akhir Tahun: Anak Muda dan Ilusi Kebebasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Toleransi dan Pluralisme: Mengapa Keduanya Tidak Sama?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan Miliki Peran Kunci di Keluarga dan Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ulama Perempuan Banyak Jalankan Fungsi Keulamaan, Namun Minim Pengakuan
  • Bencana dan Refleksi 2025: Bagaimana Pemenuhan Akses Informasi Kebencanaan bagi Penyandang Disabilitas?
  • Eksistensi Ulama Perempuan di Indonesia Kian Menguat Meski Masih Terpinggirkan
  • Renungan Akhir Tahun: Anak Muda dan Ilusi Kebebasan
  • Ulama Perempuan Miliki Kekuatan Khas dalam Kepemimpinan Keagamaan

Komentar Terbaru

  • dul pada Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan
  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Account
  • Home
  • Khazanah
  • Kirim Tulisan
  • Kolom Buya Husein
  • Kontributor
  • Monumen
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Rujukan
  • Tentang Mubadalah
  • Zawiyah
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID