• Login
  • Register
Selasa, 28 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Bagaimana Beribadah dengan Menghadirkan Tuhan?

Kehadiran Tuhan merupakan cara paling efektif untuk mengontrol dan mengendalikan pikiran, ucapan dan tingkah laku manusia agar tidak terjerumus ke dalam dosa dan melanggar aturan-aturan kehidupan bersama.

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
13/06/2021
in Hikmah
0
Rubaiyyat

Rubaiyyat

79
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ibadah berarti ‘penghambaan diri kepada Tuhan’. Ia pada dasarnya meliputi seluruh aktifitas manusia baik lahir maupun batin, individual maupun sosial. Ibadah itu untuk siapa? Ketika Tuhan mengatakan: “Aku tidak menjadikan jin dan manusia selain untuk beribadah kepada-Ku” (Qs. Al-Dzâriyat [51]:56), maka sejatinya sama sekali bukan dalam rangka kepentingan Tuhan. Dia tetaplah Dia Yang Kuasa, Yang Maha Besar, tidak berkurang atau berlebih, meski sejuta orang mengingkari-Nya atau memuja-Nya.

Tuhan tidak membutuhkan pembelaan dari siapapun. Ketika Nabi bersedih hati lantaran masyarakatnya tidak mengikuti ajakannya, Tuhanpun menegurnya: “Janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang yang ingin menjadi kafir. Sesungguhnya mereka sama sekali tidak dapat melukai Tuhan. (Qs. Ali Imran [3]: 176).

Sebuah Hadits Qudsi menyebutkan: “Andaikata seluruh manusia dan jin sejak zaman awal sampai zaman akhir sepakat bertaqwa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh dan tulus, niscaya tidak akan semakin menambah kebesaran Dia.

Dan andaikata seluruh manusia dan jin dari dulu sampai nanti sepakat mendurhakai Tuhan, niscaya mereka tidak akan mengurangi sedikitpun kebesaran-Nya”. (H.R. Muslim dalam Arba’în al-Nawâwî). Dengan demikian, ibadah pastilah untuk kepentingan dan kebahagiaan manusia itu sendiri baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.

Ibadah personal (mahdhah), yakni yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, seperti shalat, puasa, zakat, membaca al-Qur’ân, dzikir, i’tikaf, berdo’a, istighatsah dan ritus-ritus personal lain kesemuanya ingin mengajarkan makna kehadiran Tuhan dalam hati, pikiran dan tindakan manusia. Inilah makna paling essensial dari seluruh ibadah kepada Tuhan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia
  • Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama
  • Q & A: Apa Batasan Sakit yang Membolehkan Tidak Puasa di Bulan Ramadan?

Baca Juga:

Islam Pada Awalnya Asing

Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama

Q & A: Apa Batasan Sakit yang Membolehkan Tidak Puasa di Bulan Ramadan?

Kehadiran Tuhan merupakan cara paling efektif untuk mengontrol dan mengendalikan pikiran, ucapan dan tingkah laku manusia agar tidak terjerumus ke dalam dosa dan melanggar aturan-aturan kehidupan bersama. Tuhan memang menyebut manusia sebagai ciptaan-Nya yang paling baik dan pada dasarnya adalah suci.

Namun manusia juga makhluk yang lemah dan bodoh. Ia mudah tergoda dan tergelincir ke dalam perbuatan-perbuatan dosa, merugikan atau menzalimi orang lain. Manusia mudah tertarik pada (atau tertipu oleh) kesenangan-kesenangan duniawi (hedonistik); menumpuk harta benda, anak-anak, jabatan, seks, kebanggaan pada golongan, keturunan, tanah air, dan sebagainya. Ini mungkin saja sangat wajar dan sangat manusiawi.

Akan tetapi meski begitu, disadari atau tidak, hal-hal tersebut seringkali menipu, memperdaya, menindas dan membuat malapelaka bagi orang lain. Oleh karena itu, ritus-ritus agama merupakan cara untuk menyadarkan dan mengendalikan kecenderungan destruktif tersebut agar mereka kembali kepada kesuciannya. Melalui agama dan ritus-ritus personalnya itu seharusnya manusia selalu sadar bahwa semua perbuatan negatif ini pada akhirnya pasti melahirkan malapetaka dan kehancuran, bukan saja terhadap orang lain melainkan juga terhadap dirinya sendiri. Kelak Tuhan akan membalasnya secara setimpal. []

Tags: HikmahibadahislamKajian FiqihKebijaksanaankehidupanKH Husein MuhammadmanusiaSyariat IslamTuhan
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Imam Malik

Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

28 Maret 2023
Flexing Ibadah

Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

28 Maret 2023
Prinsip Hidup Bersama

Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

27 Maret 2023
kehidupan bersama

Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama

27 Maret 2023
Batasan Sakit yang Membolehkan tidak Puasa

Q & A: Apa Batasan Sakit yang Membolehkan Tidak Puasa di Bulan Ramadan?

27 Maret 2023
Konstitusi

Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

25 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tradisi di Bulan Ramadan

    Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Pinatih: Sosok Ulama Perempuan Perekat Kerukunan Antarumat di Gresik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist