• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Kehangatan di Pura bersama Perempuan Hindu

Semakin banyak dialog semakin mengurangi asumsi, sehingga penyerangan terhadap kelompok rentan tidak akan terjadi

mahdiyaazzahra mahdiyaazzahra
31/08/2023
in Pernak-pernik
0
Perempuan Hindu

Perempuan Hindu

756
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa waktu lalu, saya mengunjungi Pura di Pekanbaru untuk bertemu pemeluk agama Hindu. Di sana Ibu Dewi sudah menyambut kami, perempuan Hindu yang tergabung dalam WHDI (Wanita Hindu Dharma Indonesia).

Kami memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kami ke sana. Kami sampaikan bahwa kami ingin berdialog agar kami saling mengenal. Jujur saja, meski sudah lama hidup berdampingan namun saya sendiri belum tahu tentang agama Hindu.

Saya ingin mengenal lebih dalam agar saya tidak terjebak pada asumsi-asumsi yang tidak pernah saya ketahui kebenarannya. Juga asumsi yang tidak pernah saya konfirmasi langsung kepada pemeluk Agama Hindu.

Dialog antar agama itu sangat penting, karena kerap kali kita memandang mereka sebagaimana yang kita dengar. Lalu kita menyalahkan apa yang mereka lakukan hanya karena tidak memahami kebenarannya. Padahal saya percaya bahwa semua manusia menyembah Tuhan yang sama yaitu Tuhan yang Esa.

Kami berkunjung ke sana bersama teman yang beragama Kristen Protestan. Dengan demikian terdapat 3 agama dalam dialog ini. Saya juga belajar banyak dari teman perempuan Hindu tentang bagaimana mereka hidup dalam bermasyarakat.

Baca Juga:

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

Setelah berbincang sedikit, beliau menceritakan bahwa sejak kecil sudah terbiasa hidup berdampingan dengan umat Islam. Ya, sebagai umat Hindu yang tinggal di Sumatra, umat Hindu bisa dihitung jari.

Mereka banyak tahu tentang Islam karena terlibat langsung dalam bermasyarakat. Lalu pembicaraan berpindah tentang agama Hindu.

Tuhan Umat Hindu

Mereka menjelaskan bahwa mereka menyembah Tuhan Yang Esa. Mereka menyebutnya Sang Hyang Widi. Tak seperti yang diduga banyak orang selama ini. Saya dan banyak orang lain berpikir bahwa Tuhannya umat Hindu adalah dewa-dewa yang sangat banyak jumlahnya. Mereka menjelaskan bahwa dewa-dewa itu seperti malaikat dalam Islam. Dewa adalah perpanjangan tangan Tuhan.

Ritual Ibadah Agama Hindu

Umat agama Hindu melaksanakan ibadah tiga kali sehari, pelaksanaannya bergantung pada pergantian waktu. Hal ini sama seperti ritual salat dalam Islam yang dilaksanakan berdasarkan pergantian waktu. Bedanya Islam melaksanakan dalam 5 waktu, dan Hindu melaksanakannya dalam 3 waktu. Mereka juga melaksanakan ibadah sunnah ketika malam dan Subuh.

Mencari Persamaan Bukan Perbedaan

Dialog dengan umat lain memberikan pemahaman dan perspektif baru bagi saya. Semula saya terkungkung dalam asumsi dan dugaan yang tidak saya ketahui kebenarannya. Namun kali ini saya mengetahui bahwa asumi saya salah.

Seringkali kita terjebak dalam pemikiran bahwa keyakinan orang lain itu salah. Meski dalam beragama kita harus yakin bahwa agama yang kita pilih adalah agama yang paling benar. Namun dalam kehidupan yang plural dan toleran kita tak boleh menyalahkan pilihan orang lain.

Karena bahkan apa yang kita salahkan selama ini ternyata hanya asumsi kita saja. Jika Nabi Muhammad SAW saja hidup berdampingan dengan non muslim, kenapa kita tidak?

Dialog dengan non muslim, dalam hal ini umat Hindu akan membuat kita memahami apa yang mereka yakini sehingga kita bisa berhenti berasumsi. Dengan berdialog kita akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman baru, sehingga setelah dialog tidak ada lagi penyerangan, dan penghakiman sepihak terhadap kelompok minoritas.

Bukankah Islam sendiri adalah minoritas di Barat sana? Jika kita tidak ingin saudara seiman kita di Barat sana dipinggirkan, kenapa kita sebagai mayoritas di Indonesia justru meminggirkan mereka? Semakin banyak dialog semakin mengurangi asumsi, sehingga penyerangan terhadap kelompok rentan tidak akan terjadi. Semoga. []

 

Tags: agamaHInduIndonesiaislamkeberagamanKerukunantoleransi
mahdiyaazzahra

mahdiyaazzahra

Mompreneur. Soap maker. Zerowasterian. Pesantren Digital Rafiqutthullab. Bisa disapa di instagram @mahdiyaazzahro

Terkait Posts

Anda Korban KDRT

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

7 Juni 2025
KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID