• Login
  • Register
Sabtu, 4 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Ra’ana Liaquat Ali Khan Sang Emansipatoris Awal Dalam Sejarah Pakistan Modern

Secara terbuka ia menyerang sang Jendral karena mengesahkan hukum Islam yang sebenarnya tidak adil bagi  perempuan. Bahkan bertentangan dengan Islam itu sendiri

Ibnu Fikri Ghozali Ibnu Fikri Ghozali
09/12/2022
in Figur
0
Ra'ana Liaquat Ali Khan

Ra'ana Liaquat Ali Khan

476
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ada seorang tokoh wanita yang perlu kita perbincangan dalam sejarah negara Pakistan. Namun  hingga saat ini jarang terdengar bahkan hampir terlupakan akan jasanya. Ia adalah istri dari Perdana Menteri Pertama Pakistan yang sempat terbunuh pada tahun 1951, Ra’ana Liaquat Ali Khan. Kehidupannya yang terabaikan oleh segelintir sejarawan Pakistan patut kita kenang. Terutama jasanya dalam membela hak-hak dan kesetaraan atas wanita di negara yang bermayoritaskan muslim itu.

Disebutkan dalam sebuah buku yang berjudul ‘The Begum, a potrait of Ra’ana Liaquat Ali khan: Pakistans’s Pioneering First Lady’ awalnya ia bernama Sheila Irene Pant. Sebelum akhirnya ia memeluk agama Islam. Ra’ana lahir pada 1905 di Almora (sekarang India) dari pasangan Daniel Devidutt Pant dan Annie.

Ia tumbuh dalam keluarga ‘Pant’ dimana keluarga ini memiliki klan tertinggi di kasta Brahmana. Di keluarga itu Ra’ana tumbuh dan besar bersama empat saudara perempuan dan lima saudara laki-lakinya. (Kifayat Academy, 1975, P15)

Dia menerima pendidikan awalnya di Wellesley Girl’s High School, Naintal. Semasa kecilnya, ia sangat aktif dan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolahnya, dia melanjutkan pendidikannya di Isabella Thoburn High School. Ia mampu menamatkan perguruan tingginya di University of Lucknow pada tahun 1927.

Daftar Isi

    • Aktif dalam Pergerakan
  • Baca Juga:
  • Sejarah Peradaban Manusia Menjadi Sejarah yang Tidak Manusiawi Bagi Perempuan
  • Nailah binti al-Farafishah, Istri Utsman yang Cerdas dan Pandai Bersyair
  • RIP Paus Emeritus Benedictus XVI dan Dialog Mubadalah antar Agama-agama
  • Mengenal Rumah Tangga Khadijah Sebelum dengan Baginda Nabi
    • Mendirikan APWA
    • Lantang Menolak Kebijakan Diskriminatif

Aktif dalam Pergerakan

Keaktifan Ra’ana berlanjut ketika ia mengenyam di Perguruan Tinggi. Hingga suatu saat salah satu Professor berkomentar tentangnya “Di mana dia berada selalu ada kehidupan dan pergerakan darinya, ia adalah siswi yang cerdas yang mampu memberikan kesenangan bagi orang di sekitarnya sekaligus bertanggung jawab.”

Baca Juga:

Sejarah Peradaban Manusia Menjadi Sejarah yang Tidak Manusiawi Bagi Perempuan

Nailah binti al-Farafishah, Istri Utsman yang Cerdas dan Pandai Bersyair

RIP Paus Emeritus Benedictus XVI dan Dialog Mubadalah antar Agama-agama

Mengenal Rumah Tangga Khadijah Sebelum dengan Baginda Nabi

Pada tahun 1933 ia pun dipersunting oleh Liaquat Ali Khan, seorang tokoh muslim yang nantinya bakal menjadi pemimpin pertama di negara Pakistan. Di mana penetapan kemerdekannya baru pada 1947. Pada tahun ini juga, ia mendeklarasikan diri untuk masuk ke dalam agama Islam. Sehingga ia mengubah namanya menjadi Ra’ana (Gul-i-Rana). Ia mengubah sesuai nama yang berciri khaskan agamanya saat ini. Bersama suaminya itu ia dikarunia dua seorang anak yang bernama Ashraf dan Akbar. (Ahmed, Khaled 2019)

Setelah wafatnya sang suami  yang saat itu masih menjabat sebagai Perdana Mentri Pakistan pada tahun 1950, ia memulai masuk dalam dunia politik. Dalam partai Pakistan Muslim League, sebuah partai yang pernah diarungi suaminya. Di sanalah ia memulai membicarakan sebuah emansipasi  untuk memajukan kaum wanita di negri yang merdeka pada tahun 1947 tersebut.

Mendirikan APWA

Ia menilai bahwa kehadiran wanita di negaranya bukan isapan jempol semata, hingga akhirnya  ia mendirikan APWA (All Pakistan Women’s Association). Dari kiprah inilah ia mendapat julukan ‘Madar-e-Pakistan’ or ‘Mother of Pakistan’ yang menerima anugerah sebagai tokoh pengembangan wanita dan pemberdayaan wanita.

Karirnya pun mulai moncer saat ia menjadi delegasi wanita muslim pertama di PBB. Ia seolah membuktikan kepada dunia bahwa dia telah menunjukan pandangannya dan membangun persepsinya sebagai wanita modern yang mempunyai tujuan ke depan dalam membangkitkan kaum wanita di Pakistan.

Di dua tahun setelahnya, ia juga ditunjuk sebagai duta besar di Belanda dan menjadikannya sebagai wanita pertama Pakistan yang mampu meraih jabatan penting itu. Hingga akhirnya, ia merapat pada kabinet Zulfikar Ali Bhutto. Ia mendapat amanah untuk memegang Kementrian Keuangan dan Ekonomi, lalu memainkan peran utama dalam pengambilan keputusan terkait ekonomi.

