Mubadalah.id – Sebagai umat Islam, Nabi Muhammad Saw, kita kenal sebagai sosok nabi yang sangat menyayangi anak – anak, baik laki-laki maupun perempuan. Nabi Saw memperlihatkan kasih sayang kepada anak-anak di hadapan para sahabat, sebagai teladan dan pelajaran.
Nabi Muhammad Saw mempercepat shalat ketika mendengar tangis bayi dari saf jamaah perempuan agar si bayi segera memperoleh ketenangan (Shahih al-Bukhari, no. 712).
Bahkan Nabi Saw juga memuji seorang ibu yang membelah satu kurma menjadi dua untuk kedua putrinya, dan menyatakan bahwa kedua putrinya bisa menjadi jalan baginya terbebas dari siksa neraka (Shahih al-Bukhari, no. 1439).
Dari Aisyah r.a berkata: Ada seorang perempuan yang masuk ke rumahnya bersama kedua putrinya. Ia meminta sesuatu, tetapi aku tidak memiliki apa pun kecuali satu buah kurma. Aku berikan kurma itu kepadanya, dan ia belah kurma itu menjadi dua, dibagikan masing-masing ke kedua putrinya.
Ia sendiri tidak memakan kurma tersebut. Ketika dia beranjak pergi (dari rumahku), lalu datang Nabi Saw masuk (ke rumah) kami, aku ceritakan kisah perempuan tersebut.
Lalu Nabi Saw berkata, “Barang siapa yang bersedia mengurus anak-anak perempuan ini. Maka mereka akan menjadi perisai (yang membebaskannya) dari api neraka.” (Shahih al-Bukhari, no. 1439).
Nabi Saw Mengasuh Anak Perempuan
Cucu perempuan Nabi Saw bernama Umamah bint Abu al-‘Ash r.a., putri dari Zainab bint Rasulullah Saw juga sering diasuh Nabi Saw.
Ia sering Nabi Saw ajak main, pangku, gendong, bahkan Beliau bawa ke masjid untuk shalat. Beberapa catatan Hadis menyebutkan bahwa Nabi Saw pernah shalat dengan tetap menggendong Umamah bint Abu al-‘Ash r.a.
Ketika beliau sujud, Umamah Nabi Saw letakkan terlebih dahulu dan ketika mau berdiri Beliau gendong lagi. (Shahih al-Bukhari, no. 515: Shahih Muslilm, no. 1240).
Dari Abu Qatadah al-Anshari bahwa Rasulullah Saw shalat dengan menggendong Umamah bint Zainab bint Rasulullah Saw putri dari Abu al-Ash bin Rabi’ah bin Abd Syams. Jika mau sujud, beliau meletakkannya (di lantai), dan jika berdiri, beliau menggendongnya kembali. (Shahih al-Bukhari, no. 515). []