Mubadalah.id – Bagaimana luas dalam beragama? Mereka yang suka melarang dan menyalahkan orang lain adalah mereka yang pikirannya sempit dan picik. Orang yang berpikiran sempit adalah orang yang pengetahuannya sedikit dan tidak mendalam. (Baca: Apa Manfaat Toleransi Jika Diajarkan Sejak Dini?)
Dia hanya tahu satu jalan di antara beribu jalan. Dia juga melihat sesuatu hanya dari kulitnya.
Orang picik adalah orang yang tidak mampu menempatkan dirinya dalam posisi orang lain. Dia terlalu berpikiran sempit tapi merasa kalau dirinya yang paling pintar dan paling benar. (Baca: Refleksi Isra’ Mi’raj : Kebenaran Tetaplah Kebenaran)
Orang semacam itu tidak patut menjadi pemimpin, karena akan sering marah-marah, mengambil kebijakan yang kaku dan mengantarkan masyarakat hidup dalam kesulitan dan terus mundur ke belakang. (Baca: Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga)
Nabi saw bersabda:
يسروا ولا تعسروا بشروا ولا تنفروا
“Permudahlah urusan orang, jangan mempersulit. Gembirakan mereka dan jangan membuat mereka pergi lari dan membenci”. (Baca: Islam Mengkritik Tradisi Jahiliah yang Membenci Anak Perempuan)
“إِنَّ الدِّينَ يُسْر، وَلَنْ يشادَّ الدينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ، فسَدِّدوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا،
“Agama itu mudah/luas. Siapapun yang mempersulit dan membuatnya berat akan ditinggalkan. Luruslah, carilah alternatif yang memudahkan dan menyenangkan”.
Beliau juga mengatakan: “Agama yang paling dicintai Allah adalah agama yang moderat dan toleran”.[]