Bahkan muncul dalam sebuah artikel yang Muneeza Shamzie (1982) tulis pada majalah Dawn, terdapat kutipan perkataan Jinnah. Di mana ia membuktikan dan percaya pada peranannya dalam membangkitkan semangat kaum wanita pada tahun 1942. Ketika masa itu terlihat jelas saat kekaisaran Jepang hampir menyerang India. Jinnah memanggil Ra’ana seraya berkata kepadanya “Bersiaplah untuk melatih para wanita. Islam tidak ingin wanita diam dan tidak pernah melihat udara segar.”

Dari peranan inilah, ia mampu membuka kaca mata kaum wanita di Pakistan bahwasanya wanita bukanlah kaum domestik yang hanya bisa jago kandang di kawasannya. Justru dengan peranan Ra’ana ini, sanggup memberikan efek terhadap wanita Pakistan yang sejatinya bisa bersaing di kancah Internasional.

Lantang Menolak Kebijakan Diskriminatif

Bahkan, pada masa pemerintahan Jendral Zia-ul Haq ia wanita yang teriak paling lantang atas penolakannya. Secara terbuka ia menyerang sang Jendral karena mengesahkan hukum Islam yang sebenarnya tidak adil bagi  perempuan. Bahkan bertentangan dengan Islam itu sendiri. Dalam sebuah wawancaranya dengan Afsheen Zubair seorang jurnalis ia menegaskan bahwa

“Ide berdirinya Pakistan di mana di mulainya sangat-sangat berbeda dengan apa yang kita lihat saat ini. Pada waktu itu  tidak ada pertanyaan tentang agama ketika memasuki dunia politik. Setiap orang bebas untuk mengikuti sebagaimana yang mereka sukai, tidak ada yang mengintervensi, itu hanyalah tentang kamu dan Tuhannya.

Dulu ada shiah dan sunni, kita tidak mengetahui yang siapa adalah siapa. Kita hanya bekerja bersama bahkan Quaid Azzam sendiri menyatakan basis Pakistan adalah agama. Namun Pakistan divisualisasikan negara sekuler dan demokratis.”

Dalam sebuah majalah Dawn 1982 terdapat kutipan perkataan Jinnah yang membuktikan bahwa ia percarya akan perannanya dalam membangkitkan semangat kaum wanita pada tahun 1942 ketika terlihat jelas saat kekaisaran Jepang hampir menyerang India, Jinnah memanggil Ra’ana Liaquat Ali Khan seraya berkata kepadanya “ Bersiaplah untuk melatih para wanita. Islam tidak ingin wanita diam dan tidak pernah melihat udara segar ”

Hingga akhir hayatnya, Ra’ana Liaquat Ali Khan banyak mendapatkan anugerah di berbagai bidang, selain ia mendapatkan julukan ‘Mother of Pakistan’ ia juga mendapatkan pengakuan atas perjuangan seumur hidupnya untuk hak-hak perempuan oleh PBB pada tahun 1978.

Selain itu, ia juga mendapatkan ‘Women of the World’ pada tahun 1965 yang dipilih oleh Asosiasi wanita Turki, Ankara, dan Vavaliera di Gran Croce (Italia). Dari ialah semangat yang sama yang mampu melahirkan wanita tangguh seperti Benazhir Bhutto di negara Pakistan. []

 

Tags: duniaKepemimpinan PerempuanPakistanRa'ana Liaquat Ali Khansejarah
Ibnu Fikri Ghozali

Ibnu Fikri Ghozali

Mahasiswa International Islamic University, Islamabad. Aktivis PCINU Pakistan

Terkait Posts

Mufassir Perempuan

Mufassir Perempuan dalam Khazanah Keilmuan

26 Januari 2023
Laksamana Malahayati

Laksamana Malahayati : Ketika Cita-Cita Anak Perempuan Mendapat Dukungan

24 Januari 2023
Mengenal Sosok S,K. Trimurti

Mengenal Sosok S.K. Trimurti: Perempuan Berpena Tajam

13 Januari 2023
Pemikiran Qasim Amin

Pemikiran Qasim Amin dan Gagasan Tahrir Al-Mar’ah Untuk Pendidikan Kesetaraan Gender

11 Januari 2023
Lubna al-Qurtubi

Lubna al-Qurtubi : Budak Perempuan Pejuang Literasi

10 Januari 2023
Nyai Masriyah Amva

Mengenal Nyai Masriyah Amva: Latar Belakang Pendidikan dan Keluarga

9 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Satu Abad NU

    Satu Abad NU:  NU dan Kebangkitan Kaum Perempuan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab Menurut Para Ahli
  • 5 Penyebab Su’ul Khatimah yang Dilalaikan
  • Kisah Saat Perempuan Berbicara dan Berpendapat di Depan Nabi Saw
  • Gaya Hidup Minimalis Dimulai dari Meminimalisir Pakaian
  • Kisah Anak Perempuan yang Nabi Muhammad Saw Hormati

Komentar Terbaru

  • Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan pada Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola
  • 5 Konsep Pemakaman Muslim Indonesia pada Cerita Singkat Kartini Kendeng dan Pelestarian Lingkungan
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama pada Relasi Mubadalah: Muslim dengan Umat Berbeda Agama Part I
  • Urgensi Pencegahan Ekstrimisme Budaya Momshaming - Mubadalah pada RAN PE dan Penanggulangan Ekstrimisme di Masa Pandemi
  • Antara Ungkapan Perancis La Femme Fatale dan Mubadalah - Mubadalah pada Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist